23. Sesak

1.3K 136 2
                                        

Jungkook menegang saat mendengar pintu kamarnya diketuk dari luar. Pemuda itu mengubah posisinya, duduk di sisi ranjang.

Pintu terbuka, membuat Jungkook berdeham kecil entah untuk apa. Terlihat seorang pria paruh baya yang sedari tadi dihindari olehnya.

Ayahnya sendiri.

"Kamu pikir untuk apa Ayah suruh kamu pulang, hm?" tanya sang Ayah dengan nada menghakimi.

Jungkook melirik, lalu netranya bergeser menjauhi pandangannya tak ingin menatap sang Ayah. Pemuda itu tak menyahut, malas buka mulut jika berkomunikasi.

Ayah Jungkook menghela napas, lalu berjalan pelan mendudukkan diri di sebelah Jungkook. Pria tersebut mengangkat alis tinggi saat Jungkook bergeser menjauhinya, namun tak peduli banyak.

"Besok temenin Ayah pergi ke pesta pernikahan teman Ayah," pinta Ayah Jungkook membuat Jungkook menolehkan kepala refleks dengan raut tak terbaca.

Jungkook menipiskan bibir, "Besok Jeon sekolah," elak Jungkook penuh harap.

Sang Ayah terkekeh pelan, lalu berdecak. "Bolos aja, besok Ayah buat surat izinnya," sahut sang Ayah dengan intonasi enteng.

Pemuda itu mengalihkan wajah kasar. Jungkook mendelik dalam diam, tangannya yang tersembunyi kini terkepal tanpa sadar, rahangnya mendadak mengeras dengan semburat merah amarah di parasnya.

Tapi, dengan bodohnya pemuda itu hanya bungkam tak mengelak. Jungkook tak terbiasa mengatakan apa yang ia inginkan, semuanya berjalan dengan keterpaksaan.

"Besok Dara bakal ikut juga, jangan sungkan buat ngenalin dia sebagai pacar kamu."

Badan Jungkook sedari tadi lelah menegang, napasnya bertukar cepat. Pemuda itu mendadak merasa sesak, teringat keadaan gadis berponi yang baru saja ia tinggal di kafe.

Ayah Jungkook menipiskan bibir, menatap Jungkook yang hanya diam tak memandangnya, namun pria itu tak peduli banyak. Ayah Jungkook menepuk pelan bahu Jungkook, lalu berjalan keluar kamar meninggalkan Jungkook yang kini diselimuti rasa bersalah.

Pemuda itu mengusap parasnya kasar, lalu merogoh ponsel di saku celananya, dan mengetikkan sesuatu disana.

Jungkook
Lisa gimana?

Dara
Udah pulang barusan

Dara
Gue anterin

Jungkook
Hm, thanks

Dara
Lo nggak papa?

Jungkook
Apaan?

Dara
Nggak usah pura-pura bego

Dara
Gue udah tau, tentang besok

Dara
Gue pengen nolak tapi bokap lo tuh maksa amat jadi bapak-bapak huft

Dara
Sorry Yon, gue juga nggak mau sebenernya

Jungkook
Bukan salah lo

Dara
Yon, sampe kapan lo nyembunyiin ini ke Lisa?

Dara
Gue bohong ke dia kalau kita tuh saudaraan

Dara
Padahal, diantara kita nggak ada kata saudara

Dara
Kapan lo bakal ngungkapin yang sebenernya?

Dara
Lo mau nunggu dia kecewa?

Jungkook
Ngungkapin apa sih Dar

Dara
Kalau gue jadi Lisa, gue udah putusin elo Yon

Dara
Perempuan cuma butuh pengakuan dari cowoknya

Jungkook
Elo tau apa

Dara
Yon, gue rela nama gue makin buruk di hadapan dia

Dara
Asal elo nggak terus terusan mendem sendirian kayak gini

Dara
Kenapa elo nggak nyoba terbuka sama dia?

Dara
Gue yakin dia cewek baik

Jungkook
Hm, justru itu gue nggak mau dia sakit hati

Dara
Terserah elo Yon

Dara
Gue cuman ngasih saran buat relationship elo

Dara
Tugas gue disini cuman bantu elo

Jungkook
Hm, gue tau

Jungkook
Gue rela jadi cowok brengsek di mata dia

Dara
Elo nggak brengsek, Jeon

Dara
Keadaan lo yang brengsek

Dara
Dan jangan sampai elo ketularan jadi brengsek

Dara
Buat kali ini, coba sekali aja elo berontak

Jungkook mendecak, pemuda itu merutuk karena mood-nya makin turun setelah bertukar pesan dengan Dara.

Jungkook kemudian menarik napas dan mengeluarkannya perlahan, mengeluarkan sesak di dadanya. Kemudian pemuda itu menaruh ponselnya ke atas meja belajar, lalu memilih untuk beristirahat di malam yang kali ini tak berpihak padanya.

***

To Be Continued

©-chocelnate
Yogyakarta, 11 Mei 2020

LO(S)ER | lisa, jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang