Waktu terus berjalan. Kini saatnya yang ditunggu tunggu telah tiba. Pertandingan basket antara SMA Tunas Bangsa dengan SMA Kartika.
Zahra sudah bersiap untuk berangkat. Dia bergegas menyusuri anak tangga untuk keluar rumah.
"Zahra berangkat dulu ya bun." Teriak Zahra sebelum akhirnya dia menutup pintu.
Di depan rumahnya, sudah ada Riko, Ayu, dan Mia yang menunggunya didalam mobil. Zahra masuk kedalam mobil.
"Sudah?" Tanya Riko memastikan sekali lagi.
"Tancap Gas" Mia tampak lebih bersemangat hari ini.
Mobil Riko meleset memberantas jalanan kota. Kali ini dia benar benar seperti pembalap sungguhan. Memperlihatkan skillnya dalam menyeret mobil. Karena 10 menit lagi pertandingan akan segera dimulai.
Halaman sekolah tampak lebih ramai kali ini. Para penyuka bola yang di mainkan oleh orang berpostur tinggi itu pun, ikut menyaksikan pertandingan ini. Anak dari SMA Kartika pun juga turut meramaikan sekolah, mendukung tim yang berkaos olahraga warna biru. Sedangkan tim basket dari SMA Tunas Bangsa berkaos olahraga warna hijau. Kursi penonton sudah ramai dengan pengunjung.
"Duduk dimana ni kita?" Tanya Mia yang melihat sekililing.
"Semuanya udah penuh" sahut Riko.
"Disana" Zahra menunjuk tempat yang masih kosong. Dan sepertinya itu muat untuk 4 orang.
"Permisi, permisi" ucap ayu, Zahra, Mia dan Riko bersahut sahutan.
Kini mereka sudah siap dengan posisinya. Para pemain juga sudah berada ditengah lapangan. Suara sorakan dari penonton pun mulai bergerumuh. Wasit mulai memimpin.
"Biannn!! SEMANGAT!" Teriak Mia histeris
Riko, Ayu, dan Zahra sontak kaget saat Mia menyebut nama Bian.
"Bian?" Tanya Ayu keheranan. "Lo suka sama Bian, Mi?
Orang yang mendapat pertanyaan itu hanya tersenyum kecil sambil menundukkan kepalanya karena malu.
"Sejak kapan lo suka sama dia?" Zahra menambahi pertanyaan.
"Kok lo gak cerita ke kita sih mi?" Riko ikut bertanya.
"Satu satu yah" Mia mulai bersuara. "Waktu itu..." dia mengingat ulang kejadian 1 minggu yang lalu.
Mia berjalan melewati lapangan basket. Dia hendak menuju ke tempat parkir. Mia berjalan dengan terburu buru, karena dia tadi baru dapat kabar kalau neneknya masuk rumah sakit. Dengan langkah yang sedikit berlari kecil dan rasa khawatirnya, membuat dia tidak begitu memperhatikan lingkungan sekitar. Diwaktu yang sama, sebuah bola meluncur dari arah barat dan siap untuk menghantam kepala gadis itu.
"Awass" teriak salah satu pemain basket.
Mia yang mendengar teriakan tersebut, langsung memejamkan mata dan melindungi kepalanya dengan kedua tangannya.
Namun dengan cepat hal ini dicegah oleh seorang cowok yang tiba tiba datang.
"Lo gapapa?" Tanya cowok itu.
Mia menurunkan tangannya perlahan. Dia menatap dari bawah keatas penampilan cowok itu. Ternyata dia juga salah satu pemain basket.
"Hey!" Bian kembali menyadarkan Mia.
"Eh, iya gue gak papa" jawab mia gugup. "Makasih"
"Sorry yah"
Mia menganggukan kepala. "He.em"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Dan Cinta [Revisi]
Tienerfictie"Mengertilah, bahwa saat seseorang menerimamu, dia juga sedang belajar menerima segala kelemahanmu. Harusnya kamu juga belajar hal yang sama. Bukan kembali membahas hal hal yang sering mendatangkan luka. Atau hal hal yang membuat aku merasa kamu tid...