33. "Siapa Lisa?"

1.1K 131 1
                                    

Jungkook mengerenyit, melirik ke sudut kasurnya tempat ponselnya berada yang sedari tadi tak berhenti memunculkan bunyi notifikasi.

Namun, Jungkook tak banyak peduli. Pemuda itu kembali fokus pada buku di hadapannya, sebenarnya mencari pelarian agar tak terlalu memikirkan masalah hubungannya dengan gadis bernama Lalisa Manoban.

Pemuda itu lalu mendesah berat, fokusnya terpecah begitu saja. Lagi-lagi pemuda itu memaksakan diri, mencoba fokus membaca sederet kalimat di buku non-fiksi tersebut. Walau sebenarnya sedari tadi pemuda itu membaca kalimat yang sama.

Suara ketukan pintu kamar pemuda itu terdengar, membuat Jungkook refleks melebarkan mata dan menegakkan diri di meja belajar. Ia merapatkan bibir, lalu meneguk ludah. Tak menoleh ataupun berjalan membuka pintu, pemuda itu justru berlagak tak mendengar apapun.

Cukup lama ketukan itu terdengar, setelahnya bunyi pintu terbuka membuat Jungkook lagi-lagi merutuk diri karena tidak menguncinya sedari awal.

"Jeon," panggilnya membuat Jungkook mau tak mau berdeham malas, masih dengan membelakangi seseorang tersebut.

"Ayah mau bicara."

Jungkook mengangkat alis, bahunya melemas seketika. Mau tak mau pemuda itu menaruh pensilnya kasar dan berdiri berbalik badan, menatap lurus ayahnya.

"Ada apa?" tanya Jungkook langsung tak suka basa-basi, egonya menyuruh agar tetap berdiri berjauhan, tak ingin mendekat. Pemuda itu tetap berdiri memandang Ayahnya yang kini bersandar di ambang pintu dengan tatapan tak terbaca.

Sang Ayah menghela napas panjang. "Siapa dia?" tanya sang Ayah membuat Jungkook mengerutkan alis tak mengerti.

Ayah Jungkook melihat reaksi itu, lalu berdeham keras, memperjelas, "Siapa Lisa?"

Mata Jungkook melebar, dengan tungkai yang mendadak tegang juga tubuh yang refleks ia tegakkan. Pemuda itu merapatkan bibir, rahangnya mengeras tiba-tiba dengan tenggorokan kering dan lidah yang kelu. Jungkook tak ingin menjawab pertanyaan itu, sebisa mungkin ia menghindari tapi ... sepertinya terlambat.

"Siapa Lisa?" ulang sang Ayah membuat Jungkook yang diam membeku segera mengerjap tersadar, lalu melengos.

Ayah Jungkook menatap lurus anak semata wayangnya, mengerti jika emosi pemuda itu telah tersentil. Yang kemudian pria paruh baya itu ikut menegakkan tubuhnya, mendekat beberapa langkah ke arah Jungkook yang kini tak ingin menatapnya.

"Putusin dia."

Jungkook tersentak dan menoleh cepat, menatap tak percaya raut wajah ayahnya yang kini berekspresi datar. Tangan pemuda itu terkepal, amarahnya telah menyeruak di hatinya kini.

"Nggak."

Jawaban tegas Jungkook itu membuat sang Ayah tersentak dalam diam, menatap tak percaya pada anaknya.

"Apa alasan Ayah nyuruh Jeon mutusin dia?" tanya Jungkook menantang yang tanpa sadar kini sorot matanya telah menajam.

Ayah Jungkook mengangkat alis, tak menyangka akan mendapat serangan pertanyaan seperti itu. Yang kemudian sorot Ayah Jungkook juga berubah tak kalah tajam, menatap Jungkook tepat.

Jungkook yang ditatap begitu tak merendahkan ketegasannya. Pemuda itu justru ingin lebih menantang, menyuarakan apa yang ia pendam selama ini. "Udah cukup hidup Jeon diatur Ayah, tapi nggak kalau ini tentang Lalisa."

Yang kemudian, sorot mata Jungkook berubah lebih sayu. Tubuh yang tadinya menegak tegang kini telah melemas, kilatan amarah tadi kini telah berubah menjadi kilatan penyesalan.

Selama ini, Jungkook merasa terkekang. Ia merasa hidupnya di ambang tuntutan. Dan memang, lama kelamaan air akan tumpah jika dituang terus menerus dalam gelas. Dan kini gelas tersebut tak bisa menampung airnya lebih banyak.

Karena pemuda tampan itu kini sudah muak dengan hidupnya. Ia merasa tak ada manfaat apapun hidup di dunia ini, ia merasa jika dirinya tak bisa bahagia.

Tapi itu dulu, sebelum gadis cantik bernama Lalisa Manoban datang di hidupnya.

Iya, efeknya sedahsyat itu.

Jungkook lalu mendengkus, melengos kasar mengambil jaket dan kunci motornya. Yang kemudian berjalan melewati ayahnya begitu saja tanpa permisi.

Pemuda itu duduk di atas motornya, bersiap pergi. Lalu Jungkook membuka ponsel, mencari kontak dan menempelkan ponselnya ke telinga.

"Lis, ada yang mau aku omongin."

***

To Be Continued

©-chocelnate
Yogyakarta, 20 Mei 2020

LO(S)ER | lisa, jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang