18. Sebuah Keputusan

172 91 44
                                    

Maaf dan selamat atas keputusan yang kubuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf dan selamat atas keputusan yang kubuat.

~Natcha Sheila Saputri~

-----
"Acha," panggil seseorang membuat gadis yang merasa terpanggil pun menolehkan kepala ke arah suara. "Lo gapapa?" panik Angga sambil memeriksa bagian tubuh sahabatnya.

Natcha berdecak kesal, "ck. Lo itu bisa gak sih sekali aja jangan telat?" jengahnya. Angga mencebikkan bibir manja.

"Orang gue gak hamil juga," gumam Angga pelan. Lelaki itu menggandeng sebelah tangan gadis di sampingnya. "Ayo gue anter pulang."

"Nggak pulang," tolak Natcha cepat. Gadis itu mengedarkan pandangannya seperti mencari seseorang. "Bang Do mana?" tanyanya pelan. Angga ber'oh ria sebelum akhirnya menjawab.

"Ada les katanya," jawab Angga singkat yang hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh sahabatnya.

Natcha menarik lengan seragam Angga saat dirasa matanya menangkap seseorang di depan sana. "Ga, lo dalam masalah," ujarnya. Angga segera mengikuti arah pandang gadis itu. Matanya membulat sempurna melihat sesosok gadis yang kini tengah berdiri sambil berkacak pinggang.

"Pantesan lama," jutek gadis itu setelah menghampiri kekasihnya. Kedua manik coklatnya menatap Natcha tidak suka. Terlebih lagi saat melihat Angga yang tengah menggandeng sahabatnya itu.

"Ih Angga," kesal gadis yang diketahui bernama Vina itu. Angga tersenyum manis ke arah kekasihnya, tangannya bergerak untuk melepaskan gandengannya pada Natcha. "Ayo jalan," ajak Vina sambil bergelayut manja pada lengan kekar Angga. Natcha memutar bola mata malas. Menurutnya, Vina itu terlalu lebay. Sudah dikata ia dan Angga hanya sebatas sahabat. Tapi Vina selalu saja merasa cemburu. Yah, namanya juga cinta.

"Cha, gue pergi ya," pamit Angga yang dibalas anggukan mengerti oleh sahabatnya. Lelaki itu mengecup sekilas pipi mulus Natcha yang lagi-lagi membuat Vina dibakar api cemburu.

"Angga, lo itu kenapa sih?" geram Vina yang sudah tidak tertahan. Terkadang kekasihnya itu lebih bersikap manis pada Natcha. Menyebalkan.

"Hehehe... Gak usah cemburu sayang," ujar Angga merasa gemas dengan tingkah gadisnya. Sebelah tangannya bergerak untuk mengacak rambut panjang Vina. Bibirnya ia gunakan untuk mengecup pipi gadisnya sayang. Mulut Vina terkunci jika Angga sudah bersikap manis seperti ini.

Di belakang sana, Natcha menatap nanar pada sepasang kekasih yang terlihat manis itu. Bukan cemburu pada Vina yang bisa mendapatkan hati Angga. Tapi cemburu pada cara mereka menjalani hubungannya. Vina memang sering cemburu ketika melihat Natcha dan Angga bersama. Tapi tak pernah ada kata putus yang mereka lontarkan.

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang