28. Akhir Kisah Yang Mengenaskan (?)

167 70 36
                                    

You are the reason~Calum Scott~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You are the reason
~Calum Scott~

Karna kamulah tujuan hidupku.
~Justin Atlanta Delmond~

-----
Perlahan tapi pasti, Natcha membuka matanya yang terasa berat. Entah sejak kapan gadis itu tertidur. Elusan lembut pada pipi kanannya membawanya terbangun dari mimpi yang jauh lebih indah. Natcha menangkap sesosok mahluk Tuhan yang sangat ia rindukan.

"Justin?" gumamnya pelan. Kehangatan sangat terasa begitu Justin mengukir senyuman lebar yang sangat manis. Lelaki itu tak henti-hentinya mengelus pipi Natcha.

"Iya. Gue disini," jawabnya lembut. Kini, sebelah tangan Justin bergerak ke atas. Merapikan rambut gadisnya yang terlihat berantakan.

Sakit. Sungguh, hatinya sangat sakit melihat sang gadis pujaan hati mengalami hal buruk seperti ini. Bagaimana bisa orang-orang menyebutnya lelaki, jika untuk melindungi gadisnya saja sudah tidak becus? Mirisnya, ini adalah sang tunangan.

"Just, pergi!" Justin tidak mengindahkan perintah gadis itu. Ia terus mencoba melepaskan ikatan tali tambang pada kedua tangan yang diikat di belakang. "Just, mereka tau lo bakal datang. Ada banyak jebakan disini," lirih Natcha. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan hal buruk juga terjadi pada sang tunangan. Tidak! Cukup ia saja, jangan sampai orang lain.

"Just, gue sayang sama lo... Hiks... Pergi dari sini... Gue mohon... Hiks... Hiks..." gadis itu menyembunyikan tangisnya. Tidak kuasa hatinya menahan rasa sesak yang kian menyebar. "Please..." mohon Natcha.

Justin. Lelaki itu juga menundukkan kepalanya. Diam-diam dia mulai menitikkan air mata. Justin bisa mengabulkan semua permintaan Natcha. Tapi tidak untuk yang satu ini.

Justin menyeka air matanya yang terus menetes. Dengan gerakan lembut, lelaki itu mendongakkan kepala sang gadis. Justin menatapnya lekat, namun tidak tajam.

"Kita lakukan ini bersama-sama, ya?" tanya Justin. Bibir pucat Natcha bergetar hebat. Tangisnya semakin pecah. Dengan sisa tenaga yang ia punya, gadis itu menggeleng kuat.

"Lo tau gue sayang banget sama lo..." lirih Natcha. Gadis itu menjeda sejenak perkataannya. "Pergi dari sini... Hiks... Gue mohon..."

Justin tidak mau kalah. "Gue gak mau mengulangi kesalahan untuk yang kedua kalinya. Gue pingin berhasil jadi tunangan yang baik buat lo."

Natcha kembali menundukkan kepala. Peluang untuk selamat hanya sepersekian persen. Ajalnya mungkin sudah sangat dekat. Tinggal menghitung jam, atau bahkan menit.

"Hiks... Hiks... Jangan Just..."

Entah siapa yang mengikatkan tali ini. Begitu kuat. Seperti tali mati. Membuat Justin sedikit kesusahan untuk melepasnya. Sedari tadi lelaki itu terus mencoba tanpa mendengarkan permintaan sang gadis.

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang