Ilham menepati ucapannya. Ia mengambil cuti lagi beberapa hari untuk pergi berlibur dengan Fiza. Istrinya itu meminta untuk pergi ke Jogja. Ilham setuju saja sekalian nostalgia. Mengenang masa kuliahnya dulu.
Sekarang mereka sudah sampai di sebuah hotel berbintang. Fiza tidak menyangka kalau Ilham membawanya ke hotel yang bagus.
Fiza melihat sekitarnya sambil menunggu Ilham yang sedang mengurus administrasi. Hotelnya bagus dengan interior mewah. Gadis itu yakin di hotel saja sudah membuat betah.
“Suka sama tempatnya?” suara ngebass itu mengejutkan Fiza. Gadis ini lekas menoleh ke belakangnya.
Fiza tersenyum dan mengangguk. “Suka, bagus banget. Nggak nyangka A'a bawa saya ke sini.”
“Syukurlah, saya ‘kan mau bikin kamu nyaman saat liburan.”
Tiba-tiba saja bulu kuduk Fiza merinding dan hatinya berdesir. Ada rasa-rasa aneh saat mendengar ucapan Ilham yang penuh perhatian.
“Ayo, ke kamar!” Ilham berjalan lebih dulu mengikuti petugas yang membawa barangnya.
Fiza dengan masih tersenyum melangkah di belakang Ilham.
Sampai di kamar yang terletak di lantai lima. Gadis ini disuguhkan pemandangan yang indah dari tempatnya berpijak.
Fiza menoleh ke dalam. Ilham sedang membongkar kopernya seperti mencari sesuatu di sana.
“A’a nanti kita jalan-jalan ke candi ya!” ajak Fiza
Ilham mengangguk, “besok ya.”
“Nanti malam?”
“Kalau malam kita jalan ke tempat lain,” ucap Ilham yang berdiri memegang handuk serta pakaiannya.
“Ke mana?”
“Lihat aja nanti. Biasanya sih cewek pasti suka tempat ini.”
Dahi Fiza berkerut dan alisnya Saling bertaut. Ia jadi penasaran akan diajak ke mana dengan suaminya itu.
“Saya mandi dulu ya.” Ilham berjalan pergi ke arah kamar mandi.
Fiza kembali memutar tubuhnya menghadap depan. Memperhatikan pemandangan kota Jogjakarta di sore hari.
•••
Setelah puas berdiri di balkon kamar Fiza memutuskan untuk masuk karena cuacanya semakin terasa dingin.
Ia menyalakan televisi agar ada hiburan yang bisa ditonton. Suara dari pintu yang dibuka mencuri perhatian Fiza. Wanita itu menatap Ilham yang keluar dari kamar mandi dengan rambut basah yang sedang dikeringkan dengan handuk, memakai kaus yang memperlihatkan cetakan dada bidangnya, serta celana bahan panjang semata kaki itu sudah membuat Fiza takjub.
Tubuh Ilham memang tidak six pack atau berotot kekar. Namun, cukup bagus untuk dipandangi. Fiza segera membuang muka saat matanya dan Ilham bertemu. Gadis ini menggigit bibir bawahnya dan memejamkan mata. Tengsin ketahuan lihatin lelaki itu.
Ilham berjalan mendekati Fiza yang duduk di kasur. Wanita ini pura-pura saja asyik menonton. Suaminya itu duduk di sebelahnya. Fiza menelan air liurnya susah payah.
“Kamu nggak mau mandi?" pertanyaan Ilham membuat Fiza bisa bernapas lega. Untung saja tidak menanyakan yang aneh-aneh. Seperti bertanya kenapa menatapnya seperti itu.
Fiza mengangguk cepat, “saya mandi dulu.”
“Nggak bawa baju ganti?”
Gadis ini menghentikan langkahnya lagi. Ia tertawa malu pada Ilham yang memandangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Allah
EspiritualSemua di dunia ini sudah ada takdirnya termasuk jodoh. ~~~ Paras cantik, pendidikan tinggi, dan karir sukses sudah berhasil Fiza raih diusianya yang sekarang menginjak 27 tahun. Umur yang sangat matang untuk seorang gadis menikah. Bahkan kebanyakan...