Rumah Karin sudah sangat ramai saat kami sampai disana, warna putih tersebar dimana-mana. Aku tidak heran. Dengan kepopulerannya, Karin pasti memiliki banyak teman untuk diundang ke pesta.
Dastan mengandengku masuk, menerobos lautan manusia yang memenuhi segala penjuru rumah Karin. Suara musik terdengar dimana-mana, bukan jenis musik yang lembut, tapi musik jedag-jedug yang membuat kepalaku berdenyut.
"Welcome to my party!!!" Sambut Karin heboh saat melihat kami datang, Dastan memeluknya singkat sambil mengucapkan selamat ulang tahun, begitu pula aku.
"Selamat hepi-hepi gaess! Gue mau temuin yang lain." Pamit Karin kemudian meninggalkan kami, untuk bergabung dengan temannya yang lain.
Di dalam aku bertemu dengan teman-teman Dastan yang lain. Agasta, Reo, Joe dan masih banyak murid populer lainnya. Bau alkohol, musik, cahaya remang-remang dan bagitu banyak orang membuatku tidak nyaman, aku tidak terbiasa dengan ini, dan berada disini sebentar saja sudah membuat kepalaku pusing.
"Kamu mau minum apa?" Tanya Dastan tepat ditelinggaku, berusaha mengalahkan suara musik yang terdengar semakin kencang.
"Apa aja deh." Jawabku pasrah, juga setengah berteriak.
"Cola?"
Aku mengangguk sebagai jawaban.
"Sekalian ambilin gue bir dong!" Itu suara Reo.
Dastan melepaskan pelukannya pada pingangku, lalu berdiri dari sofa. "Emang gue budak lo?!" Kata Dastan disambut gelak tawa yang lainnya.
"Galak banget sama gue, giliran sama pacar aja manis banget."
Dastan tidak mengindahkan perkataan Reo, dan mulai berjalan untuk mengambil minuman.
Sepeninggalan Dastan Karin datang bersama seorang gadis yang tidak aku kenal, kedatangan mereka disambut heboh oleh Reo dan lainnya. Karin duduk di samping Reo sedangkan gadis itu berjalan kearahku, tersenyum, lalu duduk disampingku. Aku membalas senyumannya, gadis itu tampak seumuran dengan kami, dan sangat cantik tanpa cela.
"Kapan balik, Ra?" Tanya Joe kemudian.
"Baru balik kemarin nih." Jawabnya dengan suara yang indah. Membuatku semakin iri.
"Tumben balik indo. Katanya udah betah di Aussie." Kata Agasta setengah meledek .
"Yang bikin betah disana udah nggak ada." Jawab gadis itu dengan nada bercanda.
"Dastan? Lo balik indo gara-gara Dastan?" Tanya Reo penasaran.
Jantungku berdegup kencang saat mendengar nama Dastan disebut. Apa hubungan gadis ini dengan Dastan?
"Enggak lah. Gue balik sini karena ada urusan." Tolak gadis itu cepat.
"Kalo iya gara-gara Dastan, elo telat, Ra. Dia dah punya pacar disini. Tuh Nabilla, cewek yang duduk disamping elo."
Entah hanya perasaanku atau tidak, tapi aku merasakan tubuh gadis disampingku sedikit menegang saat mendengar perkataan Karin, sedangkan aku, aku merasa sangat tidak nyaman. Berharap Dastan segera datang menyelamatkanku.
"Iya, kah?" Dia menatapku dengan mata berbinar, lalu mengulurkan tangannya kearahku. "Kenalin, gue Safira. Temen Dastan."
"Nabilla" aku menjabat tangannya dan menyebut namaku cangung.
"Cantik banget. Pantes Dastan suka." Entah dia sedang memujiku atau menghina secara terselubung.
Aku hanya tersenyum kikuk. Menatap kesekeliling mencari Dastan.
"Dastan kemana? Kok nggak keliatan?" Gadis itu, maksudku Safira kembali menatapku.
"Dastan lagi ambilin minum buat pacarnya. Dia sekarang bucin banget pokoknya, Ra." Kata Reo mewakiliku. Dan Safira kembali tertawa sumbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Bad Boy And Me (TAMAT)
Teen Fiction21+++ 🔞🔞🔞🔞🔞🔞 Hidupku selama 17 tahun berjalan seperti remaja pada umumnya. Sekolah, belajar, dan sesekali berkencan. Hingga hari itu datang, seorang murid pindahan yang mengubah segalanya. Hidupku yang normal porak-poranda, saat dia mengataka...