22. Tonight

2.4K 203 11
                                    


Pemakaman ibu miyeon telah selesai dilakukan beberapa menit yang lalu, orang-orang yang ikut mengantar jenazah ketempat peristirahatan terakhirnya kini mulai meninggalkan area pemakaman satu persatu. Meninggalkan miyeon yang masih diam terpaku manatap nisan bertuliskan nama sang ibu.

Miyeon tau cepat atau lambat waktu ini akan tiba, namun miyeon tak menyangka akan secepat ini. Baru kemarin ia bertemu dengan bunda, sekarang dia sudah pergi jauh meninggalkannya.

Miyeon tak menangis, hanya menatap nisan dengan pandangan kosong. Rasanya untuk kembali menangis tak akan ada gunanya, dengan miyeon pun menangis tak akan merubah keadaan.

Bukan miyeon tak merasa kehilangan. Namun terkadang sebuah rasa kehilangan tak hanya diwakilkan oleh tangisan, banyak hal yang bisa mewakilkan sebuah kehilangan. Salah satunya memendam semuanya dalan diam, menikmati rasa sakit yang perlahan menggerogoti.

Sekarang hidupnya hanya sebatang kara tak ada tempat mengadu selain suaminya.

"Nyonya?"

Terlalu lama terdiam, taeyong sedikit menepuk bahu miyeon guna menyadarkannya, ketika iamenoleh baru lah ia sadar bahwa disana hanya tinggal dirinya, taeyong dan rose.

"Udah sore, lebih baik sekarang kita pulang. nyonya butuh istirahat" ucap taeyong diangguki rose

Rose menghampiri miyeon, membantu perempuan itu untuk berdiri. Penampilannya sangat kacau, miyeon benar-benar harus istirahat yang banyak.

Rose memang tak pernah berada di posisi miyeon, namun rose tau apa yang miyeon rasakan saat ini. Hidupnya kacau, sangat kacau. Ibunya meninggal dihari suaminya menikah dengan sahabatnya sendiri.

Terlebih tak ada yang peduli akan kesedihannya.


"Silahkan nyonya" taeyong mempersilahkan miyeon berjalan lebih dulu bersama miyeon yang merangkul bahunya dengan lembut.



•••


Sepulang dari pemakaman, miyeon tak langsung pulang kerumahnya. Ia memilih pulang kerumah orang tuanya yang tak begitu jauh dari rumah suaminya, rumah yang sudah lama tak ditinggali.

Rose sudah berpamitan pulang lebih dulu menyisakan miyeon dan taeyong, berdua. Menyusuri setiap inci rumah yang miyeon rindukan, yang dipenuhi dengan kenangan bersama keluarganya.

"Kamu duduk aja disitu, biar saya carikan minum. Mungkin di dapur masih ada" ucap miyeon.

"Gak usah nyonya, lebih baik nyonya istirahat aja" tolak taeyong.

Setelah berjam-jam mendampingi miyeon, akhirnya taeyong melihat senyum perempuan itu, meski senyum itu terkesan dipaksakan— itu sudah cukup membuat perasaan taeyong agak tenang.

"Gak papa, kamu duduk aja"

Mengangguk patuh, taeyong pun mendudukkan dirinya seperti yang miyeon suruh —diatas sofa berdebu. Sebab sudah terlalu lama ditinggalkan.

Rumah keluarga miyeon cukup kecil. Hanya memiliki dua kamar, satu kamar mandi, dapur serta satu ruang untuk ruang tamu, ruang keluarga serta ruang tengah. Tak ada lagi ruangan lain selain gudang kecil yang berada dibelakang rumah.

The World Of The Married✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang