27. Bukan Haknya

1.1K 104 0
                                    

Pagi ini rasanya sangat damai, entah karena tidak ada yang sedang Anya pikirkan ataupun karena cuaca hari ini yang begitu cerah. Bahkan, langit kota Tanggerang pun juga mendukung indahnya pagi ini karena memancarkan warna biru cerah yang membentang luas di atas sana dengan awan-awan putih yang ikut bergerombol dan bergerak kesana-kemari.

Anya kini sedang berdiri di depan pintu masuk kampusnya seraya memandangi gedung berlantai 22 itu dengan senyum mengembang.

Pagi ini adalah pagi yang cukup meneganggakan sekaligus yang paling ditunggu-tunggu oleh Anya ataupun mahasiswa jurusan DKV lainnya, pasalnya hari ini seluruh mahasiswa semester 3 akan memilih jurusan peminatan sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing. Yang artinya, mereka akan sampai pada tahapan dimana tujuan kuliah di Jurusan Desain Komunikasi Visual yang sudah mereka pilih ini akan lebih mengajarkan mereka untuk mempelajari ilmu-ilmu apa saja yang nantinya akan mereka butuhkan untuk menancapkan karir lebih tajam lagi, khususnya dibidang yang sudah mereka mantapkan melalui pemilihan jurusan peminatan seperti ini.

Anya melangkahkan kaki dengan langkah yang amat ringan, dan sampailah ia di lantai 1 gedung kampusnya. Dimana di lantai 1 ini terdapat lobi utama, international lounge, pelayanan mahasiswa, bank, perpustakaan bahkan ada Starbucks-nya juga. Dan begitu melangkah lebih dalam, maka pemandangan vertical green park dengan tanaman rambat panjang yang menjuntai dari depan jendela lantai 3 menambah kesejukan di gedung kampusnya ini. Ditambah lagi fasilitas berupa dua pasang eskalator yang menjadi penghubung antara lantai 1 dan 2 yang memudahkan bagi para mahasiswa untuk naik dan turun.

Langkah kaki Anya semakin ringan saat ia menaiki tangga eskalator menuju lantai 2, dan kini senyumnya bertambah semakin mengembang tatkala langkahnya semakin mengarah pada pintu lift. Setelah sampai di depan pintu lift, Anya masuk ke dalam lift bersama dua orang mahasiswa lainnya yang ternyata juga menuju lantai 4.

Begitu sampai di lantai 4—tepatnya di ruang auditorium yang nantinya akan dijadikan sebagai kelas besar dan menjadi tempat para mahasiswa untuk melakukan pemilihan jurusan peminatan, ternyata sudah lumayan ramai dengan mahasiswa yang mulai memasuki ruang auditorium guna mendapatkan kursi incaran.

Awalnya, Anya merasa baik-baik saja karena hari ini merupakan hari yang sudah ia nantikan sejak pertama kali masuk kuliah, namun begitu sampai di depan pintu ruang auditorium yang didominasi oleh para mahasiswa semester 3 Jurusan DKV, ternyata ras...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya, Anya merasa baik-baik saja karena hari ini merupakan hari yang sudah ia nantikan sejak pertama kali masuk kuliah, namun begitu sampai di depan pintu ruang auditorium yang didominasi oleh para mahasiswa semester 3 Jurusan DKV, ternyata rasanya cukup mendebarkan. Meskipun ini bukan pertama kalinya para mahasiswa semester 3 dikumpulkan menjadi satu, seperti saat kelas besar contohnya.

"Kenapa nggak masuk, Nya?"

Sampai akhirnya sebuah tepukkan dipundak Anya berhasil menyadarkannya, saat Anya menoleh ternyata ada salah satu teman kelasnya yang kalau tidak salah bernama Teya, dan kini sedang tersenyum ke arahnya.

Anya balas tersenyum kemudian berujar. "Nanti deh, soalnya agak deg-degan pas udah sampai sini."

"Sama, gue juga deg-degan," ujar Teya. "Masuk yuk?" tawarnya untuk masuk bersama.

Yang Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang