Seperti pagi biasanya miyeon selalu bangun tepat di jam lima pagi. Hal tersebut sudah biasa dia lakukan saat miyeon masih kuliah dulu, dimana saat itu jarak dari rumahnya menuju kampus cukup jauh hingga membuat miyeon harus bangun lebih pagi setiap harinya agar tidak terlambat.
Dan hal tersebut sangat membantunya. Membuatnya terbiasa bangun di jam itu meski miyeon tidur larut malam, miyeon tak pernah telat bangun.
Apa lagi saat ini miyeon tinggal dirumah keluarga suaminya. Sudah semestinya dia menjadi perempuan gesit bukan, apa lagi posisinya sebagai seorang istri. Keduanya tinggal disana bukan karena suaminya tak mampu membeli rumah untuk mereka berdua tinggali, melainkan karena keinginan mertuanya.
Rumah mertuanya sangat besar dan tentunya akan terasa sangat sepi jika dihuni oleh beberapa orang saja. Apa lagi di keluarga suaminya hanya ada orang tuanya, suaminya dan satu adik perempuan bernama jung jaera.
Tentunya jika jaehyun memilih tinggal dirumahnya pribadi otomatis rumah besar nan megah tersebut akan sangat sepi. Mungkin yang akan membuatnya ramai hanya para pekerja seperti beberapa maid dan tukang kebun ataupun satpam.
Karena itulah jaehyun menurut dan tinggal disana, lagi pula itu bukan ide buruk, dengan begitu miyeon tak akan kesepian jika jaehyun meninggalkannya dirumah. ada keluarganya yang bisa miyeon ajak bicara.
Awalnya memang begitu. Keluarga suaminya sangat ramah terutama mertuanya, mereka sangat menerima miyeon meski miyeon dari kalangan sederhana yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan suaminya yang bagaikan tinggal di istana.
Miyeon sangat bahagia saat mengetahui keluarga suaminya menerima nya dengan lapang dada, mereka tak pernah membedakan miyeon dan jaehyun. Mereka selalu memperlakukan miyeon seperti anak sendiri.
Saat itu rasanya hidup miyeon sangat sempurna. Memiliki suami yang tampan, seorang CEO muda. Kepribadian nya yang ramah tamah dan lembut. Keluarga suaminya yang menerima nya meski miyeon jauh dibawah mereka.
Hidup miyeon terasa sangat sempurna.
Ya, saat itu.
Sebab saat ini semuanya berubah, setelah satu tahun menikah dan hidup bersama. Perlahan semuanya berubah, kehangatan yang miyeon rasakan dirumah ini perlahan memudar seakan api yang menyelimutinya selama ini berubah menjadi bongkahan es.
Mereka mulai tak memperdulikan miyeon, mereka mulai membedakan miyeon. Mereka seakan menganggap miyeon orang asing yang hanya menumpang di istana mereka.
Semuanya bukan tanpa alasan, miyeon tahu mereka marah. Bahkan miyeon pun membenci dirinya sendiri.
"APA?? MENANTU SAYA MANDUL!!!"
miyeon masih ingat bagaimana shocknya mertuanya saat mengetahui menantu yang selalu mereka banggakan. Menantu yang selalu mereka sayang. Menantu yang sudah mereka anggap seperti anak sendiri.
Nyatanya tak bisa mewujudkan apa yang selalu mereka idamkan.
Menantunya ini telah membuat keluarganya malu dan kecewa.
Malu karena seorang istri dari CEO muda yang sangat terkenal tak bisa memiliki anak.
Malu karena keluarga jung tak bisa memiliki cucu dari anak pertamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of The Married✔
Fanfiction"Apa Gunanya Istri Kalau Tidak Bisa Memberi Keturunan"