2. Nightmare

494 233 168
                                        

Natcha POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natcha POV

"Nat, lo mau nyanyi apa nanti?" tanya Cay yang baru saja mengganti pakaiannya. Pertanyaan itu membuat gue mendengkus kesal mengingat jawaban tak acuh teman sebangku gue.

"Mana gue tau."

"Lha kok gitu?"

Gue berdecak penuh kekesalan, "Ck. Lo tanyain aja ke si salmon dari kutub."

"Emang di kelas kita ada ikan salmon ya, Ra?" dan dengan polosnya Caylin berceletuk seperti itu. Eh buset kenapa gue bisa lupa kalau Cay itu lola?

"Cay, jangan mulai deh!" kesal Ara karena terganggu oleh pertanyaan bodoh Cay yang tengah memainkan ponselnya. Apalagi kalau bukan chatting-an sama pacarnya, Alvito si pembuat onar.

Tok tok tok

Gue melangkahkan kaki pada pintu yang tengah diketuk dari luar. Terlihat Bang Nando dengan kolor hitam selutut dan kaos oblongnya. Sesederhana itu tapi Bang Nando tetap aja ganteng.

"Ada apa?"

"Dipanggil Mama tuh."

"Mau ngapain?" tanya gue yang hanya dibalas olehnya dengan mengedikkan bahu.

"Kita gak dipanggil juga, Bang?" gue dan Bang Nando menengokkan kepala ke sumber suara dan mendapati Caylin tengah menyunggingkan senyumannya gemas. Emang, si Cay itu gemas kayak bocah. Pikirannya juga kayak bocah. Lola alias loading lama.

"Nanat doang Cay yang dipanggil," jawab Bang Nando yang membuat Cay mencebikkan bibirnya tak terima.

"Ara kenapa kita gak dipanggil juga??"

"Please ya, Cay. Kita itu bukan anaknya Tante Anita. Jadi cuman Nanat yang dipanggil. Lo jangan banyak protes dong ah elah. Segalanya aja aduin ke gue," gerutu Ara geram. Gue dan Bang Nando yang melihatnya pun dibuat terkekeh. Emang kalau sahabatan sama Caylin Alexandra harus punya kesabaran diatas rata-rata.

Gue menarik nafas kemudian melangkahkan kaki untuk memenuhi panggilan dari pintu surga yang pertama. "Ada apa Ma?" gue sedikit tersentak kaget begitu melihat satu mahluk Tuhan yang sangat membuat hari gue dirundung kesialan.

"Natcha sini sayang!" panggil mama yang membuat lamunan kecil tentang beberapa hal menjadi buyar. Gue menyunggingkan senyuman manis sambil berjalan dengan sedikit menutupi bagian paha. Bukan apa-apa, tapi namanya lagi di rumah pakaian yang gue kenakan pendek-pendek semua. Seperti sekarang, gue memakai hot pants dan kaus pendek. Membuat gue merasa sedikit malu. Bukan pada Justin, tapi lebih kepada Pak Sam. Ya, Justin datang ke rumah gue di malam hari ini bersama Pak Sam. Huuffttt. Ini Justin bikin onar apa lagi sih, sampai harus kumpulin mama sama papa gue segala?!

Gue mencium tangan Pak Samuel Atlanta Delmond menghormatinya sebagai kepala sekolah. Anjir tunggu! Atlanta Delmond?! Nama si kutub juga Justin Atlanta Delmond. Aarrgghhh gue baru nyadar.

JUSTIN [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang