22. Masih Berlanjut

154 87 41
                                    

Kuharap, mimpi jauh indah daripada kenyataan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kuharap, mimpi jauh indah daripada kenyataan. Jika itu mungkin, izinkan aku untuk menutup mata ini lebih lama lagi.

~Natcha Sheila Saputri~

-----
PRANG

Di dalam kamarnya, Justin tersentak kaget. Waktu menunjukkan pukul 2 dinihari. Sedari tadi ia tidak bisa memejamkan matanya hanya untuk sekedar memasuki alam mimpinya. Justin bangkit dari tempat tidurnya, berjalan memasuki ruangan kamar satunya lagi.

Ceklek

"Astaga!" panik Justin melihat banyaknya pecahan kaca yang berserakan di lantai. Rasa paniknya bertambah berkali-kali lipat. Natcha bersembunyi dibalik topeng persahabatanmu yang palsu. Kau jadikan aku kekasih bayangan. Ciye pada nyanyi ya?

Justin menyingkap selimut tebal yang menutupi gadisnya yang tengah bergetar menahan takut. Tidak bisa dipungkiri, gadis itu sekarang sangat ketakutan. Tampaknya 'dia' memang serius dengan permainannya.

"Tidur di kamar gue, ya?" pinta Justin selembut mungkin. Tanpa banyak bicara, Natcha bangkit dari posisinya. Berjalan berjinjit untuk menghindari banyaknya pecahan kaca. Salah langkah sedikit saja, darah segar langsung mengalir dari tubuhnya.

Bunyi pintu yang ditutup dari luar, membuat Justin kembali bergerak. Kejadian ini sangat mirip dengan salah satu film yang memperingati hari Natal. Tahu kan, Home Alone 2: Lost in New York? Ya, dimana si tokoh utama memecahkan jendela besar sebuah toko mainan. Ada secarik kertas berisi surat yang menutupi batu itu.

Justin mengambil surat itu. Emosinya semakin tersulut ketika membacanya. Surat ketiga yang berisikan:

Dear Rain

Bukankah aku terlalu rajin? Tepat pukul 2 aku mengajakmu bermain. Kau merasa senang, bukan?

Surat ketiga yang aku kirim untukmu. Bagaimana persiapanmu? Apa kau sudah menyadari setidaknya satu hal saja? Ayolah Rain. Kau bukan gadis bodoh.

Sudahlah. Aku hanya ingin mengucapkan. Sampai jumpa lagi di siang hari nanti.

Salam hujan untukmu ☔

Justin meremas surat itu. Ini tidak bisa dibiarkan. Gadisnya kini sungguh dalam bahaya. Bertindak cepat dan tepat. Ia harus melakukan itu sesegera mungkin.

Setelah kembali memasuki ruangan kamarnya, Justin mengelus puncak kepala Natcha sayang. Natcha menyunggingkan senyuman manis untuk sang tunangan. Justin tahu itu bukanlah senyuman tulus, hatinya pasti berbicara lain.

"Nanti jangan sekolah, ya," Natcha menggeleng kuat.

"Ada banyak hal yang harus gue urus."

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang