14. Skandal

194 107 46
                                        

Seorang gadis kini tengah terduduk dengan lemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis kini tengah terduduk dengan lemas. Bersender pada bagian bawah kasur queen size nya. Nafasnya masih terengah, keringat juga bercucuran di sekitar area pelipisnya.

"Huh," Natcha membuang nafas lega. Gadis itu terperanjat kaget ketika merasakan sesuatu yang dingin menempel pada permukaan pipi kanannya. "Anjing, kaget gue," umpatnya merasa kesal dengan tingkah lelaki di hadapannya kini.

"Hahaha... Capek mbak?" tanyanya usil. Gadis itu memutar bola mata malas kemudian meneguk es jeruk dingin yang menambah satu dosa baru baginya.

Glek... Glek... Glek...

"Berasa main iklan kali ya," ejek Nando dengan kekehan kecil pada ujung kalimatnya. Gadis itu tertawa kecil menyadari tingkat kelebayan yang tanpa sadari ia lakukan. Meminum dengan penuh sensasi sambil mengelus lehernya. Uhh, sudah seperti pemain iklan profesional.

"Hehehe..."

Setelah selesai dengan tawanya, Natcha menempelkan telapak tangan pada permukaan wajah rupawan Nando. "Apaan sih lo? Ngeliatin nya gitu amat," kesalnya karena sedari tadi lelaki itu sama sekali tidak mengedipkan matanya.

Jangan dikira gadis itu tidak pernah merasa salah tingkah pada kakak satu-satunya. Bagaimanapun juga, Nando adalah laki-laki yang sangat tampan. Dan Natcha adalah gadis yang sangat cantik. Tidak jarang saat keduanya berjalan berdampingan, banyak orang yang mengira bahwa itu adalah sepasang kekasih. Terlebih lagi saat Natcha bergelayut manja pada lengan lelaki itu.

Nando Safikri Kareem. Berbicara lelaki yang satu ini memang tidak ada bosannya. Wajahnya yang tampan dihiasi dengan rahang kokoh. Alis berantakannya yang memberi kesan lebih bagi para gadis. Ditambah dengan manik hijau bening serta bulu mata yang lentik. Oh jangan lupakan tentang hidungnya yang mancung. Sangat sempurna.

"Lo udah merasa lebih baik?" tanyanya masih dengan raut wajah yang terpukau pada kecantikan sang adik.

"Gue emang baik-baik aja, bang Do."

Entah karena alasan apa, lelaki itu membaringkan badannya dan menjadikan kedua paha Natcha sebagai bantal. Kedua tangannya bertemu setelah melingkar sempurna pada pinggang ramping adiknya.

"Jangan merasa jadi yang paling kuat. Semua orang ada titik lemahnya masing-masing," ucap Nando sejuk. Natcha menggerakkan satu tangannya untuk mengelus rambut coklat lelaki itu. Nando menikmati suasana ini. Terkadang lelaki itu menutup matanya, hanya untuk merasakan lebih dalam sentuhan sayang dari adik tercinta.

"Lo gak boleh memendam semua masalah sendirian," lanjutnya yang segera disanggah oleh gadisnya itu.

"Bukannya setiap orang itu punya setidaknya satu rahasia yang harus ia jaga dari orang lain?" tanyanya dengan tatapan kosong. Matanya mulai terasa perih akibat genangan air asin nan bening itu. "Gue gak mau jadi beban lebih buat orang-orang. Terutama lo, mamah, papah, dan Angga."

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang