————
Bagi Anya, menggambar adalah salah satu cara untuk memperbaiki suasana hati yang sedang tidak baik. Bahkan, hanya dengan menggambar bentuk abstrak atau hanya sekedar corat-coret pun bisa membuat perasaannya jauh lebih baik. Karena, saat menggambar, kamu pasti akan berkonsentrasi penuh sehingga perhatianmu hanya akan tercurah pada bentuk gambar yang sedang kamu buat. Di saat yang bersamaan juga, otak akan menyingkirkan emosi, kesedihan dan hal-hal negatif lainnya. Maka dari itu, biasanya seusai menggambar, kita pasti akan merasakan suasana hati yang lebih positif. Itulah alasan mengapa Anya sangat menyukai hobinya, yaitu menggambar.
Apalagi kemarin ia baru saja mendapatkan kiriman paket dari Gandhi yang berisi peralatan gambar, mulai dari sketchbook, point brush, lapdesk, tray, watercolors, stickers, markers bahkan Gandhi juga membelikannya satu set pensil warna lengkap.
Rasanya, Anya menjadi semakin semangat untuk menggambar karena peralatan gambar dari Gandhi. Bahkan sejak tadi hingga mata kuliahnya telah usai, disela-sela dosen mengajar, yang Anya lakukan hanyalah menyelesaikan hasil gambarannya. Untungnya, ia dapat mengikuti mata kuliah yang dosen jelaskan dengan baik dan lancar.
Bahkan saat teman kelasnya sudah pulang, Anya masih saja betah duduk di kursinya untuk menyelesaikan hasil gambarannya. Tenang saja, Anya tidak sendirian kok, masih ada dua orang mahasiswa lainnya yang masih duduk santai entah mengerjakan apa.
"Nggak pulang, Nya?" Anya sedikit terkejut saat ada seseorang yang bertanya kepadanya. Ia pun menoleh dan mendapati Randu yang bertanya padanya, dia tengah merapikan tasnya dan sesekali menatap Anya.
"Sebentar lagi, Ran." jawab Anya sambil tersenyum. Dulu sudah pernah Anya katakan ya, ia dan teman sekelasnya itu tidak terlalu dekat tetapi hanya sebatas kenal saja, karena Anya memang bukan tipe orang yang mudah dekat dengan orang-orang baru. Sama seperti si Randu ini, mereka berdua memang tidak terlalu dekat. Hanya saja Randu ini lebih sering mengajaknya mengobrol, mungkin karena Randu ini termasuk mahasiswa yang aktif di organisasi kampus, makanya ia juga sangat humble pada semua orang.
"Ya udah, gue duluan ya, Nya." setelah mengatakan itu, Randu langsung pergi.
Karena gambar yang Anya buat juga sudah selesai, Anya pun akhirnya mulai membereskan peralatan gambarnya kemudian bersiap untuk langsung pulang. Namun, gerakan Anya yang hendak menyampirkan tote bag-nya di pundak terhenti karena tiba-tiba ia mendengar suara teriakan Diva yang sangat menggelegar.
"Anya! Anya! Anya!" teriak Diva heboh sambil berlari ke arah Anya. "Lo harus ikut gue, Nya!" katanya sambil menyeret tangan Anya secara paksa.
Sedangkan Anya yang kebingungan dengan maksud ucapannya Diva, berusaha untuk melepaskan cekalan tangan sahabatnya itu dari tangannya. "Ada apaan sih, Div? Heboh banget sih, kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Terduga
RomanceSelama ini, tak ada objek yang tak bisa aku torehkan ke dalam sebuah goresan gambar seni rupa. Namun, semenjak kau kembali datang di hidupku, aku sering salah menggoreskan pena. Bahkan, untuk menggambar sebuah titik yang paling mudah sekalipun aku...