24. Kebohongan

1.3K 139 0
                                    

"Kookie, kenapa?"

Jungkook mengangkat alis, tersadar jika pacarnya kini telah turun dari motornya tanpa sepengetahuannya. Jungkook menipiskan bibir tak menjawab.

Lisa mengerenyit, mengamati tiap garis dari wajah Jungkook yang terlihat pucat.

"Ah ... itu ...." hanya itu sahutan Jungkook yang sebenarnya bingung mencari alasan.

Lisa menatap Jungkook dalam, lalu melipat kedua tangan di depan dadanya. Yang kemudian, gadis itu tersenyum tipis.

"Harusnya kamu nggak usah anter aku ke sekolah kalau tau keadaanmu kayak gini," kata Lisa lembut menatap Jungkook yang kali ini tak menggunakan seragam sekolah karena beralibi sedang sakit.

Jungkook hanya diam. Ia mengalihkan wajah, rasa bersalahnya tiba-tiba menyeruak tiap ia meneliti garis wajah sang kekasih.

Lisa mengerjap perlahan. "Kamu dari tadi bengong. Nyetir kayaknya asal nyetir, sebenarnya aku takut tapi aku percaya kamu," ungkap Lisa menceritakan apa yang ia rasakan sejak tadi diantar berangkat sekolah.

Jungkook tertawa kecil, pemuda itu menepuk-nepuk pucuk kepala Lisa. "Belajar yang rajin."

Lisa mengangguk pelan, "Aku duluan, Kookie. Nanti pulang nggak usah jemput, biar aku jenguk kamu ke rumah."

Spontan Jungkook membulatkan matanya, lalu menggeleng-geleng menolak membuat Lisa makin bingung, mengerenyit.

Padahal, Jungkook ingin sekali dijenguk Lisa, ingin diperhatikan Lisa datang ke rumahnya, namun itu tak bisa. Alasannya hanya satu, pemuda itu tak ingin ayahnya tau jika ia memiliki gadis bernama Lisa.

Kalau ditanya, selama ini Lisa belum pernah mengunjungi rumah Jungkook. Pemuda itu bersikeras agar Lisa tak berkunjung ke rumahnya untuk bertemu dengan sang Ayah.

"Em itu ... a-aku kayaknya nanti ke dokter. Takutnya kamu ke rumah nanti aku nggak ada," lagi-lagi Jungkook beralibi dengan sorot meyakinkan membuat Lisa mengangguk-angguk mengerti.

Gadis berponi itu memancarkan senyum manisnya, "Istirahat, ya. Aku sekolah dulu," pamitnya berbalik badan dan meninggalkan Jungkook yang menatapnya dengan raut tak terbaca.

Lisa melangkah riang di halaman sekolah. Gadis itu menolehkan kepala ke kanan dan kiri, guna mencari teman, gadis itu tak ingin sendirian.

Lisa mengangkat alis saat pandangannya mendapatkan pemuda tampan yang kini tengah duduk di tepi lapangan dengan kamera di tangannya. Gadis cantik berponi itu mengernyit, lalu melangkah riang ke arah pemuda tersebut.


"Oi, Kak Suho!" sapa Lisa lantang membuat Suho menolehkan kepala refleks dan berdeham menyahut.

"Kak Irene mana?" tanya Lisa menanyakan keberadaan pacar Suho.

Suho mengangkat alis, berhenti fokus pada kameranya. Pasalnya, semua siswa di sekolah ini tau. Suho dan Irene adalah salah satu pasangan dari kelas senior, dan keduanya sangat jarang jika tak bersama seperti sekarang.

"Nggak masuk," sahut Suho singkat, kembali mengatur fokus pada kameranya.

Lisa mengernyit, "Kenapa?"

"Dia jadi model di pesta pernikahan omnya," jawaban Suho membuat Lisa mengangguk paham.

Lisa tersenyum tipis, "Enak ya jadi Kak Irene. Diundang kesana kesini buat acara begituan."

Suho mendengus sebal, "Enak palalu, gue ditinggal mulu."

"Elah Kak, kalau sama Kak Irene aja sopan amat sama gue napa jadi sewot gini dah," protes Lisa yang memang mengerti gaya bicara Suho. "Eh, pesta pernikahan siapa?"

Suho merotasikan bola matanya, "Omnya Irene."

"Ck, bukan. Nama omnya Irene."

Suho melotot spontan pada juniornya, "Ya mana gue tau emang gue bapaknya," sewot Suho yang kemudian mengusir Lisa dengan kibasan tangannya.

Lisa mencibir, namun menurut pergi, memilih bermain dengan benaknya sendiri.

'Jadwalnya sama. Kira-kira nikahan omnya Kak Irene itu temannya mama bukan, ya? Kayaknya iya deh. Semoga ketemu Kak Irene ah,' pikir gadis itu yang kemudian melangkah riang menuju kelasnya.

Tak mengerti bahwa semestanya akan runtuh beberapa jam lagi.

***

To Be Continued

©-chocelnate
Yogyakarta, 11 Mei 2020

LO(S)ER | lisa, jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang