29. Mengejar Zahra

151 9 0
                                    

Masa lalu adalah sebuah pendewasaan untuk diri kita. Tak akan ada manfaatnya jika kita terus meratapi apa yang sudah terjadi. Hidup ini terlalu singkat, maka jangan dipersingkat lagi dengan memikirkan hal hal yang tidak bermanfaat.

Jadikan setiap waktu kita untuk berbuat baik. Saat kita sudah memutuskan untuk berhijrah maka kita tidak boleh ragu dalam melangkah.

Begitu pula dengan hijrah cinta. Kita harus berani keluar dari zona nyaman yang tidak aman. Jangan terus terusan terperangkap didalamnya.

Semua orang berhak untuk mendapatkan kesempatan. Satu dosa yang sulit untuk Allah ampuni ialah dosa syirik. Oleh karena itu Allah tidak suka jika kita mendua dengan menyekutukannya. So hijrahlah, selagi masih bisa bernafas dengan lancar.

Zahra sama sekali nggak menyangka dengan takdir yang saat ini menimpanya. Kini dia tengah melewati rintangan cinta yang lebih besar disaat dia mulai merasa jatuh cinta dengan Ilham.

Ya tanpa Zahra sadari, kini ia sudah benar benar jatuh cinta pada suaminya itu. Hatinya sangat cemburu dan tidak suka jika Ilham masih punya hubungan dengan wanita yang ada dimasa lalunya itu.

Drt drt drt

Sudah berkali kali ponsel Zahra bergetar. Ia tak menggubrisnya. Zahra sudah tau kalau yang menelponnya akhir akhir ini itu Doni.

"Kenapa sih gue harus ngalamin nasib percintaan yang rumit kayak benang kusut?" Zahra memeluk boneka beruang besar kesayangannya.

Zahra hanya melirik ponselnya, tanpa berniat untuk mengangkatnya.

"Nyesel gue pernah kepo-in elo. Sekarang udah terbongkar semua penyamaran gue..."Zahra menghentikan ocehannya saat mendengar suara ketukan pintu.

Ilham, itu pasti Ilham suaminya yang ia tunggu tunggu kehadiran nya sejak tadi. Ingin rasanya Zahra memeluk ilham seerat eratnya tanpa mau melepasnya. Lupakan masa lalu masing masing dan ciptakan sejarah baru dalam rumah tangga ini.

Seketika Zahra langsung beranjak dari kasur dan segera membuka pintu.

Cklek!

Dibukanya pintu dengan penuh semangat. Zahra hampir saja menabrak tubuh pria yang berdiri di depannya.

Zahra menelan salivanya, melihat pria yang ada di depannya mengulum senyum berbinar.

"Doni?"

Lidah Zahra kelu, dia tak tahu harus bicara apa saat melihat seorang pria yang dulu amat ia cintai. Tapi sekrang tak lagi sama.

"Aku kangen banget Ra sama kamu" ujar Doni dengan mata berkaca kaca.

Disisi lain, Ilham tengah menunggu kedatangan Zidan yang sekarang menjadi sahabatnya. Sedari tadi Ilham terus menatap jalanan, sesekali ia melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Ilham dan Zidan sudah berniat untuk menemui orang tua Aisyah. Ilham ingin menjelaskan semuanya, kalau sebenarnya ia sudah tak punya perasaan apa apa lagi sama putrinya.

Dari ujung jalanan yang tak jauh dari tempat Ilham menunggu, sudah terlihat batang hidung Zidan.

"Lama banget dan,"

"Iya iya sorry, tadi gue di suruh nganter nyokap dulu ke toko." Jelas Zidan.

"Ya sudah, kalau gitu kita langsung berangkat saja. Tau rumah sakitnya kan?" Ilham sudah bersiap untuk naik ke atas motor.

"Iya" jawab Zidan.

Sementara disisi lain. Semesta seolah sedang bercanda. Zahra merasa Tuhan sedang menyadarkan mantan kekasihnya, atau tuhan sedang mengujinya lagi? Entahlah, rasanya terlalu banyak yang berubah. Mantan kekasihnya datang lagi dengan penyesalan. Katanya, semua orang bisa saja salah dan semua orang boleh meminta kesempatan lagi. Zahra ingin tersenyun waktu mendengar penuturan itu, tapi dia urungkan. Zahra takut air mata palsu itu semakin membanjir dan kebohongan semakin mengalir. Entahlah, Zahra tidak tahu apakah penyesalannya itu sungguh sungguh atau hanya bentuk kesepian sebab Doni ternyata tidak menemukan yang baik.

Jatuh Dan Cinta [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang