—————
Terkadang waktu memang berjalan begitu cepat, seakan kita yang ikut serta memerankan jalannya waktu pun bahkan tidak sadar bahwa menit sudah berganti menit, jam sudah berganti jam, hari sudah berganti hari, bulan sudah berganti bulan, bahkan tahun juga sudah berganti tahun.
Perasaan baru kemarin hari Senin, kok sekarang sudah hari Senin lagi? Pernah berguman seperti itu dalam hati? Berarti kita merasakan jika waktu berjalan begitu cepat. Apalagi ketika kita semakin dewasa, berbeda rasanya ketika masih anak-anak, waktu berjalan tidak secepat saat ini. Sampai-sampai dulu kita merasa lama sekali menunggu waktu berbuka saat bulan puasa dan lamanya menunggu ulang tahun berikutnya karena tidak sabar mananti kadonya.
Semakin bertambahnya usia, kita merasa bahwa waktu cepat sekali berlalu. Padahal, tentu kita semua sepakat bahwa waktu tidak mungkin berjalan lebih cepat atau pun lebih lambat. Jalannya waktu adalah sesuatu hal yang tetap dan pasti.
Namun, mengapa kita merasa waktu cepat berlalu saat dewasa? Ada dua teori yang mampu menjelaskan mengapa semakin dewasa kita merasa waktu seolah berlari.
Pertama, berubahnya jam biologis. Setiap orang memiliki sistem untuk mengatur segala fungsi tubuhnya. Sistem ini diatur oleh jam biologis seseorang. Jam biologis sendiri dikendalikan oleh sistem saraf pusat, alias otak. Pada jam biologis anak-anak, mereka lebih banyak melakukan aktivitas fisik selama waktu tertentu. Sementara itu, karena jam biologis orang dewasa lebih santai, kita pun akan merasakan waktu berjalan begitu cepat.
Kedua, karena telah terbiasa dengan lingkungan sekitar. Ketika kecil, lingkungan sekitar adalah tempatnya bereksplorasi dan mengenal segala sesuatu yang baru bagi anak-anak. Rasanya, ada saja hal baru yang ditemui setiap harinya dan kita bebas melakukan apa pun. Namun, ketika dewasa, dunia rasanya begitu mudah ditebak. Rutinitas berjalan seperti biasa dan terus berulang.
Nah, rupanya ini berkaitan dengan daya ingat. Saat menerima berbagai informasi baru di masa kecil, otak akan meprosesnya lebih keras untuk akhirnya menyimpannya di dalam memori. Proses ini tentu memakan waktu dan tenaga sehingga rasanya waktu terasa sangat lama kala itu. Memasuki usia 20-an, kita mungkin sudah jarang menerima informasi yang benar-benar baru, sehingga semua berjalan sebagaimana kita ketahui dan itulah yang membuat waktu terasa berjalan sangat cepat.
Sama dengan yang sedang Anya rasakan saat ini, waktu nampaknya berjalan begitu cepat. Padahal, sepertinya baru kemarin Anya merasakan euforia menjadi mahasiswa baru yang merasa masih senang-senangnya menjalankan perkuliahan semester awal. Sepertinya baru kemarin Anya bisa kembali bertemu dengan sahabat putih merahnya, Baragandhi Maharaka. Sepertinya juga, baru kemarin Anya merasakan kebahagiaan karena beberapa kali mendapatkan kiriman surat dan paket dari Gandhi. Dan, sepertinya juga baru kemarin Anya berurusan dengan manusia aneh macam Relaka. Yang entah kenapa, pertemuan dengannya tidak pernah dengan baik-baik saja. Tapi untungnya, setelah kehebohan yang ia lakukan di kampus waktu itu, ia tidak muncul lagi. Bahkan hingga saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Terduga
RomanceSelama ini, tak ada objek yang tak bisa aku torehkan ke dalam sebuah goresan gambar seni rupa. Namun, semenjak kau kembali datang di hidupku, aku sering salah menggoreskan pena. Bahkan, untuk menggambar sebuah titik yang paling mudah sekalipun aku...