29. Takdir

176 68 37
                                    

Nyatanya manusia hanya bisa berekspektasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyatanya manusia hanya bisa berekspektasi. Selebihnya kembali lagi pada Tuhan.

-----
"ANGKAT TANGAN!!" pasukan polisi memasuki ruangan pengap itu sambil menodongkan pistolnya. Si polisi berperut buncit serta kumis baplang memimpin dalam penggerebekan kali ini. Eeitts bukan atas kasus prostitusi atau hal-hal lain berbau porno. Ya, kalian tahu sendirilah ini tentang apa.

Setelah perdebatan panjang yang mereka lalui, akhirnya pihak polisi mau menerima laporan kehilangan yang Nando ajukan. Melihat foto yang dikirim oleh nomor tak dikenal dari ponsel Nando, membuat mereka berpikir keras. Ya, bangunan itu tampak tak asing.

Dua orang yang tertangkap basah hanya bisa diam tidak berkutik. Tentu saja tidak panik. Mereka sudah memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi. Salah satunya ya ini. Tapi mereka tidak peduli. Karena bagaimanapun juga balas dendam jauh lebih penting menurutnya.

Nando dan kawan-kawan membelah pasukan polisi dan seketika panik melihat kedua mahluk tak berdaya di hadapan matanya. Adik tercinta yang mengalami banyak luka pada hampir sekujur tubuhnya. Serta tunangan dari adiknya yang juga mengalami hal yang sama.

"BANGSAT LO! ANJING!!" emosi Nando sambil memberikan bogemannya pada si pelaku. Tidak merasa bersalah, Kai justru tersenyum miring. Jari telunjuk Nando mengarah pada gadis kejam yang tidak memiliki hati layaknya manusia. "LO!" geramnya. Nando tidak bisa bebas memukuli Kai yang brengseknya kelewatan ini. Tentu karena pihak polisi yang menahannya.

Bukan hanya Nando, tapi Angga juga. Panik, khawatir, cemas, takut, marah, semua terasa disaat bersamaan. Tapi lelaki itu masih bisa mengontrol emosinya. Keadaan Natcha dan Justin jauh lebih penting saat ini.

"Acha..." lirih Angga setelah melepaskan ikatan tali pada tangan sahabatnya itu. Angga menangkup kepala Natcha yang masih tidak sadarkan diri. Sekarang, author juga tidak tahu apakah gadis itu masih ada di dunia ini atau tidak?

Angga mengecup lembut kening sahabatnya. Air matanya lolos begitu saja. Rambut Natcha yang lengket ia elus dengan penuh kasih sayang.

"Bawa mereka!" titah si polisi berperawakan Pak Ogah itu.

"Siap," bawahannya memberi hormat kemudian memasang borgol pada tangan Kai dan Raya. Dibantu beberapa anggota lain, polisi itu membawa kedua pelaku untuk menginterogasi serta menyelesaikan masalah ini. Hukum atau jalur kekeluargaan yang akan menentukannya?

Nando menghela nafas gusar. Melihat semua sahabat Natcha yang menangis, membuatnya kembali tersulut emosi.

"TELEPON AMBULANS BEGO!! LO PIKIR, DENGAN LO PADA NANGIS MEREKA BAKAL HIDUP LAGI?!" itulah bentakan Nando. Vito bertindak cepat dengan menelepon ambulans untuk segera datang. Disamping itu ia juga tengah berusaha menenangkan gadis dalam dekapannya.

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang