I

166 41 4
                                    

Gadis bersurai panjang itu berlari dengan riang. Mencari-cari sang sahabat yang entah dimana keberadaannya. Ia terus mengulum senyuman lebarnya.

"LEAH!" teriaknya begitu kedua manik coklat itu menangkap sosok yang sedari tadi ia cari. Sang sahabat yang sedang terduduk santai di bangku panjang depan koridor kelasnya.

Si empunya nama menolehkan kepala lantas menutup novel yang sedang dibacanya. Gadis itu membalas senyuman manis sahabatnya.

"Ada apa? Kok teriak-teriak?"

"LEAH!!"

"Apa sih Nat? Jangan bikin aku penasaran deh."

Gadis yang kerap disapa Nanat itu menarik nafas dalam-dalam. "AKU PACARAN SAMA KAK KAI," hebohnya girang.

Deg

Apa? Pacaran? Jadi selama ini lelaki itu yang disukai oleh sahabatnya? Kenapa harus seperti ini?

"Leah," panggil Natcha untuk kesekian kalinya. Aneh. Sahabatnya itu malah melamun.

"Ah? S-selamat ya Nat," ujarnya tercekat. Natcha mengangguk mengiyakan tanpa menaruh sedikit pun rasa curiga.

***
Hampir dua tahun berlalu dengan sangat cepat. Rasanya baru kemarin ia menginjakkan kaki di sekolah ini. Berdandan dengan gaya seperti orang gila. Rambut panjangnya harus di kucir kuda. Bukan menggunakan sembarang tali, melainkan harus wajib hukumnya memakai pita berwarna merah. Belum lagi name tag yang harus digantungkan pada lehernya setiap hari. Selain nama, ada tulisan lain yang tertera yaitu "orang cantik bebas". Memalukan bukan?

Hampir dua tahun pula hubungannya bersama sang kekasih. Banyak siswa-siswi lain yang menyayangkan atas ikatan kedua insan itu. Di tahun pertama mereka pacaran, tak sedikit orang yang menghujat Natcha. Kai, yang notabene-nya salah satu most wanted SMP Sartika Asih berpacaran dengan gadis yang tak lain adalah adik kelasnya sendiri? Ayolah man! Kakak-kakak kelas perempuan saja masih banyak yang lebih sempurna. 

"Ish, Cai mana sih?" gumam gadis itu. Beberapa menit lalu, ia sibuk mencari-cari sang kekasih. Tapi tidak ketemu sampai sekarang. Menyebalkan. Sembunyi dimana dia?? Disaat seperti ini, gadis itu malah terlihat layaknya seorang debtcolector yang sedang menagih hutang. Huh menyebalkan. 

Ups. Hampir lupa memberitahu. Sebenarnya Kai belakangan ini jarang sekali masuk sekolah. Memang tidak ada absen berjalan, melainkan mereka datang karena ada beberapa tugas yang belum dirampungkan. Dan sialnya, Natcha memiliki Natcha banyak tugas yang belum selesai. Huuffttt maklum saja ia sering sakit jika phobianya kambuh.

Hari ini pembagian raport. Acara telah selesai digelar. Natcha ingin menanyai Kai perihal bagaimana hasil yang didapat olehnya. Kalau hasil pembelajaran Natcha, sih tidak usah diragukan. Bagus semua. Tak ada satu pun nilai merah yang nyasar di raportnya.

"Eh, udah kosong ya? Mama pasti udah nunggu di parkiran. Huuffttt gak sabaran," gumamnya begitu melihat ruangan kelas kosong hanya tersisa meja dan kursi. Gadis itu membalikkan badan. Sebelum menuju parkiran, ia belok sebentar ke tempat dimana jejeran loker berada.

Loker pink yang dihiasi banyaknya stiker, itulah kepemilikan Natcha. Setelah mengatur password, loker terbuka begitu saja. Tentu, karena otomatis.

"Eh, apa ini?" ucapnya bermonolog. Secarik kertas sengaja di tempelkan oleh seseorang di dalam lokernya. Entah ulah siapa. Yang jelas Natcha sangat membenci isi kertas itu.

Rain, kita putus. Gue gak suka sama lo yang phobia hujan. Lo nyusahin, ngerepotin, lo cuman jadi beban bagi gue. Gue capek. Gue gak bebas bawa lo kemana-mana.

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang