11. Menjarak

232 132 47
                                    

Aku menjarak bukan berarti aku melepaskanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menjarak bukan berarti aku melepaskanmu. Aku hanya ingin melihat seberapa besar perjuanganmu untuk hubungan ini.

~Justin Atlanta Delmond~

-----
Author POV

"Tunggu, Nat. Ada yang kelupaan," ucap seorang lelaki yang membuat gadis itu mengerutkan dahi bingung. Apa yang ia lupakan? Jejak kaki? Haa Kai ini bercanda, yaa kurang lebih seperti itu gumaman kecil didalam hatinya.

"Apa?" tanya Natcha sembari mendekati mantan atau pacarnya itu. Arrrgghhh bingung! Kedua insan itu sudah berpisah selama beberapa tahun. Tapi diantara keduanya tidak ada yang mengakui ini sudah berakhir.

Cup

"Thanks for today," ujar Kai yang tangannya bergerak untuk mengacak puncak kepala gadisnya gemas. Setelah mendapat kecupan lembut pada keningnya, Natcha hanya menampilkan senyuman malu-malu disertai kedua pipi mulusnya yang sudah merona kemerahan.

"Gue masuk dulu," pamitnya yang hanya dibalas oleh anggukan dari Kai. Lelaki itu dibuat terkekeh melihat tingkah Natcha yang sedikit berlari kecil memasuki rumahnya. Ternyata gadis itu tidak berubah sama sekali. Sisi galak dan menggemaskannya masih tampak --walau sekarang lebih berdominasi sifat galaknya.

Sial! Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dengan wajah sendunya. Lelaki itu bersembunyi dibalik gorden yang menutupi bagian dalam rumahnya. Senyuman miris terus ia layangkan melihat kemesraan sepasang kekasih yang kembali dipertemukan oleh takdir. Tapi walau begitu, kedua rahang kokohnya sudah mengeras sejak awal. Apalagi saat melihat lelaki brengsek itu mengecup kening gadisnya.

"Just, ngapain diam di situ?" tanya seorang gadis yang baru memasuki rumahnya. Justin menampilkan senyuman manisnya. Entahlah tapi hatinya menghendaki ia untuk melakukan itu.

"Gapapa," jawab Justin sambil melangkah mendekati gadisnya. "Baru pulang? Hmm..." tanyanya lembut disertai sebelah tangan yang bergerak untuk menyelipkan beberapa anak rambut ke belakang telinga Natcha.

"Iya. Sorry."

"Umm... Abis dari mana emang? Sampai jam segini baru pulang?" Natcha menundukkan kepalanya mendengar pertanyaan Justin. Entahlah tapi ia merasa takut jika Justin akan memarahinya karena sudah jalan bersama sang kekasih.

"Gue... Tadi makan dulu," jawab Natcha pelan. Sebisa mungkin, lelaki itu menahan emosinya. Justin terus mengatur nafasnya. Kedua tangan kekarnya bergerak untuk memeluk pelan gadis itu.

"Jangan tinggalin gue, ya," bisik Justin pelan tepat disamping telinga gadisnya. Natcha merasa bersalah mendengar ucapan tunangannya itu yang sarat akan permohonan. Tampaknya ia melupakan fakta, bahwa kini Justin telah mencintainya.

Merasa suasana diantara keduanya canggung, Justin memilih untuk mengganti topik obrolan. "Lo mandi dulu, gih. Abis itu istirahat," titah Justin kemudian hendak melangkahkan kaki.

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang