15. It's Justin Day

180 103 47
                                    

Mencintai tanpa merasakan artinya dicintai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mencintai tanpa merasakan artinya dicintai.
Buat apa?

~Justin Atlanta Delmond~

-----
Seorang gadis yang kini tengah berjalan terus memandang aneh pada sekitarnya. Ada apa dengan orang-orang? Kenapa semua membawa banyak hadiah yang beragam? Bunga, cokelat, serta kado-kado lainnya. Jangan bilang ada salah satu member grup Korea yang datang mendadak?!

"Ulang tahun Bhakti Budhi masih jauh, kan?" tanya Nando memastikan. Lelaki itu juga tampaknya merasa bingung dengan tingkah orang-orang pagi ini. Banyak yang menabrak bahunya karena berjalan terburu-buru.

"Anjir," pekik Natcha kaget melihat kerumunan itu berkumpul di depan kelasnya. Nando menepuk pelan pundak adiknya sambil tersenyum kecil. Detik selanjutnya, lelaki itu melangkahkan kakinya menuju kelas yang terletak di lantai tiga.

"Per-mi-si," ucap gadis itu sembari mendorong beberapa orang agar memberinya jalan. "Fyuh," Natcha membuang nafas lega karena akhirnya ia berhasil menembus kerumunan itu. Ditatapnya para gadis itu dengan tajam.

"Ada apa sih ini? Pembagian sembako, hah?" tanyanya sambil terus menatap satu per satu orang disana. Salah satu gadis yang tengah terduduk di atas meja menghampirinya dengan gaya yang sangat tidak mencerminkan seorang pelajar.

Gadis itu berdecak penuh kekesalan, "ck. Tunangan lo ulang tahun, lo gak tau?" tanyanya dengan menaikkan sebelah alisnya. Natcha terdiam, menatapnya sengit. "Lo semua jadi saksi. Natcha, si ketua OSIS yang hobi hukum orang, gak punya hati. Cuek," ucapnya lantang sehingga terdengar sampai ke ujung antrean.

Natcha mengepalkan kedua tangannya menahan emosi. Nafasnya memburu, kedua manik coklatnya menatap tajam lawan bicara yang entah kenapa selalu membenci dirinya.

Justin serta kedua sahabat Natcha menatapnya dari tempat duduk masing-masing. Zarra dan Caylin kompak menganggukkan kepala, menandakan mereka akan selalu mendukung aksi sahabatnya.

Gadis itu membuang nafas gusar, "lo semua harus tau. Gue sama Justin gak punya hubungan apa-apa. Kita udah batalin pertunangannya. So," ucapnya yang sengaja terpotong karena melirik lelaki itu sebentar. "Di bukan urusan gue lagi," lanjutnya kemudian melangkahkan kaki menuju entah kemana.

Justin menatap miris kepergian Natcha yang hanya meninggalkan jejak. Kedua matanya sudah tergenang dengan air. Hatinya tidak percaya Natcha akan mengatakan hal memalukan seperti itu di hadapan banyak orang.

"Kenapa hati ini sakit saat mengatakannya?" batin Natcha bertanya-tanya sepanjang langkahnya. Gadis itu menggelengkan kepala, tidak mungkin dirinya sudah menyimpan rasa untuk sang mantan tunangan. Entah kenapa, tapi Natcha selalu membantah hatinya yang mungkin telah terisi oleh lelaki itu. Bukan gengsi atau apa. Mungkin ia merasa ini sudah terlambat. Percuma.

Air mata terus mengalir bersamaan dengan semilir angin yang menerpa wajahnya lembut. Gadis itu menatap lurus ke depan, melihat gedung-gedung tinggi pencakar langit. Tapi tidak. Sebenarnya tatapannya kosong.

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang