Aku mengubah posisi tidurku beberapa kali, mencoba memejamkan mataku, namun gagal. Aku tidak bisa tidur. Mungkin gara-gara aku tidur tadi sore, jadi sekarang aku kesulitan untuk tidur.
Jam sudah menunjuk ke angka 00:14, tapi mataku belum juga ada tanda-tanda mengantuk. Aku tetap memejamkan mataku, berharap mereka bisa menuruti perintahku agar tertidur.
Entah berapa lama aku berpura-pura tidur, hingga akhirnya mataku bosan dan aku terlelap.
"Heii, bangun.."
Aku yang masih tertidur bisa mendengar suara yang berbisik di telinggaku, suara yang mengisi hariku akhir-akhir ini, suara yang aku rindukan. Suara Dastan.
Aku membuka mataku mengerjapkan beberapa kali. Mataku menemukan wajah Dastan tepat di depan wajahku, menatapku lekat, dengan senyumnya yang menawan. Entah sejak kapan dia sudah dikamarku, tubuhnya berada diatasku, bertumpu pada siku agar tidak menindihku sepenuhnya.
Aku membalas senyumannya, lalu memalingkan wajahku kesamping, tidak tahan dengan mata dastan yang terus menatap wajahku. Aku baru saja bangun tidur, dan pasti masih sangat berantakan.
Dia meraih wajahku, hingga mata kami kembali bertemu. "Enggak usah malu, kamu cantik."
Ck! Dasar cowok!
Dastan membelai wajahku lembut, menyusuri kulitku dengan jemarinya, bergerak turun hingga bibirku.
Wajahku perlahan terasa panas, menjalar dari wajahku, lalu menyebar keseluruh tubuh.
Dia menundukan kepalanya dan menciumku, menyesap bibir bawahku, mengigitnya lembut, membuatku mengerang. Dastan memagut bibir atas dan bawahku bergantian, gerakannya begitu lembut dan mengoda, membuat perutku bergejolak dengan hebat.
Tangannya bergerak untuk membelai payudaraku dari luar, turun naik membuat tubuhku meremang.
Bibirnya yang basah bergerak turun ke dagu, lalu semakin turun menuju ke ceruk leherku, menghisap kulitku disana dengan bibirnya yang panas.
Aku mengeliat. Merasakan sensasi sentuhan Dastan yang begitu nikmat di kulitku. Tanganku yang berada di dadanya bergerak naik, menuju leher, dan meremas rambut belakangnya.
"Dastan.." erangku saat dia dengan sengaja mengigit leherku lembut, lalu bergerak naik menuju telinggaku.
Tubuhku megelinjang saat Dastan bernapas disana. Meniup cuping telinggaku, seolah tau disana bisa membuatku menggila.
"Mmmh.." erangku tertahan oleh bibirnya yang kembali melumat bibirku dengan penuh gairah, tangannya sudah berada di dalam gaun tidurku, langsung meraup kedua payudaraku yang tidak mengenakan bra.
Aku kembali mengeliat dibawahnya, mendesah tertahan karena bibir Dastan masih memagut bibirku dengan panas.
Aku mengerang, menghirup udara saat Dastan melepaskan bibirku. Dia menegakan tubuhnya diantara kakiku. Aku menatapnya melepas baju, memperlihatkan otot perutnya yang begitu menggoda, perlahan tangannya bergerak menuju ikat pinggangnya, membuka kaitannya, lalu menariknya lepas dari celananya.
Aku menahan napasku saat jemarinya bergerak ke kancing celananya, membukanya, dan menarik resletingnya turun. Lalu..
Dok! Dok! Dok!
"Nabilla! Kamu nggak sekolah, sayang?!!"
Pintu kamarku digedor disusul teriakan mama dari luar kamarku membuatku mataku langsung terbuka, tersentak bangun dari mimpi bejadku.
"Sial!" Umpatku kesal saat melihat cahaya matahari sudah menerangi kamarku sepenuhnya. Kulirik jam digitar disamping ranjang. 06:42.
"Sayang?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Bad Boy And Me (TAMAT)
Подростковая литература21+++ 🔞🔞🔞🔞🔞🔞 Hidupku selama 17 tahun berjalan seperti remaja pada umumnya. Sekolah, belajar, dan sesekali berkencan. Hingga hari itu datang, seorang murid pindahan yang mengubah segalanya. Hidupku yang normal porak-poranda, saat dia mengataka...