36. Nostalgia

1K 123 2
                                    

Lisa diam-diam menghela napas. Gadis itu masih setia duduk berdua bersama Jungkook, menikmati pemandangan waktu-waktu terbenamnya matahari. Walau sebenarnya ia cukup jengah, tapi ia berusaha terus menikmati.

Jungkook masih mengalunkan alunan mellow dari gitar yang entah milik siapa, tergeletak di gazebo dan Jungkook secara lancang mengambil dan memainkannya begitu saja. Lisa hanya mendengkus, baru tau Jungkook punya sifat ini.

"Ehm, permisi?"

Kata itu membuat keduanya sontak tersadar, lalu menoleh ke arah datangnya sumber suara.

Pemuda tampan dengan sorot tegas menggambarkan wibawanya, namun entah mengapa Lalisa merasa familiar dengan wajahnya.

"Oh, Taeyong?" Lisa melirik, lalu mengerenyit. Kenapa Jungkook bisa tau namanya? Mereka saling kenal?

Taeyong tersenyum tipis, lalu menoleh pada Lisa yang menatapnya heran. Pemuda itu meringis, "Lo lupa sama gue?"

"... Ha?" Lisa melongo, gadis itu berusaha mengingatnya.

Taeyong mendecak, "11 IPS 3," jawabnya singkat membuat Lisa membulatkan bibirnya dan berlagak ingat.

Taeyong kembali menoleh pada Jungkook, lalu menurunkan pandangannya menuju gitar yang tengah ia mainkan. Jungkook yang menyadari itu mengangkat alis tinggi, menatap gitar tersebut dan Taeyong secara bergantian.

"Kenapa?" tanya Jungkook polos. Lisa di sebelahnya melotot sebal, menyikut pelan lengan pemuda itu membuat Jungkook mengerenyit heran.

Taeyong menghela napas, ia tersenyum kikuk. Sudah menjadi rahasia umum jika Jungkook adalah manusia tidak pekaan.

Iya, sudah seterkenal ini Jungkook. Dan bodohnya pemuda itu tidak menyadarinya.

"Itutuh gitarnya punya Taeyong!" sungut Lisa menatap Jungkook sebal.

Jungkook mengangkat alis, memicingkan mata ke arah Taeyong. "Masa sih ...."

Lisa makin mendelik. Taeyong yang berdiri di hadapan mereka hanya geleng-geleng kecil. "Yaampun iya Kookie! Balikin sana, cepet tuh ditagih!" omel Lisa menunjuk Taeyong dan benda pemilik senar secara bergantian.

Jungkook mendesah pelan, menurut. Pemuda itu menyodorkan gitar membuat sang pemilik menerimanya dengan garis wajah cerah.

"Makasih ya, Yong!" Itu bukan Jungkook yang berucap, tapi Lisa. Jungkook kini hanya mencibir.

Taeyong menautkan kedua alisnya memperhatikan respons Jungkook, lalu tertawa kecil. "Lo udah berubah ya, Kook."

Jungkook menoleh cepat, bibirnya terbuka, tak paham maksud omongan Taeyong.

Taeyong menaruh badan gitar ke bahu kanannya, membenarkan letaknya sesaat. "Lo lebih sarkas sekarang, ketularan pacar lo nih," sahut Taeyong enteng.

Jungkook tertawa mengejek, sengaja dibuat-buat. Lisa lagi-lagi menghela napas, ingin pergi saat ini juga.

"Oh iya sob, lo masih main gitar kayaknya?" tanya Taeyong menelisik.

Lisa melebarkan matanya, menoleh ke arah Jungkook. "Lah iya kok aku baru sadar kamu bisa main gitar?"

Jungkook mendecak, menatap Taeyong tepat, "Nggak. Nggak bisa gue."

Taeyong refleks mendelik, lalu mendecih kasar. "Boong."

"Beneran dah lo pergi," usir Jungkook mengibas-ngibaskan tangannya.

Lisa melongo di tempat memandang tak percaya pada Jungkook yang sifatnya berubah total.

"Kok di usir, sih?!" tanya Lisa kontra.

Jungkook menoleh ke arah Lisa, lalu tersenyum kecil, "Dia ganggu kita ...."

Taeyong mengumpat refleks, lalu menoyor dahi Jungkook. "Bucin banget dah lo," ejeknya.

Lisa diam sesaat memperhatikan itu, "Kalian temen deket?" tanya Lisa membuat keduanya menoleh.

"Nggak."

"Nggak."

Keduanya saling pandang. Lalu mencibir mengalihkan pandangan, Lisa hanya geleng-geleng tak percaya.

"Ck, lo 'kan dulu suka musik, Kook," kata Taeyong mengubah posisi berdirinya.

Jungkook mendelik, "Gak elah ngarang amat lo."

Taeyong mendesis samar, "Siapa dulu yang suka main gitar sendirian di pojok kelas ha!?"

Mulut Jungkook kini terkatup rapat. Lisa hanya diam memperhatikan, tak ingin mengganggu keduanya.

Taeyong lagi-lagi mendesah, menurunkan gitarnya dan menyenderkan pada kakinya, mulai bernostalgia. "Lo dulu sering cerita ke gue 'kan, kalau musik itu rest area buat lo."

'Oh, mereka temen SMP?'

Jungkook terlihat mendesah, ia mengalihkan wajah. "Diem lo."

Taeyong memperhatikan itu lamat-lamat, kemudian menyeringai kecil, tak memperdulikan ucapan Jungkook. "Dan elo berubah sejak Dara dateng ke hidup lo."

Jungkook melebarkan mata, badannya ia tegakkan seketika. Lantas pemuda itu beranjak, menatap netra Taeyong tepat. "Gak usah mulai, Yong."

Taeyong mengangkat alis tinggi, lalu tertawa kecil. "Okey okey santai."

Jungkook mendengkus. Mendudukkan dirinya lagi, walau kini atmosfernya berbeda karena hawa amarah telah menyelubunginya.

Jungkook dan Taeyong membicarakan hal lain yang tidak Lisa mengerti. Namun, kini gadis itu tengah merenungkan sesuatu.

Hm, Lisa menangkap kini Jungkook memiliki banyak rahasia yang tak ia ketahui. Rahasia yang hanya sedikit orang mengetahuinya, dan kini Lisa lagi-lagi menjadi gadis yang bodoh menghadapi pacarnya itu.

***

To Be Continued

©-chocelnate
Yogyakarta, 23 Mei 2020

LO(S)ER | lisa, jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang