Hujan deras telah mengguyur jalanan kota yang padat penduduk itu. Pancaroba yang terjadi memang sering membuat kondisi tubuh kurang sehat. Hal dirasakan oleh Zahra yang saat ini tengah terbaring lemas di atas kasur. Akibat kehujanan sepulang sekolah kemarin, membuat dia tak kuat untuk kembali pergi ke sekolah. Semua tubuhnya terasa sakit. Mulut pun juga turut merasakan pahit.
Seorang wanita paruh baya itu sudah membujuk putri kesayangan nya untuk makan berkali kali. Namun, berkali kali pula sang anak menolak. Dengan alasan "pahit bun. Gak enak"
"Harus dipaksa Ra biar cepet sembuh. Kamu mau sakit terus kayak gini?"
Zahra tak menanggapi ucapan bundanya. Dia malah menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut.
Fatimah hanya menghela nafas panjang melihat kelakuan sang putri.
Tenggg...
Bel rumah berbunyi. Pertanda ada seseorang di luar sana. Fatimah segera turun dan melihat siapa tamu itu."Siang tante" Doni menyalami tangan fatimah
"eh Doni, Ayu. Mari masuk" ajak fatimah
"Zahra gimana kondisinya tan?" Tanya Doni
"Masih gak mau makan." Fatimah menjawab
Doni dan Ayu duduk di sofa ruang tamu. Sedangkan bunda naik keatas untk memanggil Zahra.
Doni yang melihat kedatangan Zahra, segera bangkit dari tempat duduk dan mendekat ke arah Zahra lalu menuntut nya untuk turun tangga.
"Awas hati hati" ujar Doni di anak tangga terakhir.
"Gimana kondisi lo Ra?" Tanya Ayu yang ikut mendekat ke arah Zahra.
"Masih pusing sedikit aja kok" Zahra memijat mijat pelipisnya.
"Silahkan di minum Don, Ra" Fatimah menyuguhkan minuman dan cemilan ala kadarnya. "Seadanya ya, soalnya si Bibi lagi pulang ke kampung halaman"
"Iya gapapa tan, maaf jadi nge-repotin gini" ujar Ayu yang merasa tidak enak kepada Fatimah.
"Makan ya." Ujar Doni ke Zahra "makanannya dimana Bun?" Lanjutnya
"Ee, bentar bunda ambilin" Fatimah kembali lagi ke dapur.
Zahra menggelengkan kepala pelan, pertanda ia tidak mau untuk makan.
"Biar cepet sembuh Ra" Ujar Doni.
"Nih." Bunda menyodorkan makanan ke arah Doni. "Bunda tinggal ke dapur dulu yah"
Ayu sedari tadi hanya diam melihat sepasang kekasih itu saling bermesraan. Si cewek tengah lemas karena sakit, dan cowoknya berusaha untuk membuat si cewek ceria seperti biasa. Berasa melihat sinetron FTV secara langsung. Ayu melihat betapa sayangnya Doni kepada Zahra, seakan takut kehilangan. Dengan penuh kesabaran Doni menyuapi Zahra. Meski Zahra cuma mau membuka mulutnya 3 kali.
"Obatnya diminum" Doni memberi Zahra obat.
Setelah semua selesai, dia menyuruh Zahra untuk istirahat kembali.
Bunda yang melihat perlakuan Doni kepada Zahra pun ikut tersenyum. Sepertinya, Fatimah sudah mulai merestui hubungan mereka.
Waktu terus berjalan, dan kini ia menunjukkan pukul 5 sore. Mereka berdua harus segera pulang.
"Kita pamit dulu yah tan, udah sore" pamit Ayu kepada Fatimah
"Oh iya, makasih yah Nak Doni, Ayu sudah mau menjenguk Zahra"
"Iya tan, sama sama. Kalau gitu kita permisi dulu yah tan, assalamualaikum" ujar Doni.
"Wa'alaikumussalam" jawab Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Dan Cinta [Revisi]
Teen Fiction"Mengertilah, bahwa saat seseorang menerimamu, dia juga sedang belajar menerima segala kelemahanmu. Harusnya kamu juga belajar hal yang sama. Bukan kembali membahas hal hal yang sering mendatangkan luka. Atau hal hal yang membuat aku merasa kamu tid...