Jederrrrr
Yang baru saja menutup pintu studio dengan cara dibanting itu adalah Relaka. Entah kenapa, setelah ia menyusul Anya ke depan gedung tadi dengan maksud untuk meminta maaf karena insiden di mal waktu itu, tetapi justru malah berakhir dengan Relaka yang merasa tidak dianggap oleh perempuan itu.
Dan yang lebih membuat Relaka menahan kekesalan lagi adalah karena Anya dengan sengaja tidak menerima jabatan tangan Relaka dan memilih pergi begitu saja dengan hanya meninggalkan kata "oh" yang membuat Relaka semakin kesal.
Bukannya Relaka sombong, hanya saja coba kalian bayangkan, di luaran sana banyak sekali gadis-gadis yang begitu menggemarinya dan saling berebutan ingin berjabatan tangan dengannya. Sedangkan Anya, sudah Relaka berikan jabatan tangan secara cuma-cuma, tetapi hanya dibalas dengan kata "oh" dan yang lebih parahnya lagi perempuan itu berani-beraninya menggantungkan tangan Relaka di udara tanpa balasan.
"Lo kenapa sih, Ka? Masuk-masuk langsung banting pintu terus muka lo udah kayak cabe-cabean aja sampai merah begitu?" tanya Nabel saat menyadari betapa tidak enak dipandangnya raut wajah Relaka saat ini.
"Gue lagi kesel," jawab Relaka sekenanya.
"Hidup lo kayaknya nggak pernah nggak kesel deh, Ka." balas Irsyad sambil tertawa renyah yang langsung mendapat pelototan tajam dari Relaka.
"Muka lo ngapa sih, Ka? Ngajak ribut bener," kata Tredy yang tiba-tiba muncul sambil membawa laptop dan beberapa buku ke meja yang ada di pojok ruangan.
"Doi lagi kesel katanya," sahut Nabel sambil mengerling jahil.
"Gue lagi kesel sama cewek yang tadi," ujar Relaka tiba-tiba sambil memutar bola mata malas.
Tredy yang sedang sibuk mengetik entah apa di laptopnya itu langsung menatap lurus ke arah Relaka dengan tatapan bingung. Sedangkan Nabel dan Irsyad juga menatap Relaka dengan alis yang bertaut, sama bingungnya.
"Cewek tadi yang mana?" tanya Tredy dan Nabel bersamaan.
Relaka berdecak kesal. "Temennya Diva tadi, siapa tadi lupa gue namanya," jawab Relaka setengah kesal. Sejujurnya ia tau siapa nama perempuan yang menolak jabatan tangannya itu, tapi karena rasa kesalnya lebih besar jadi ia enggan menyebutkan nama Anya.
"Anya maksud lo? Memang dia kenapa?" tanya Irsyad heran.
"Kayaknya daritadi Anya diem aja deh?" ujar Tredy, yang disetujui oleh Irsyad dan Nabel.
"Iya. Mana anaknya cakep, kalem dan gemesin gitu, masa bikin lo kesel sih, Ka. Dari mananya coba?" ujar Nabel sambil geleng-geleng kepala.
Karena ketiga temannya itu tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, Relaka yang pasrah dengan hal itu hanya menghembuskan napas kasar dan mau tidak mau ia harus menceritakan awal mula pertemuannya dengan Anya yang membuat keduanya salah paham seperti sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Terduga
RomanceSelama ini, tak ada objek yang tak bisa aku torehkan ke dalam sebuah goresan gambar seni rupa. Namun, semenjak kau kembali datang di hidupku, aku sering salah menggoreskan pena. Bahkan, untuk menggambar sebuah titik yang paling mudah sekalipun aku...