Aku kembali masuk kamar setelah berbicara sebentar dengan mama.
"Ada apa?" Tanya Dastan yang kini sedang duduk diranjangku menatapku penasaran.
"Mama. Pamit kerja." Jawabku santai, kembali naik kearas kasur. Dan Dastan hanya mengangguk-angguk tanda paham.
Kami sedang mengerjakan tugas fisikaku, lebih tepatnya Dastan yang mengerjakannya untukku, dan aku hanya duduk mengamati disampingnya.
Aku cukup terkejut saat dia menawarkan diri untuk membantuku. Aku kira dia hanya bercanda, ternyata dia benar-benar mengerjakannya. Dibalik sifatnya yang menyebalkan Ternyata otaknya berfungsi dengan sangat baik.
"Udah selese." Terangnya, membuatku sedikit tersentak kaget. Entah dari kapan mataku terpejam, dengan kepala yang bersender di bahu Dastan. Sangat memalukan!
"Udah selesai? Cepet banget." Aku mengucek mataku yang terasa berat, menatap buku tugasku dengan mata yang masih setengah berkabut.
"Ngantuk?" Tanya Dastan menatapku wajahku.
"Enggak kok." Tolakku cepat, dan sialnya sambil menguap.
Dastan terkekeh geli, lalu mengambil buku ditanganku, dan menyusun buku-buku lain diatas ranjang menjadi satu tumpuk.
"Biar gue yang beresin." Dastan turun dari ranjang, lalu berjalan ke meja belajarku, menaruh tumpukan buku itu disana.
Tidak butuh waktu lama, karena beberapa detik kemudian, Dastan sudah kembali keatas ranjang.
"Sini.." kata Dastan menepuk kasur disampingnya.
Aku yang tengah bersandar di kepala ranjang hanya terdiam. Melihatku kebingungan, dia kemudian menarik tubuhku, membawa kepelukannya.
Aku tidak menolak, dan membiarkan Dastan mendekap tubuhku erat. Kepalaku berada di atas dadanya yang bidang. Rasanya sangat nyaman. Dia sudah menanggalkan jaket denimnya, menyisakan kaos putihnya yang terasa halus di pipiku.
"Lo nggk penasaran mama gue kerja apaan jam segini baru berangkat?" Tanyaku memecah keheningan.
Dastan tidak menjawab, dan memeluk tubuhku lebih erat.
"Mamaku bekerja..."
"I dont care, Nabilla. Maksudku, gue sama sekali nggak masalahin apapun itu." Dastan memotong penjelasanku.
"Kenapa elo gini?" Tanyaku lagi, penasaran.
"Hmm?"
"Alasan elo kaya gini tu apa? Elo pasti punya maksud kan deketin gue?"
"Gue suka elo." Jawab Dastan singkat.
"Ya alasan elo suka gue apa?!" Aku menjadi sedikit kesal. Ya tentu saja aku merasa aneh. Cowok seganteng dan setajir Dastan tiba-tiba nembak, ditoilet pula. Ya memang aku cantik, tapi jelas beda kasta kalo dibandingkan dengan Dastan.
"Hmm.." dia berpikir sejenak. "Elo percaya nggak kalo gue bilang, gue jatuh cinta pada pandangan pertama sama elo?"
Aku hampir tersedak salivaku sendiri mendengar jawabannya. Jelas tidak percaya! Ini bukan cerita disney dimana pangeran tampan dari antah berantah tiba-tiba datang dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama!
"Lo lahir tahun berapa sih? Lebai banget."
Dastan tertawa renyah. Aku bisa merasakan dia mengecup pucuk kepalaku.
"Ga usah mikirin ini, masih banyak waktu buat bahas ini nanti." Kata Dastan mengelus pungungku lembut. Tubuhku bereaksi terhadap sentuhannya, seolah ada aliran listrik yang konslet, tubuhku terasa sangat panas. "Tidur sekarang." Perintah Dastan kemudian. Anehnya aku sama sekali tidak membantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Bad Boy And Me (TAMAT)
Teen Fiction21+++ 🔞🔞🔞🔞🔞🔞 Hidupku selama 17 tahun berjalan seperti remaja pada umumnya. Sekolah, belajar, dan sesekali berkencan. Hingga hari itu datang, seorang murid pindahan yang mengubah segalanya. Hidupku yang normal porak-poranda, saat dia mengataka...