Suara keyboard memenuhi seluruh ruangan sang CEO, di kursi nya jaehyun nampak sangat fokus pada layar komputer. Hari-hari nya kini kembali seperti biasanya berkutat setiap hari dengan komputer dan berbagai macam berkas-berkas yang harus ia tanda tangani, dan seorang istri yang akan menyambutnya saat ia pulang.
Tok tok tok..
"Masuk" ucapnya tanpa mengalihkan pandang.
Tak lama rose masuk sembari membawa map ditangannya, mengulurkannya dengan sopan pada sang pemilik perusahaan "ini daftar pemilik saham yang anda minta pak" ucap rose.
Gerak jari jaehyun terhenti seraya menggulirkan bola matanya melirik map yang masih rose pegang, jaehyun meraih dan segera membaca satu persatu nama yang tertera disana.
"Oke makasih" ucapnya singkat.
Rose mengangguk sembari mengundurkan diri "rose" tahan jaehyun.
"Iya pak?"
"Tolong sekalian bawa cangkir ini" jaehyun menunjuk cangkir kosong didepannya.
Rose menganggum seraya mengambil cangkir tersebut, namun sesuatu nampaknya mengundang perhatian jaehyun untuk bertanya "tangan kamu kenapa rose?"
Rose buru-buru menarik lengan blazernya menutupi pergelangan tangannya.
"Bukan apa-apa pak" katanya.
Seperti tak puas dengan jawaban rose, jaehyun menarik lengan sekretaris nya, menyingkap lengan blazer rose hingga menampakan banyak luka memar. Rose meringis kecil saat jaehyun tak sengaja menekannya.
"Tangan kamu kenapa?" tanya jaehyun lagi.
"B-bukan apa-apa" rose menarik tangannya dari genggaman jaehyun, segera pergi dari sana takut jika jaehyun semakin banyak bertanya.
Kening jaehyun mengernyit setelah rose hilang dari pandangannya, luka lebam itu bukan sembarang luka.
Ada yang tak beres dengan sekretarisnya.
•••
Sejak pagi miyeon sama sekali tak melakukan aktivitas berat, hanya sesekali menyiram tanaman serta berjalan-jalan mengitari halaman rumah mertuanya. untuk beberapa bulan kedepan miyeon akan tinggal dirumah mertuanya, sebab jika ia tinggal dirumahnya atau rumah suaminya tak akan ada yang menemaninya jika taeyong bekerja. Dan karena tak ingin sesuatu terjadi pada anak pertamanya tentunya taeyong membawa sang istri ketempat yang lebih aman.
Dan selama tinggal disini miyeon sama sekali tak diperbolehkan melakukan aktivitas berat, bahkan mencuci piring pun tak diijinkan. Rasanya miyeon mendadak seperti seorang ratu yang hanya diam menunggu hari kelahirannya tiba.
Ternyata seperti ini enaknya menjadi ibu hamil, sangat dimanja dan segala apa yang miyeon mau terkabulkan.
Meski begitu miyeon tetap tau diri tak ingin merepotkan banyak orang dengan memanjakan diri memanfaatkan keadaan. Miyeon hanya akan meminta sesuatu yang memang sangat ia inginkan.
"Kak miyeon udah sarapan belum?" tanya haechan, adik iparnya.
"Udah tadi, sekalian nemenin taeyong sarapan"
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of The Married✔
Fanfiction"Apa Gunanya Istri Kalau Tidak Bisa Memberi Keturunan"