Sedari tadi rose terdiam menatap layar komputernya tak fokus, kedua jarinya terus bergerak diatas meja hingga menimbulkan suara ketukan. Rose terus memikirkan apakah yang sudah ia lakukan kemarin adalah tindakan yang benar atau malah memperumit keadaan.
Rose merasa was-was, ia takut tindakannya akan berdampak buruk kepada rumah tangga orang lain, yang bisa saja membuat hubungan mereka yang tadinya harmonis berubah menjadi berantakan.
Meskipun miyeon seperti tak begitu percaya dengan apa yang rose katakan, tak dipungkiri bahwa bisa saja sebenarnya miyeon percaya namun bersikap seolah apa yang rose katakan hanya bualan semata sebelum ia benar-benar mendapatkan bukti yang kuat.
"Gimana kalo pak jaehyun lebih pinter dari perkiraan gue? Terus dia bersihin semua barang-barang yang bisa jadi bukti. Terus nanti gue dipecat atau lebih parah dituntut" monolognya.
Rose memutar tubuhnya menjadi membelakangi layar komputer, dengan perasaan khawatirnya rose menggigiti kukunya. berharap miyeon menemukan barang-barang yang bisa menjadi bukti.
"Ah bego banget sih rose, ngapain ikut campur urusan orang sih!!!"
Rose bukan menginginkan rumah tangga jaehyun dan miyeon hancur dengan terbongkarnya perilaku jaehyun dibelakang istrinya, rose hanya tak suka ketika laki-laki berbuat semena-mena pada perempuan. Rose hanya ingin membantu miyeon untuk lebih berhati-hati lagi, jangan sampai ia dibodohi suaminya sendiri.
Selain itu rose juga tak ingin lebih banyak lagi kasus perceraian di negeri ini. Sudah cukup orang tuanya saja, jangan sampai ada korban perselingkuhan lagi.
Selain itu sebagai sesama perempuan bukankah sudah tugasnya untuk saling membantu? rose memang berharap miyeon mengetahui kebohongan suaminya tapi rose lebih berharap hubungan mereka kembali membaik. Membicarakan semuanya secara kekeluargaan. dan semoga jaehyun mengakui perbuatannya lalu meminta maaf dan hubungan mereka kembali seperti biasanya.
Meski rose tahu tak akan semudah itu.
Tok tok...
Rose berhenti menggigiti kukunya sebelum tubuhnya berbalik kembali menghadap layar komputer. saat matanya bergulir pada pintu ruangan, ia menemukan seorang perempuan berdiri disana. Perempuan yang belakangan ini sering rose temui dan bahkan cukup akrab dengan rose— senyum manis terukir dibibir perempuan itu sebelum ia melangkah mendekat.
"Pagi rose!!" sapa nya riang namun tetap terlihat tenang seperti biasanya.
Rose sedikit menyunggingkan senyum tipisnya "pagi mbak ayu" balasnya.
"jaehyun udah dateng belum?" tanyanya.
Jika bisa rose ingin sekali mengatakan bahwa jaehyun belum datang atau sekalian saja tak akan datang agar ayu pergi dan tak menggangu kinerja bosnya. namun itu semua percuma karena mau rose bilang jaehyun tak datang pun ayu akan tetap memasuki ruangan jaehyun dan menunggunya disana sampai jaehyun sendiri yang menyuruhnya pulang.
Bodohnya lagi jaehyun selalu membiarkan ayu menemaninya bekerja, ekspresi wajahnya selalu sesenang itu saat ayu menemaninya.
Jaehyun benar-benar sudah melupakan siapa istrinya yang sebenarnya.
"Ada mbak, pak jaehyun udah dateng beberapa menit yang lalu" ucap rose berkata sejujurnya.
Senyum cerah ayu semakin terkembang "makasih infonya! sebagai hadiah, gimana kalo nanti malem kita ke bar sama mark?" ajak ayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The World Of The Married✔
Fanfiction"Apa Gunanya Istri Kalau Tidak Bisa Memberi Keturunan"