20. Anak[tetangga]Kita

195 99 50
                                    

Tok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok... Tok... Tok...

Terdengar bunyi ketukan pada pintu depan yang memenuhi hampir seluruh bagian rumah minimalis ini. Setelah menaruh segelas kopi, seorang gadis yang merupakan pemilik rumah mulai melangkahkan kaki bermaksud untuk membukakan pintu dan melihat siapa yang telah berkunjung di hari Minggu pagi ini.

Natcha melayangkan senyuman semanis madu yang tertera indah pada permukaan bibirnya. Seorang wanita yang terlihat lebih tua darinya sekitar 12 tahunan, juga menyunggingkan senyumannya. Di belakang wanita itu, sudah berdiri seorang gadis kecil yang tampak cantik.

"Ada apa?" tanya Natcha pada salah satu tetangganya itu. Wanita itu tersenyum kikuk sebelum akhirnya menjawab.

"Maaf Natcha, saya ganggu waktu Minggu pagi kamu," ucapnya yang merasa tidak enak. Dari jawaban yang ia lontarkan, Natcha sudah bisa menebak hal apa yang membawanya kemari.

"Nggak apa-apa, kok," balas Natcha merasa sungkan. Sungguh ia tidak tahu panggilan apa yang tepat untuk memanggil wanita ini? Ibu, tante, mbak, teteh, atau apa??

"Saya tiba-tiba ada meeting mendadak dengan para client. Papahnya Kyala masih di Singapura, baru pulang besok. Jadi saya gak bisa menemani Kyala hari ini. Boleh saya titip Kyala sampai nanti pulang kerja?"

"Boleh," jawab Natcha kemudian berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan gadis kecil bernama Kyala itu. "Sini cantik," ajak Natcha ramah sambil melambai-lambai kecil. Kyala menghampiri Natcha dengan senyuman manisnya. Walau masih kecil, Kyala sangat cantik dan manis.

"Nama kamu siapa, sayang?" tanyanya begitu gadis kecil itu berada di depannya. Natcha mengelus rambut panjang Kyala yang dikepang satu.

"Kyala," jawabnya riang. Natcha terkekeh gemas. Manik coklat Kyala berbinar ketika secara tidak sengaja menangkap Mojo yang tengah berlalu lalang di dalam sana. Kyala berlari riang dan seketika kedua tangannya mengambil alih Mojo yang terus menggerakkan keempat kakinya.

Natcha dan Lisa --ibunya Kyala-- terkekeh melihat tingkah menggemaskan gadis kecil itu. Sementara Kyala sudah berlarian tak tentu arah mengejar-ngejar Mojo yang melompat dari gendongannya.

"Kyala, jangan nakal sayang," panggil Lisa sedikit berteriak. Bukan apa-apa, ia hanya khawatir putri semata wayangnya itu akan merusak barang-barang di rumah Natcha.

"Gapapa kok, mbak," alhasil Natcha lebih memilih untuk memanggilnya mbak. Lisa tersenyum sungkan.

"Sekali lagi maafkan saya ya Natcha. Saya harus berangkat sekarang. Di kantongnya Kyala ada kartu ATM. Pakai buat beli semua yang Kyala minta," Natcha hanya mengangguk mengerti. "Saya pamit dulu, ya. Titip Kyala," lagi, Natcha mengangguk sambil tersenyum manis. Sebelum melangkahkan kakinya, Lisa melakukan kebiasaan yang sering dilakukan perempuan. Cipika-cipiki.

"Assalamualaikum," pamitnya kemudian berjalan memasuki mobil hitamnya yang mengkilap.

"Waalaikumsalam."

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang