5

213K 3.7K 69
                                    

Ketika kami kembali ke kelas, pintu kelas sudah tertutup, tanda Bu Ratna guru Fisika sudah memulai pelajaran. Aku melepaskan tangan Dastan yang mengengam tanganku, membuat Dastan yang berjalan disampingku langsung menoleh jelas tidak suka.

"Kenapa?"

"Nggak mungkin kan kita masuk kelas gandengan gini?"

"Mungkin aja, kalo gue mau." Jawab Dastan enteng dan aku hanya bisa memutar mataku jengah.

Aku membiarkan Dastan mengetuk pintu, dan berbicara dengan Bu Ratna tentang keterlambatan kami.

"Saya minta tolong Nabilla buat nunjukin letak koperasi, Bu." Terang Dastan berbohong dan Bu Ratna yang tahu Dastan murid baru sepertinya percaya dengan alasan Dastan, karena dia langsung mempersilahkan kami untuk duduk.

"Kumpulkan tugas kalian." Perintah Bu Ratna saat kami sudah duduk di kursi masing-masing.

Dengan tenang aku membuka ransel coklatku untuk mencari tugas fisika yang sudah dikerjakan oleh Dastan semalam.

Deg!

Jantungku berdegup kencang. Membolak balikan kembali isi tas ku untuk mencari buku tugas fisikaku, namun nihil. Ingatan tentang Dastan yang menaruh bukuku kembali ke meja belajar sukses membuat tubuhku lemas. Aku lupa untuk memasukannya ke tasku pagi ini karena terlalu buru-buru saat Dastan akan datang menjemput.

"Nabilla! Lo bener-bener bodoh!!" Umpatku dalam hati.

"Kenapa?" Alis Dastan bertautan menatapku. Aku melihat tangannya yang memegang buku tugas miliknya, siap mengumpulkan. "Mana punya lo?" Tanya dia lagi.

"Gue.. lupa bawa.." ringisku lesu. Mengingat Bu Ratna sangat galak dan selalu menghukum murid yang tidak mengerjakan tugas dengan berlari keliling lapangan, atau berdiri di depan kelas selama jam pelajaran.

"Yaudah, gausah pasang muka kaya mau mati gitu." Kata Dastan mengangsurkan buku ditangannya kearahku. "Pake punya gue aja." Katanya enteng sukses membuatku melonggo.

"Enggak ah, nggak boleh gitu." Tolakku cepat.

"Boleh, gue maksa." Kata Dastan lagi. "Sana kumpulin." Perintahnya lagi, memaksaku menerima bukunya.

"Ada apa ribut-ribut? Nabilla, Dastan mana tugas kalian?" Suara Bu Ratna sukses membuat tubuhku menegang.

"Bu Ratna!" Dastan mengangkat tangannya.

"Iya? Ada apa?"

"Saya tidak mengerjakan tugas karena tidak terlalu paham dengan materinya."

Bu Ratna tampak berpikir sejenak, sebelum akhirnya berbicara.

"Ya sudah, nanti istirahat kamu ke kantor ibu. Saya beri kamu salinan tentang materi ini."

"Baik, Bu. Terimakasih."

"Nabilla, kumpulkan tugas kamu."

Dengan berat hati aku bangkit dari dudukku, berjalan ke depan untuk mengumpulkan tugas milik Dastan, aku merasa sangat bersalah pada Dastan.

"Sorry, ya." Kataku menatap Dastan setelah kembali duduk.

"Gapapa." Jawabnya santai. Meraih tanganku, lalu meremasnya lembut dari bawah meja. "Lo aman selama ada gue." Janjinya lagi, dan entah kenapa aku percaya begitu saja dengan ucapannya.

*

"Daa, Nabila.., daa, Dastann.." kata Vina dan beberapa temanku yang lain saat kita harus berpisah di depan gerbang sekolah.

"Daa.." aku membalas lambaian tangan mereka, sedangkan Dastan hanya mengangkat tangannya malas.

Jam perlajaran telah usai, aku bersama Dastan dan teman-temanku yang lain keluar kelas bersama. Dan kini harus berpisah karena aku dan Dastan harus ke gedung parkir yang terletak di samping sekolah untuk mengambil mobilnya. Sedangkan Vina dan teman-temanku yang lain sibuk masuk ke jemputan mereka masing-masing.

Crazy Bad Boy And Me (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang