Hampir setengah jam Anya terjebak di studio musik milik band Doctrin, yang Anya lakukan sejak tadi hanyalah memutar bola mata malas. Karena, ia merasa tidak nyaman berada di tempat seperti ini.
Ia merasa malas karena harus mendengarkan obrolan tidak penting berbumbu tawa menggema antara Doctrin dengan Diva. Dan sialnya, Diva yang sangat mengidolakan band itu tentu saja tidak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini, apalagi setelah menyelamatkan salah satu personelnya yaitu Relaka dari para penggemarnya dan berakhir dengan tawaran untuk mampir dulu ke markasnya—karena Relaka akhirnya tahu bahwa Diva adalah salah satu D4, nama fans club Doctrin. Dan mau tidak mau, Anya harus mau terjebak di sini.
"By the way, makasih banget ya gue bisa dapet tanda tangan kalian berempat tanpa harus berdesak-desakan sama D4 yang lain," ucap Diva sambil memeluk kaos yang diberikan Relaka plus tanda tangan dari para personelnya dengan mata berkaca-kaca.
"Nggak apa-apa kali, Div. Gua juga berterima kasih sama lo karena udah nolongin gue." Relaka menjawab ucapan Diva dengan senyum manisnya yang menampakkan gigi gingsulnya, yang justru terlihat menyebalkan di mata Anya.
Kayaknya tadi yang pertama kali dimintai tolong dan minta dibukain pintu sama cowok sinting itu kan aku. Kok cuma sama Diva sih, berterima-kasihnya. Nggak sopan. Gerutu Anya dalam hati.
"Harusnya tadi lo biarin aja Relaka dikeroyok sama fansnya, Div," kata Nabel bermaksud meledek Relaka.
"Atau nggak, tadi lo buka aja pintu mobilnya biar fansnya masuk terus cakar-cakar mukanya Relaka," celetuk Tredy tak mau kalah demi bisa mengejek Relaka.
Sedangkan Irsyad hanya tertawa tetapi tidak ikut memojokkan Relaka. Dan menurut pengamatan Anya serta membenarkan perkataan Diva waktu itu, bahwa yang bernama Irsyad itu paling imut dan untungnya lumayan tidak banyak omong, berbeda sekali dengan ketiga temannya yang banyak omong itu.
"Sebenernya sih pas gue masuk mobil, Relaka udah ada di mobil gue, dan itu membuat gue kaget luar biasa," kata Diva sambil obral senyum. Ck, emang bener-bener tuh orang, cari muka banget. "Dan yang nolongin Relaka pertama kali ya si Anya, dia yang bukain pintu mobilnya." lanjutnya sambil menatap Anya, sedangkan Anya balik memelototi Diva untuk tidak usah kembali bersuara agar mereka bisa segera pulang.
Aduh, lemes banget sih mulutnya Diva. Gerutu Anya lagi.
"Makasih." Anya reflek menoleh ke arah Relaka yang tiba-tiba mengucapkan kata terima kasih ke arahnya."Karena tadi udah nolongin gue." sambungnya sambil tersenyum.
Anya hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Nya, lo nggak usah malu lah sama kita, santai aja." Tredy berucap sambil nyengir lebar ke arah Anya.
Anya sendiri bukanya malu atau apapun itu, melainkan ia memang bukan tipe orang yang bisa langsung akrab dengan orang-orang baru. Jadinya, ia memilih untuk diam saja sejak tadi, karena merasa tidak nyaman.
"Iya, Nya. Nggak usah malu sama kita, jangan kayak Tredy yang malu-maluin," kata Nabel sambil menaik turunkan alisnya ke arah Anya dan langsung dihadiahi lemparan bekas botol air mineral oleh Tredy.
Anya hanya membalas ucapan Nabel dengan senyum tipis.
"Lo berdua dari tadi ngoceh terus ya kalau ketemu sama yang bening-bening, kasian tuh Anya jadi nggak nyaman di sini." Anya langsung menoleh ke sumber suara, ia sedikit terkejut mendengar perkataan Irsyad barusan.
"Yaelah, Cad, lo kayak nggak kenal sama mereka berdua aja." sahut Relaka.
"Buaya darat emang gitu ya," kata Irsyad sambil tertawa.
"Lo mentang-mentang udah punya pacar nggak usah bikin gue jadi pengen nyantet lo ya, Cad." balas Nabel sambil menonyor kepala Irsyad kemudian disusul oleh Tredy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tak Terduga
RomanceSelama ini, tak ada objek yang tak bisa aku torehkan ke dalam sebuah goresan gambar seni rupa. Namun, semenjak kau kembali datang di hidupku, aku sering salah menggoreskan pena. Bahkan, untuk menggambar sebuah titik yang paling mudah sekalipun aku...