5. Perhatian

391 210 99
                                        

Natcha POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natcha POV

"Pacar lo gimana?"

"Dia ngambek, Cha. Jadi gue harus bujuk dia."

Gue menghentikan langkah kemudian memegang kedua bahu Angga. "Lo bukan harus bujuk dia. Tapi putusin cewek kayak gitu. Cewek kok posesif."

"Gue gak bisa putusin dia, Acha. Zaman sekarang susah nyari cewek kayak gitu."

"Cewek posesif banyak zaman sekarang. Ada dimana-mana."

"Iya. Kayak yang disebelah gue." dan dengan entengnya Angga berkata seperti itu. Langsung saja gue membulatkan mata tak terima. Masalahnya gue 'kan, gak punya pacar.

"Maksud lo?!" tanya gue setengah menggeram. Angga menampilkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi.

"Hehe ... gue dengar kata Zarra lo cemburu sama Liya gara-gara jalan sama tunangan lo. Hehe ...," tuturnya sambil terus cengengesan. Gue mendengkus geram. Dasar Zarra si tukang gosip!! Gue sumpahin lo jadi keturunan lambe turah!!!

Gue menghentikan langkah yang membuat lelaki di sebelah gue juga ikut berdiam diri. Anjir ada apa sih si salmon pake nelepon segala?! Malas.

"Hmm ...."

"...."

"Kayak biasa lah. Eh, nggak deh, gue ada rapat nanti."

"...."

"Ya rapat OSIS lah bego pake nanya segala!" kesal gue dengan pertanyaan Justin yang terkesan bodoh. Udah tau gue ketua OSIS, masa' iya hadir dirapat yang lain. Aneh emang tuh salmon.

"JUSTIN, SI ACHA SAYANG SAMA LO!" teriak Angga pada ponsel gue yang masih terhubung dengan Justin. Gue segera mengejar Angga yang mulai berlari menghindari amukan gue.

"Anjir Angga!!" geram gue setelah berada di hadapan manusia menyebalkan setelah Justin. Tanpa basa-basi lagi gue menjambak rambut hitam Angga yang membuatnya meringis kesakitan.

"Sshh ... Acha sakit ih."

"Bilang gak ke si salmon kalau gue benci sama dia!" titah gue semakin menjambak rambutnya kuat. Pasrah, Angga pun menganggukkan kepalanya patuh.

"Justin ... huhu ... si Acha benci sama lo. Dia pingin bunuh lo katanya."

"Haha ... gue tau singa kalau lo benci sama gue. Tapi kalaupun lo sayang sama gue juga gapapa kok. 'Kan gue tunangan lo," jawab Justin di seberang sana sambil terkekeh-kekeh.

"Lepasin rambut gue, Acha. Sakit." gue melepaskan jambakan pada rambutnya karena tidak tega mendengar sahabat kecil gue mengaduh kesakitan. Kasian juga lama-lama si Angga gue aniaya terus.

"Hahaha ... image lo makin jelek, singa."

"Berisik lo!" sergah gue kemudian memutuskan sambungan telepon. Gue menatap Angga yang tengah mencebikkan bibirnya jelek. Emang jelek si Angga kalau mukanya udah kayak gitu. Serasa pingin muntah gue.

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang