Keluarga yang tidak baik, mereka bertengkar tanpa aturan. Stu sama lain saling menguasai dan saling mendzalimi. Setitik pun tidak ada upaya untuk mencari solusi. ‘Yang penting aku menang, yang penting aku mendapat hakku’. Tak jarang pertengkaran semacam ini sampai menuai caci-maki, KDRT, atau bahkan pembunuhan.
Berbeda dengan keluarga yang baik, sekalipun merke bertengkar, pertengkaran mereka dilakukan tanpa melanggar aturan. Sekalipun mereka slaing sakit hati, mereka tetap menjaga jangan sampai mendzalimi pasangannya. Dan mereka berusaha intuk menemukan solusinya dari pertengkaran ini. Umumnya sifat semacam ini ada pada keluarga yang lemah lembut, memahami aturan syariat dalam fikih keluarga, dan sadar akan hak dan kewajiban masin-asing. (Ustadz
“aku gak suka ya kamu main kasar. Orang tuaku gak pernah gini loh. Kamu orang asing yang tiba-tiba main kasar ke aku.” Isak Zahra
Ilham mengacak rambut frustasi. Ingin meluapkan segala perasaannya tapi takut malah terbawa emosi. Akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan merebahkan diri. Tangis Zahra yang semakin menjadi tak dihiraukannya.“Dia nggak tahu apa, perjuangan saya masak setiap hari jam tiga pagi. Juga cuci baju setiap pulang kerja. Saya sebenarnya nggak masalah karena saya sudah terbiasa mandiri. Tapi, sekarang status saya adalah seorang suami. Saya merasa gagal mendidik istri.” Keluh Ilham.
Zahra masuk kedalam kamar dengan isak pilu menyayat hati. Dia menyeret koper dan memasukan baju-bajunya ke dalam benda kotak besar warna hitam itu.
“Mau kemana.”
“...”
Zahra hanya diam tak menyahut. Berkali kali dia menyeka air matanya yang terus mengucur di pipinya, juga ingus yang dia hirup kuat-kuat.
Zahra bangkit dengan meneteng koper dan hendak keluar kamar. Ilham hanya meliriknya sekilas, berusaha tak mengacuhkan Zahra yang merajuk. Tapi kali ini Zahra terlihat serius.
“zahra mau pulang ke jakarta! Zahra capek dengan semua ini! Ilham hanya bentak dan bentak Zahra terus. Lebih baik kita ...” Zahra menghentikan ucapannya sejenak, menunggu respon dari Ilham. Tapi ilham malah memejamkan mata, berpura – pura tidur dan tak mendengarkan.
“cerai!” ucap Zahra berlalu meninggalakan Ilham yang terkejut mendengar ucapan Zahra.
Ilham segera berlari menghalau Zahra yang terus melangkahkan kaki. Tangannya menarik Zahra yang terus berusaha melepaskan genggaman Ilham.
“lepasin, Ham! Kamu Cuma pura-pura aja kan nahan aku! Sebenarnya kamu seneng kan aku pergi!” Zahra berusaha sekuat tenaga melepaskan cengkraman tangan Ilham.
Hap!
Ilham menangkap tubuh Zahra kuat. Dia merengkuh tubuh mungil Zahra dengan erat.
“Zahra maafkan saya. Maafkan sikap saya. Ayo kita bicarakan baik-baik” Pelukan hangat Ilham meluluhkan hati Zahra.
Untuk pertama kalinya dia dipeluk oleh lelaki beku dihadapannya. Selama ini mereka tinggal serumah, tapi tak pernah mesra seperti ini. Zahra sibuk dengan kuliahnya, dan Ilham sibuk dengan kerjanya.
Ilham menghapus air mata di pipi Zahra. Dia mengambil kain jilbab yang tersampir di atas sofa di dekatnya. Dengan lembut, Ilham mengenakannya pada Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Dan Cinta [Revisi]
Fiksi Remaja"Mengertilah, bahwa saat seseorang menerimamu, dia juga sedang belajar menerima segala kelemahanmu. Harusnya kamu juga belajar hal yang sama. Bukan kembali membahas hal hal yang sering mendatangkan luka. Atau hal hal yang membuat aku merasa kamu tid...