38. Turki

994 112 0
                                    

"Jadi gimana? Sudah kamu putuskan?"

Jungkook terdiam di tempat, tangannya bergerak gelisah di balik punggungnya. Berkali-kali ia menggigit bibir bawah, menepis kegugupan.

Pemuda itu menghela napas, ditatapnya ragu Pak Chen, guru kesiswaan di hadapannya. Lalu perlahan ia menggelengkan kepalanya lemas, sudah siap mendapat omelan.

Pak Chen yang memanggil Jungkook ke kantor BK saat itu lagi-lagi hanya bisa mendesah berat. "Putuskan segera, Jungkook! Sebentar lagi kenaikan semester, kamu sekarang diburu waktu," suruhan Pak Chen terdengar tegas, memandang Jungkook yang kini justru menurunkan pandangan.

"Kamu juga perlu waktu buat ngurus surat-suratnya, 'kan? Belum lagi kalau ada masalah di tengah jalan. Kalau keputusan kamu ngundur terus gini, kamu juga bakal kesusahan ngurusnya," omel Pak Chen memijat kecil pelipisnya.

Keduanya hening sejenak, menyisakan bunyi jarum jam yang bergerak di ruangan dingin itu. Helaan napas Pak Chen memecahnya, yang kemudian tubuh Jungkook menegak seketika karena pertanyaan yang dilontarkan dari lisan Pak Chen.

"Apa yang buat kamu bimbang tentang tawaran beasiswa ke Turki, Jungkook?"

Jungkook menipiskan bibir mendapat pertanyaan itu. Ia melengos pelan, bisa dipastikan Pak Chen akan mencibir remeh jika tahu alasan sebenarnya.

Karena alasan Jungkook bisa melangkah sampai saat ini, tengah berada di sekolah ini. Alasan Jungkook berjuang walau separuh alasan adalah keterpaksaan.

Ia tak mungkin meninggalkan 'pengaruhnya' begitu saja.

***

"Turki?"

Jisoo mengangguk, menatap iba Lisa di hadapannya yang kini diam ternganga, mencerna.

"Jauh amat ...," gumam Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Gue tadi nggak sengaja denger di depan kantor BK," jelas Jisoo tanpa ditanya, membuat Lisa sedikit percaya walau dalam hati merasa dongkol tiba-tiba.

"Em, bukan gimana ya ...," Lisa mendesis kecil, "kok dia nggak bilang ke gue?"

Jisoo mengangkat alis, mengangkat kedua tangannya yang berarti ia tidak tahu, membuat Lisa mendengkus kesal. Lagi-lagi amarah menyeruak di hatinya.

"Dia kayaknya nggak mungkin bilang sama lo, i know he is loser," kata Jisoo enteng membuat Lisa mendelik tak terima.

"He mulutnya!"

Jisoo hanya mencibir tak peduli, lalu berbalik melangkah menjauhi Lisa, meninggalkan gadis itu sendirian yang tengah termenung memikirkan informasi yang baru saja ia dapatkan.

Lisa melengos keras, mengangkat tangan kiri dan melirik jam digital yang melingkar di tangannya. Lantas ia berjalan cepat keluar kelas, mencari keberadaan kelas 11 IPS 3. Lebih tepatnya, mencari sosok bernama Lee Taeyong.

Gadis itu memperlambat langkahnya saat pandangannya membaca nama kelas Taeyong yang tertera di dinding atas pintu, yang kemudian perlahan gadis itu memberanikan diri berdiri terpaku di ambang pintu.

"Em, permisi?"

Isi kelas sontak menoleh ke arahnya. Walau hanya beberapa, namun tetap saja badan Lisa terasa kaku untuk menyapa teman yang asing baginya.

Lisa meneguk ludah sesaat, mendesis. "Ada Taeyong nggak, ya?" tanya Lisa dengan intonasi yang merendah karena nyalinya ciut begitu saja.

Beberapa murid itu menoleh menyapu pandangan, mencari sosok bernama Taeyong. Salah satunya hendak menjawab, hingga—

"Nyariin gue?"

Lisa refleks memekik singkat saat dirinya dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba di belakangnya. Yang kemudian, gadis itu mendengkus jengkel saat ia berbalik dan mendapatkan Taeyong tengah menertawakan dirinya.

"Ngagetin lo," sungut Lisa mendorong pelan bahu lebar Lee Taeyong.

"Situ aja yang kagetan," Taeyong mencibir, yang hanya dibalas delikan oleh Lisa. "Mau apa fans?"

"Idih sori amat."

"Cepetan gue sibuk, mau lo apa?" tanya Taeyong memandang lurus Lisa yang tingginya setara. Entah Lisa yang jangkung atau Taeyong yang pendek.

Lisa melengos pelan dengan bibir yang dicuatkan, merasa jengkel seketika bertemu dengan Taeyong walau sebenarnya Lisa merasa mereka berdua tak mengenal jauh.

Lisa menipiskan bibirnya, lalu menghela napas sesaat. "Mau Jungkook ...."

Taeyong mendelik mendengarnya, lalu mendecih keras. "Bucin," ejeknya membuat Lisa melotot mendengarnya.

***

To Be Continued

©-chocelnate
Yogyakarta, 25 Mei 2020

LO(S)ER | lisa, jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang