Oeeee... oeeee...
Tangis bayi mungil itu menggema di rumah ilham dan zahra.
Syut,,
syut,,,
syut,,
Ilham berusaha untuk menenangkan nisa sambil menepuk nepuknya pelan, tapi tangis nisa tak kunjung reda."Sabar ya sayang, bunda lagi mandi" ujar ilham
"Tuh liat burungnya pada terbang, 'Hai burung, kamu terbang terus emang gk capek ya' "ujar ilham dengan membuat buat suaranya agar terdengar seperti anak kecil.
Zahra baru keluar dari kamar mandi, langsung menghampiri buah hatinya yang sensitif itu.
"Uluh uluh, baru ditinggal mandi sudah kangen aja sama bunda" zahra mengambil alih bayinya dari gendongan ilham.
Ia menimang nimang anaknya itu. "Loh basah, kamu ngompol nak. Pantesan nangis terus." Zahra membaringkan anaknya untuk nengganti popoknya.
"Yaaah, basah ini" ilham menjinjing kaosnya yang basah.
"Hhahahah, ganti yang baru kalau gitu" jawab zahra.
"Dasar anak ayah yang satu ini" ilham mencuil pipi anaknya sebentar sebelum akhirnya pergi ke kamar mandi.
Kini gantian ilham yang mencuci semua pakaian. Jika dulu zahra yang mencuci semua baju kotor ilham, sekarang sangat tidak memungkinkan jika zahra yang harus mencucinya.
Usai mencuci dan menjemur pakaian. Ilham kembali kedalam kamar.
"Sayang, kamu belum masak?" Tanya ilham diambang pintu
"Astaghfirullah, iya maaf ya sayang. Soalnya dari tadi aku sibuk ngurus nisa, ini aja dia baru tidur. Ya udah aku masakin sekarang ya"
"Udah udah, nggak usah. Biar aku aja. Kamu disitu temenin nisa." Ilham berlalu menuju ke dapur.
Sesampainya di dapur ia membuka kulkas, di dalamnya terdapat wortel, kol, tempe, seledri dll. Ilham berinisiatif untuk membuat sayur sop dan tempe goreng.
Tak butuh waktu lama untuk ilham memasak itu semua. Kini semua masakannya sudah siap untuk dimakan.
Ilham memanggil istrinya untuk ikut makan bersamanya.
"Makan dulu ya" ilham mengambilkan nasi untuk zahra.
"Eemmmm" zahra menyuapkan satu sendok kedalam mulut nya.
"Enak banget. Makin sayang deh aku" goda zahra
"Bisa aja.." ilham tersenyum.
Usai makan zahra dan ilham, duduk di ruang keluarga. Mereka tengah me time sebelum nanti ada si nisa yang menganggunya. Ilham menidurkan kepalanya ke paha zahra yang ia jadikan sebagai bantal. Zahra memainkan rambut hitam ilham.
"Sayang, kamu nggak ada rencana bikin adek gitu buat nisa ??" Ilham berkata ceplas ceplos tanpa memikirkan bagaimana raut muka zahra sekarang.
Puuk.
"Aduh, kok di tabok sih. Sakit tau" ujar ilham"Ya abisnya kamu main ceplos aja bicaranya. Kita baru punya nisa itu dua minggu yang lalu loh. Jangan ngaco deh"
"Loh, siapa yang ngaco sih. Orang aku tanya serius"
"Emang kamu pinginya punya berapa?" Tanya ilham lagi.
"Sedikasihnya Allah" jawab zahra.
"Yakin?? Ya udah kalau gitu. Ayo!" Ilham bangkit dari posisi nya
Zahra mencelos
"Hah? Nggak ah, orang siang bolong gini""Temenin nisa, kasian dia tidur sendirian"
"Ooo" ternyata zahra sudah berpikiran yang macam macam.
Ilham dan zahra ikut berbaring di samping nisa. Kini posisi nisa berada di tengah tengah mereka. Ilham mengaitkan tangannya dengan tangan zahra.
Enam bulan kemudian.
Zahra dan ilham sudah ada rencana untuk kumpul bersama teman temannya. Mereka janjian di salah satu taman yang ada di kota surabaya.
"Loh devan?" Zahra menunjuk devan dengan jari telunjuknya.
"Iya ra, devan sudah menikah dengan aisyah. " sahut ilham.
"Aisyah, kenalin ini istriku, zahra" ujar ilham
Zahra menyalami tangan aisyah.
"Zahra"
"Aisyah. Ini anakmu?" Tanya aisyah pada zahra.
"Iya ini anak kita. Namanya nisa" jawab zahra sambil menatap ke arah nisa yang tengah di gendong oleh sang ayah.
"Hai nisa. Ini tante aisyah. Nisa cantik sekali" ujar aisyah, sambil memegang tangan nisa.
"Makasih tante" jawab zahra ramah
"Gimana van? Udah isi belum?" Tanya ilham ke devan.
"Alhamdulillah, sudah bro." Jawab devan.
"Alhamdulillah, selamat ya mbk aisyah" ucap zahra.
Aisyah mengulum senyum
"Eh, itu leon sama ayu" netra zahra beralih menatap kedatangan leon dan ayu.
"Assalamualaikum semua" salam ayu
"Wa'alaikumussalam" jawab mereka semua kompak
"Maaf ya lama, tau sendiri lah jarak jakarta ke surabaya lumayan jauh" ayu cipika cipiki sama zahra dan aisyah.
"Iya gak papa yu" jawab zahra ramah.
"Hey jagoan. Siapa namamu?" Tanya zahra pada anak kecil berusia satu tahun setengah yang berada di gendongan leon.
"Namaku syifa tante" jawab syifa lucu.
"Oo, syifa.." ulang zahra.
"Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam, nah ini nih, calon pengantin baru dateng." Goda devan
"Hehehe, sory telat" sahut Revan.
"Lia?" Zahra terkejut, ternyata calon istri Revan adalah lia. Padahal dulu mereka saling membenci.
Lia tersenyum.
"Waah, nggak nyangka ya aku. Padahal dulu kamu benci banget sama revan." Ujar zahra.
"Hehehe" lia hanya terkekeh.
Zahra memandang wajah suami, anaknya, dan teman temanya yang tengah bercakap cakap, tertawa bahagia. Sungguh, ini karunia terindah yang Allah berikan kepada zahra. Skenario terbaik yang allah sajikan untuk zahra. Memang dulu sempat terjadi pertikaian diantara mereka semua. Tapi ternyata dibalik semua peristiwa itu, terdapat sebuah hikmah besar yang dapat zahra ambil.
[END]..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Dan Cinta [Revisi]
Teen Fiction"Mengertilah, bahwa saat seseorang menerimamu, dia juga sedang belajar menerima segala kelemahanmu. Harusnya kamu juga belajar hal yang sama. Bukan kembali membahas hal hal yang sering mendatangkan luka. Atau hal hal yang membuat aku merasa kamu tid...