Miyeon berdiri didepan sebuah cafe yang sudah tak asing lagi baginya, selain pemiliknya yang merupakan sahabatnya sendiri. juga karena cafe tersebut termasuk cafe favorite nya yang hampir setiap hari ia kunjungi.
Berbeda dari beberapa hari yang lalu, kini cafe itu nampak cukup ramai bahkan mungkin hampir semua meja yang ada disana terisi oleh pengunjung. Wajar saja memang karena cafe itu sudah selesai direnovasi menjadi cafe dengan tampilan modern seperti cafe kebanyakan jaman sekarang.
Miyeon cukup bersyukur karena ayu menuruti sarannya untuk merenovasi cafe nya, sehingga mampu menarik sejumlah orang. dan terbukti cafe sahabatnya sudah cukup maju sekarang, bahkan ayu sudah mempunyai waitress tetap.
Sebelum memasuki cafe, miyeon kembali menatap kertas kecil ditangannya kertas yang menjadi bukti transfer yang suaminya lakukan pada rekening ayu. sejujurnya miyeon agak ragu menanyakan hal tersebut takut menyinggung ayu dan berpikir bahwa miyeon berburuk sangka pada sahabatnya itu.
Namun... Wajar saja bukan jika miyeon bertanya? memastikan uang apa yang suaminya kirimkan pada ayu dan untuk apa?
Setelah memantapkan hatinya miyeon bergegas masuk. Kedatangannya langsung disambut oleh suara denting bell yang berada tepat diatas pintu masuk, menarik beberapa pelanggan untuk menoleh padanya, juga waitress yang berdiri dibalik meja pantry.
"Mau pesan apa mbak?" tanyanya.
"Satu Vanilla Latte ya " ucap miyeon.
"Ada yang lain lagi mbak, dessert nya mungkin?" tanyanya kembali.
Miyeon menggeleng kecil "nggak, itu aja." ucapnya yang kemudian diangguki sang waitress.
Miyeon mengedarkan pandangan mencari meja kosong yang untungnya tempat favorite nya tidak ada yang menempati, hingga tanpa berlama-lama miyeon bergegas menuju meja tersebut dan duduk disana menunggu pesanannya tiba juga menunggu kedatangan si pemilik cafe.
"Eh miyeon!"
Miyeon menoleh ke asal suara dimana dari balik pintu yang berada disamping meja pantry, muncul sosok ayu yang terlihat lebih fresh dari biasanya— berjalan menghampiri miyeon. bersamaan dengan itu pesanan miyeon selesai dibuat.
"Biar saya aja" ayu mengambil gelas minuman pesanan miyeon dari atas nampan yang dibawa waitressnya.
"Kok gak bilang mau kesini?" tanya ayu sembari duduk tepat dihadapan miyeon.
Miyeon tersenyum kecil "ya kayak biasa aja, mampir. abis dari konveksi" miyeon mengambil alih menumannya dari tangan ayu, lalu menyeruput nya guna melegakkan tenggorokan.
Ayu mengangguk paham "cafe lo sekarang udah rame ya, interiornya juga bagus" puji miyeon, sembari mengedarkan pandangan.
Ayu tersenyum senang "hehe iya, ini semua kan berkat saran dari lo"
"Biaya nya mahal pasti"
Ayu sempat terdiam "ya iya pasti mahal" ucapnya kemudian.
"Dapet uang sebesar itu darimana? Setau gue keuangan keluarga lo gak begitu bagus" tanya miyeon.
Miyeon bukan bermaksud meledek ayu, hanya saja dilihat dari keadaan ayu sebelumnya sangat tidak memungkinkan ayu bisa merenovasi cafe nya menjadi semewah ini dengan jumlah uang yang pastinya gak sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of The Married✔
Fanfiction"Apa Gunanya Istri Kalau Tidak Bisa Memberi Keturunan"