Jantungku berdegup kencang saat mobil Dastan mulai mendekati area sekolah. Mata-mata penasaran dari puluhan siswa yang kini sudah ramai di sekitar sekolahan. Aku rasa gosip sudah menyebar, entah apa yang mereka pikirkan. Tapi yang aku tahu dari chat-chat vina yang aku baca sekilas tadi pagi, dia begitu heboh menanyakan apa hubunganku dengan Dastan.
"Gue turun sini aja ya." Kataku setengah memohon saat audi putih yang dikemudikan Dastan sudah mendekati gerbang sekolah.
"Kenapa? Malu ya berangkat bareng gue?" Pertanyaan konyol itu keluar dari mulut cowok berparas tampan bernama Dastan.
"Gak lah." Kataku cepat-cepat.
"Gue kebelet pipis." Jawabku berbohong.
"Serius?" Dia menatapku dengan tatapan menyelidik.
"Iya lah, ngapain bohong."
"Nggak bisa ditahan?"
"Enggak, udah mau keluar nihh!"
"Yaudh elo turun di gerbang."
"Disini aja.." rajukku lagi.
"Gak. Turun di gerbang atau pipis aja disini." Kata Dastan tidak menerima bantahan.
Aku mencebikan bibirku kesal, dan mengemudikan mobilnya menuju gerbang sekolah, berhenti disana.
Aku segera turun secepat mungkin. Namun segera berhenti karena Dastan kembali memanggilku.
"Apa?" Sahutku menoleh dengan malas. Aku bisa melihat Dastan di dalam mobil dari kaca mobilnya yang terbuka.
"Tunggu gue di toilet." Katanya membuatku menoleh kesekeliling karena dia berbicara cukup keras. Dan sialnya, semua mata kini tengah fokus ke arah kami.
Aku tidak menjawab dan memilih untuk cepat berbalik, melangkah cepat menjauh dari mobil Dastan.Semua mata mengikuti setiap langkahku, mereka saling berbisik-bisik, membuatku merasa sangat tidak nyaman.
Baru berapa langkah memasuki gerbang sekolah aku mendengar suara Vina meneriakan namaku. Segera ku menoleh, dan benar, Aku menemukan Vina tengah berlari kearahku. Untuk pertama kalinya aku begitu bahagia melihat Vina.
"Jahat banget chat gue nggak dibales!" Runtuk Vina mengelayut manja di bahuku.
"Sorry, gue sibuk kemarin. Nggak sempet pengang hape." Aku memasang wajah menyesal, dan Vina hanya memutar irisnya kesal.
"Sibuk sama Dastan?" Tanya Vina menyelidik. "Jujur sama gue. Elo udah kenal lama sama Dastan kan?"
"Enggak lah!"
"Jujur! Kalian pacaran kan? Dastan balik dari Aussie terus pindah kesini demi elo kan?"
Sumpah aku tidak mengerti dengan isi kepala Vina. Entah dari mana dia mendapatkan teori sembarangan seperti itu.
"Enggak lah, ngaco banget." Tolakku kemudian.
"Terus gimana? Ceritaaa..." rengeknya lagi mengoyang-goyangkan bahuku keras.
"Ya gitu.."
"Ya gitu apanya?! Cerita aja belom kok ya gitu, ya gitu!" Protes Vina membuatku terkekeh pelan.
"Enggak lucuu iiii. Tega banget nggak mau cerita sama sahabat sendiri."
"Iya nanti cerita di kelas, masa iya cerita di jalan, gaenak banget."
Vina mengamati kesekeliling, dan mata-mata penasaran itu masih saling curi pandang kearah kami.
"Apa?! Nggak pernah liat cewe cantik lewat?!" Bentak Vina gusar kepada mereka. Dan segera ku seret gadis itu cepat menuju kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Bad Boy And Me (TAMAT)
Ficção Adolescente21+++ 🔞🔞🔞🔞🔞🔞 Hidupku selama 17 tahun berjalan seperti remaja pada umumnya. Sekolah, belajar, dan sesekali berkencan. Hingga hari itu datang, seorang murid pindahan yang mengubah segalanya. Hidupku yang normal porak-poranda, saat dia mengataka...