02. UKS

3K 305 26
                                    

"Kamu kenapa nggak bilang kalau kamu sakit?"

Jungkook menatap dengan sorot marah –walau tersirat kekhawatiran– pada Lisa yang terbaring lemah di ranjang UKS. Ia duduk di sebelah ranjang Lisa, memandang lekat gadis yang berstatus sebagai kekasihnya.

Ia hanya, kecewa saja. Gadisnya terbaring di ranjang UKS, tapi Lisa justru tak mengabarinya.

Lisa mendesis pelan, menyadari bahwa tiap perkataan Jungkook terasa tegas saat itu. Lisa memalingkan arah matanya dari Jungkook, enggan menatapnya karena rasa bersalah yang menyelimuti.

"Aku kira ... kamu sibuk belajar," cicit Lisa membuat Jungkook melotot kecil, disusul helaan napas kasar.

"Biar gimanapun juga, aku ini pacar kamu. Udah seharusnya kamu bilang ke aku masalah kamu," peringat Jungkook mengontrol intonasi bicaranya.

Lisa menipiskan bibir, kecil-kecil mulai berani menatap sepasang netra pemuda itu. Kemudian, Jungkook mendesah pelan, lalu merogoh ponselnya yang ia simpan di saku celananya. Ia mengangkatnya, kemudian menggetarkannya perlahan.

"Ini gunanya apa?"

Jungkook terlihat membuka layar ponselnya. "Telepon dan chat dari kamu nggak ada, untung aja tadi ada yang bilang ke aku kalau kamu disini," omel Jungkook kembali memasukkan ponsel ke saku celananya.

Lisa mengerenyit, "Siapa? Cowok atau cewek?"

Jungkook berdecak pelan, "nggak penting buat kamu. Komunikasi itu juga perlu, kamu nggak bi—"

Lisa membungkam kalimat Jungkook dengan melesatkan jari telunjuknya ke depan bibir Jungkook, membuat Jungkook mengerjap refleks.

"Tumben, cerewet," sindir Lisa yang membuat Jungkook melebarkan mata, baru menyadari perubahan dirinya yang tiba-tiba boros kata begini.

Jungkook tak tinggal diam, ia menggeser lengan Lisa dari depan bibirnya dan menaruhnya pelan di atas ranjang.

"Cerewet tanda sayang."

Lisa menipiskan bibirnya, berusaha agar tidak tersenyum merekah. Dipastikan jika ia sendirian, ia akan loncat-loncat kesenangan.

Mereka mendengar pintu UKS terbuka, mendapatkan sosok gadis cantik yang merupakan sobat karib Lisa. Garis wajah gadis itu merekah, mendapati Lisa yang sedari tadi ia cari keberadaannya.

"Lalisa!" Jisoo berlari kecil menghampiri Lisa, ia tak menghiraukan keberadaan Jungkook disana. Lisa tersenyum tipis melihatnya.

"Kok bisa gini sih? Udah makan minum obat belum?" tanya Jisoo khawatir.

"Tadi magh kambuh bentar, udah makan sama minum obat kok tadi," sahut Lisa melirik Jungkook, menyindir bahwa Jungkook datang hanya marah-marah, bukan menanyakan kabarnya.

Hey Lisa, ingatlah pacarmu ini adalah cogan tidak peka.

"Oh, syukur deh."

Jisoo mengangguk-angguk sekilas, lalu kedua netranya melirik ke arah pemuda yang sedari tadi diam memandangi keduanya.

"Eh, Jungkook. Lo kok disini? Nggak belajar?" sindir Jisoo membuat Jungkook menaikkan alisnya, berpangku tangan.

Lisa takut-takut melirik ke Jungkook, jikalau pemuda itu memberi respon negatif pada Jisoo. Namun yang Lisa lihat, Jungkook hanya menatap Jisoo datar, tak menjawab.

Lisa mengatupkan bibirnya rapat, suasana hening sejenak, menyisakan suara detik jam yang terus berjalan. Bel pelajaran berbunyi, menandakan jam istirahat telah usai.

Jungkook menghela napas berat, sengaja dikeraskan. "Jis, lo balik sana," usir Jungkook mengibaskan tangannya di udara, sedangkan Jisoo hanya memutar bola mata jengah.

"Gue duluan, Lis. Jaga diri ya!" pamit Jisoo yang kemudian berjalan pergi meninggalkan keduanya.

Ruangan kembali hening. Jungkook menggerakkan kepalanya, menatap Lisa datar. "Nggak perlu bohong sama gue."

Lisa menatap Jungkook heran, mencerna perkataan Jungkook yang panggilannya berubah menjadi lo-gue.

"Makan aja belum, minum obat apalagi," sindir Jungkook membuat Lisa mendelikkan matanya samar, namun biar bagaimana pun Lisa harus mengakuinya.

"Iya, iya. Maaf," akunya membuat Jungkook beranjak.

Lisa menahan telapak tangan Jungkook, ia bertanya hanya dari tatapan memelas sang gadis.

"Gue keluar bentar, beli makan sama obat buat lo. Penjaga UKS hari ini nggak berangkat, mau gue panggilin anak PMR?" tanya Jungkook seolah tau isi pikiran Lisa.

"Nggak usah rep—"

"Nurut Lisa! Coba lo ngertiin rasanya ngeliat orang yang lo sayang terbaring lemah di ranjang UKS." Lisa menipiskan bibir, diam-diam merasa bersalah juga.

Lisa mendesah kecil. Ia melepaskan genggamannya perlahan, lalu mengubah posisi tidurnya membelakangi Jungkook. Meringkuk di dalam selimutnya.

Jungkook mendesah berat, "Maaf, aku bakal cepet balik."

Jungkook meninggalkan Lisa sendirian, tak mengerti jika gadis itu tengah terisak dalam diam, mengeluarkan tetesan air mata yang mewakili berjuta rasa bersalahnya.

"Bukan lo yang nggak merhatiin gue, tapi gue yang nggak paham tentang lo."

***

To Be Continued


©-chocelnate
Y

ogyakarta, 19 Januari 2020


LO(S)ER | lisa, jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang