45. Rahasia Yang Tak Terungkap

1.1K 129 17
                                    

"Taeyong lo apaan sih!"

Taeyong merotasikan bola matanya malas karena sedari tadi gadis di sampingnya itu tak berhenti membentak.

Iya, Lisa baru sadar jika tujuan mereka ke rumah sakit.

"Ya elo ngelamun mulu dih!" balas Taeyong tak mau kalah.

"Masa sih gue bolos sekolah nih?" Terdengar suara kerisauan pada kalimatnya itu.

Taeyong menipiskan bibir. Ia sadar jika ini salah, tapi dia tak tega. "Dahlah! Sini ikut! Lo gak usah macem-macem, diem aja. Oke? Sip."

Lisa mendelik tak terima saat tiba-tiba telapak tangannya diraih Taeyong dan menautkan jemarinya dengan jemari pemuda itu. Berkali-kali Lisa memberontak, namun berkali-kali juga Taeyong menyuruhnya diam dengan alibi sedang ada di rumah sakit.

"Apasih? Emang tangan gue kotor?" tanya Taeyong merasa tersinggung karena sedari tadi Lisa terus saja memberontak.

Lisa mendelik, "Ya gausah pake pegangan!"

Taeyong mendecak, "Cerewet amat sih."

Lisa mengerucutkan bibirnya, tak nyaman berpegangan dengan laki-laki di sebelahnya. Bukan karena apa, Lisa hanya takut kekasihnya itu tak sengaja memergokinya sedang bergandengan tangan dengan laki-laki lain.

Huft, Lisa bisa disangka jadi pemeran antagonis jika begini.

Tapi, detik itu juga sepertinya gadis itu memang jadi pemeran antagonis.

Mata gadis itu melebar begitu saja, menatap Jungkook yang tengah memperhatikan keduanya sedari jauh. Tepat, pada kedua tangan yang saling bertautan itu.

Lisa meneguk ludah, refleks ia melepaskan paksa tautan jemarinya, dan panik begitu saja bak cacing kepanasan.

Taeyong sebenarnya sudah tahu, pemuda itu sengaja. Dasar.

Kepanikan Lisa makin menjadi-jadi saat Jungkook berjalan mendekat. Gadis itu berusaha tenang, tapi nihil. Ia bergerak-gerak gelisah, takut akan terjadi kesalahpahaman di antara keduanya.

Lisa menghela napas pasrah saat Jungkook sudah berada di dekatnya, ia memberanikan diri. "Jung-"

"Yong, elo dipanggil bokap gue."

Lisa mengerenyit, hatinya mencelis seketika. Gadis itu memberanikan diri menatap sepasang netra legam yang tak membalas tatapannya, ia bingung maksimal.

Eh, tapi bentar.

"Hm."

Taeyong pergi begitu saja, meninggalkan Lisa dan Jungkook hanya berdua.

Oh, sial.

"Kenapa bolos?"

"Eh?"

Pertanyaan pertama Jungkook cukup membuat Lisa terkaget. Pasalnya, gadis itu kira kekasihnya itu akan menanyakan tautan jemarinya dengan jemari Taeyong beberapa waktu lalu.

"Aku tanya, kenapa bolos?" tanya Jungkook -yang sebenarnya menyindir- dengan nada ketus.

Lisa merapatkan bibir, lalu merunduk kecil. "Tauk, aku diculik ...," lirihnya, memain-mainkan ujung sepatu.

Jungkook menghela pelan, terdengar kekecewaan dalan helaannya. Tangannya terulur ke arah dagu sang gadis, lalu diangkatnya kepala itu, hingga pandangan keduanya bertemu. Hanya beberapa detik, Lisa memutusnya duluan.

"Maaf."

Tidak, itu bukan Lisa yang mengatakan. Satu kata itu membuat Lisa menoleh cepat, memandangi garis wajah Jungkook yang terlihat lelah.

"Aku ... gagal jadi pacar kamu."

Lisa lagi-lagi mengerutkan dahinya, ia tak habis pikir tentang apa yang baru saja pemuda itu katakan. Gadis itu merasa Jungkook tak melakukan kesalahan, namun kenapa justru kekasihnya lah yang harus meminta maaf? Terlebih lagi, ia memberi bumbu dengan kata-kata yang tak benar adanya.

Lisa menggeleng pelan. Entahlah, ia merasa matanya terasa panas begitu saja. Memperhatikan Jungkook yang kini merunduk, terlihat gelisah.

"Hey ...," sahut Lisa mengambil jemari Jungkook, memberi kepercayaan. "Kamu ngomong apa? Gagal apa? Nggak ada yang salah sama kamu ...."

Jungkook menggigit bibir bawah kuat. Demi apapun, ia tak sanggup memperhatikan wajah bak malaikat itu kini. Gadis itu, yang selalu berada di sisinya hingga kini, yang selalu memiliki hal yang bisa membuat hati pria itu melambung tinggi.

Terpaksa, ia lepaskan.

"Kita ... putus aja, ya?"

Tak dapat dibendung lagi, Lisa merasa dunianya runtuh saat itu juga. Gadis itu melebarkan matanya, bahunya melemas, bahkan kini otaknya blank seketika.

"Jungkook, ngomong apa kamu?"

Lisa menggoyang-goyangkan kasar tangannya yang menggenggam tangan Jungkook. "Kamu jangam bercanda, aku nggak suka."

Entah karena apa, Lisa tertawa pelan. Lebih tepatnya, tawa yang miris.

"Jawab aku, kamu jangan bercanda gini dong. Aku marah nih," lagi dan lagi, Lisa tertawa. Walau sebenarnya terdengar seperti tawa miris yang dibuat-buat, gadis itu masih susah untuk mempercayai ini.

Jungkook menggeleng pelan, hanya itu respons yang bisa ia utarakan.

***

To Be Continued

a/n :
Kesel gak sih sama Jungkook? Sama kok ಥ⌣ಥ gemes aja gitu pen nyekek rasanya.

Btw, i lop u tiga rebuuuuuuuuuu. Thankyuu buat tiga rebu votee huhuu (≧∇≦)

©-chocelnate
Yogyakarta, 02 Juni 2020

LO(S)ER | lisa, jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang