FOLLOW DULU AKUN AUTHOR!!
WAJIB BERI VOTE DAN KOMEN
JANGAN JADI SILENT READERS
15+
- - - - -
❝ ketika salmon dan singa dijodohkan ❞
Masih menceritakan seorang bad boy and good girl yang bertemu secara tidak sengaja. Seseorang bernama Justin Atla...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak ada yang tak ada artinya.
~Natcha Sheila Saputri~
----- Author POV
Kini tiga orang gadis cantik tengah bersiap-siap untuk menuju ke alam mimpinya masing-masing. Ketiganya sudah memakai baju tidur milik nyonya rumah. Hari ini adalah jadwalnya dimana mereka harus menginap di rumah Zarra. Memang selalu seperti ini. Ketiga gadis itu memiliki satu hari dalam satu minggu dimana mereka akan pergi menginap. Tentu, fasilitas harus disediakan oleh pemilik rumah. Dimulai baju tidur, kasur dan selimut, serta makan malam dan sarapan pagi nanti. Hanya peralatan sekolah yang harus dibawa masing-masing.
"Ra, besok jangan lupa ada rapat," ujar Natcha mengingatkan. Zarra yang mendengarnya menganggukkan kepala, berbeda dengan Caylin yang kini tengah memajukan bibirnya kesal.
"Huh rapat mulu," kesalnya yang membuat kedua gadis itu terkekeh. Setelahnya tidak ada perbincangan lagi. Semua disibukkan dengan aktivitas masing-masing. Natcha yang tengah berbaring sambil memakai masker wajah, Zarra yang tengah memainkan ponselnya, serta Caylin yang juga tengah membersihkan wajah dari riasan ringan yang ia pakai.
"Anjir, mati lampu," pekik Caylin dengan nada yang sarat akan keterkejutan. Zarra berdecak kesal, ponselnya hampir lowbat, tapi malah mati listrik.
"Ouh mati lampu," ucap Natcha yang masih asik menutup mata dengan masker di wajahnya itu.
Satu detik...
Dua detik....
Tiga detik....
"ANJIR," teriaknya dan dengan segera menegakkan badan. Ruangan kamar Zarra sudah sangat gelap, tidak bisa melihat satu jari pun. Ingatannya tertuju pada seseorang yang memiliki phobia pada kondisi ini.
Kedua tangannya bergerak untuk mencari ponsel yang ia letakkan di atas meja nakas. Setelah menemukan benda pipih itu, Natcha segera menyalakan fitur flash light nya.
"Gue harus pergi," ucapnya sambil bergegas bangkit dari tempat tidur.
"Nanat, mau kemana?" teriak Caylin yang tidak didengar oleh sahabatnya itu. Natcha terus melangkahkan kaki dengan tergesa sambil menerangi jalannya menggunakan flash light ponselnya.
Setelah sampai pada pekarangan rumah Zarra, Natcha segera menaiki mobilnya. Gadis itu menginjak pedal gas dan menimbulkan decitan ban pada jalanan.
Di lain sisi, Zarra dan Caylin tengah meratapi nasibnya. Zarra sangat frustasi karena ponselnya benar-benar sudah mati akibat habis baterai. Ia jadi tidak bisa mengirimkan pesan pada kekasihnya itu. Sementara Caylin terus memikirkan alasan kenapa Natcha pergi begitu saja. Jangan heran. Namanya juga Caylin.
Tidak memakan banyak waktu, karena sekarang Natcha sudah sampai pada mantan rumahnya. Sepanjang perjalanan tidak ada lampu yang menerangi. Menambah kegelapan pada malam yang sunyi ini.