—————
Anya pernah membaca sebuah riset yang menunjukkan bahwa disetiap pertemanan seseorang pasti akan ada teman yang sengaja membuatmu merasa buruk dan tidak nyaman karena suka memarahi atau bersikap "tega" lebih mengarah pada hal yang bersifat memaksa kepadamu, karena katanya temanmu itu peduli padamu.
Entah, riset itu benar atau tidak. Tapi Anya benar-benar merasakan ada benarnya dengan riset tersebut.
Pasalnya, Diva juga sering membuat Anya kesal karena sering kali memarahinya atau memaksanya. Terlebih saat Anya meminta pendapat dari sahabatnya itu, bahkan Diva tidak segan-segan memberikan jawaban atau saran menyebalkan yang membuat Anya merasa buruk.
Tapi, Anya bersyukur memiliki sahabat seperti Diva. Karena dengan sifat Diva yang sering kali memarahinya, memaksanya atau bahkan bersikap tega dengannya mampu membuat Anya berpikir ulang untuk tidak melakukan apa yang ada dipikirannya—yang seringnya berpikir tidak sesuai hatinya, tetapi lebih pada egonya. Terutama pada saat Anya akan menentukan sesuatu yang membuat hatinya bimbang.
Dan sepertinya, sikap keras kepala Diva yang berhari-hari memaksa Anya untuk ikut menonton konser band Doctrin itu benar-benar berhasil menggoyahkan pertahanan Anya. Bagaimana tidak berhasil, kalau sekarang ini Anya dan Diva sudah berada di Yogyakarta, tempat dimana konser band Doctrin akan diadakan. Dan berkat paksaan Diva tersebut, Anya merasakan yang namanya liburan sejenak dibalik padatnya tugas kuliah yang tiada habisnya, Anya bersyukur sebab karena Diva ia dapat menghilangkan penat sebentar saja.
Cukup lama Anya terdiam sambil menatap pemandangan Gunung Merapi yang sangat indah di pagi hari ini, karena dari tempatnya menginap ini pemandangan Gunung Merapi terlihat begitu indah dari balkon kamar hotelnya. Apalagi, udara pagi kota Yogyakarta masih terasa sangat menyejukkan.
"Ngapain, Nya?" tanya Diva yang tiba-tiba muncul dan sudah berdiri disebelah Anya dengan muka bangun tidurnya.
Anya menoleh dan mendapati Diva sedang menguap sambil mengucek kedua matanya. "Bengong aja sambil menghirup udara segar," jawab Anya sambil menarik napas dalam-dalam guna menghirup udara segar.
"Wow, pemandangannya indah banget. Itu gunung apa?" tanya Diva heboh saat baru menyadari pemandangan Gunung Merapi yang terhampar indah di hadapannya.
"Gunung Merapi," jawab Anya, kemudian ia menoleh ke arah diva. "Div, sebelum nonton konser nanti malam, kita mau ngapain?"
"Ngapain ya? Nggak tahu, gue juga bingung mau ngapain." jawab Diva dengan cengiran lebarnya.
"Kamu sih, ngeyel banget ngajakin berangkat kemarin malam. Coba kalau pagi ini aja kita berangkat, nunggunya kan nggak terlalu membosankan." protes Anya tidak terima.
Jumat malam kemarin, setelah mendapat persetujuan dari para orang tua, Diva dan Anya berangkat ke Yogyakarta dengan menggunakan pesawat. Dan begitu sampai di Yogyakarta pada pukul sepuluh malam, keduanya langsung menuju hotel untuk mengistirahatkan tubuhnya lalu mulai terlelap mengarungi alam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Terduga
RomantizmSelama ini, tak ada objek yang tak bisa aku torehkan ke dalam sebuah goresan gambar seni rupa. Namun, semenjak kau kembali datang di hidupku, aku sering salah menggoreskan pena. Bahkan, untuk menggambar sebuah titik yang paling mudah sekalipun aku...