Pernikahan Ara dan Edo sebentar lagi membuat kedua keluarga itu sedang ada disituasi repot.
Ariel pun ikut membantu begitu pula dengan kedua orang tuanya, apalagi didalam keluarga Ara sudah tidak ada sosok seorang Ayah jadi membuat Ayah Ariel ikut membantu dan menginap dirumah Ruqayyah untuk berjaga-jaga begitu juga dengan Bundanya Ariel yang menemani Ruqayyah.
Raffa pun ikut membantu dan memeberikan pekerjaannya dikantor kepada Pandu untuk tiga hari kedepan, dia tidak tega melihat istri dan Ibu mertuanya sibuk mengurusi pernikahan Ara.
"Ma, minum susu dulu yuk" Ucap Raffa dan membawakan segelas susu Ibu hamil kepada Kyna yang sedang menulisi undangan.
Kyna mengangguk dan mengambil gelas susu itu kemudian meneguk nya hingga tandas.
"Entar kamu sama Ariel anterin undangan ya, Pa" Ucap Kyna dan Raffa berdehem kemudian mengembalikan gelas kedapur.
Ara sedang dipingit tidak boleh keluar rumah dan bertemu dengan Edo, ditambah lagi Ara yang tidak boleh melakukan apa-apa membuat wanita hamil itu bingung sendiri.
Calon pengantin itu seperti seorang ratu.
"Pengen bantuin, Ky" Ucap Ara dan Kyna menggelengkan kepalanya.
"Jangan, Kak. Kakak duduk aja sambil ngemil" Jawab Kyna dan membuat Ara menyenderkan badannya ditembok dengan mulut yang mengunyah cemilan yang Ariel beli semalam.
"Suapin dong Kak" Ucap Kyna membuat Ara semangat kembali, setidaknya dia punya kerjaan meskipun hanya menyuapi Kyna.
Dengan senang hati Ara menyuapi adiknya itu makan cemilan.
"Yok masuk Pak, bawa sini, taruh disini Pak" Ucap Ariel mengintrusikan seoarang tukang air yang membawa kardus air.
"Hahaha, cocok jadi tukang parkir lo, Ril" Ucap Kyna membuat Ariel mencibir tak jelas.
"Jangan suka gitu, Ky" Ucap Ara dan membenarkan ikatan rambut Kyna.
Setelah beberapa jam menulis surat undangan yang entah kenapa banyak sekali orang yang ingin diundang, dari keluarga mereka, keluarga Edo, keluarga Raffa dan teman-teman kedua mempelai serta teman-teman bisnis Raffa dan Edo.
"Alhamdulillah kelar" Ucap Kyna dan menggerakkan tangannya melemaskan otot-otot tangannya.
"Sini Kakak pijitin" Ucap Ara dan menarik tangan Kyna membuat Kyna jadi tidak enak.
"Ehh gak usah, Kak. Entar aku minta pijitin sama Raffa aja" Ucap Kyna menolak tapi Ara memaksa.
"Biarin Kakak aja, kasian Raffa udah jadi kuli panggul hari ini, entar kamu yang mijitin Raffa" Ucap Ara dan Kyna mengangguk.
"Makasih ya Kak" Ucap Kyna dan Ara tersenyum.
"Gak usah makasih kaya sama siapa aja kamu" Ucap Ara membuat Kyna mendekat kearah Ara dan menempelkan tubuhnya.
"Kak Ara, nanti kita tinggal serumah yuk, sama Ibu juga" Ucap Kyna membuat Ara menatap Kyna kemudian tangannya fokus memijat tangan Kyna.
"Kamukan punya rumah sendiri, Ky" Ucap Ara dan Kyna menggelengkan kepalanya.
"Itu bukan rumah Kyna, tapi rumah Raffa" Ucap Kyna meralat ucapan Ara.
"Sama aja, Kyna" Ucap Ara.
"Tapi Kakak juga gak tega harus ninggalin Ibu sendirian dirumah, Ky" Ucap Ara dan Kyna langsung mengangguk setuju.Sekarang Kyna dan Ara saling berhadapan dan saling menatap.
"Itu juga yang Kyna fikirin dari tadi, Kak. Kyna gak mau ninggalin Ibu sendirian" Ucap Kyna.
"Tapi kalau kita tinggal dirumah ini pasti bakalan sempit, Ky. Apalagi bentar lagi kita punya anak, kamarnya aja pas-pasan" Ucap Ara membuat Kyna berfikir.
"Renovasi rumah aja, Kak. Entar aku bilang sama Raffa" Ucap Kyna membuat Kyna menggeleng.
"Jangan deh, Ky. Takut repotin Raffa"
"Ihh Kak Ara apaan sih, Raffa itu kan adek ipar Kakak anaknya Ibu juga, pasti mau kok" Ucap Kyna.
"Iya Raffa pasti mau, tapi kan gak enak" Ucap Ara menolak.
"Kalau pindah kerumah Kyna pasti Ibu gak mau, Kak" Ucap Kyna dan dibenarkan oleh Ara.
Karena rumah ini adalah rumah peninggalan dari Ayah mereka.
"Kakak bingung, Ky" Ucap Ara.
"Apalagi Kyna"
"Ngomongin apasih?" Tanya Raffa yang ikutan bergabung dengan Kyna dan Ara.
"Raf, kalau aku suruh kamu renovasi rumah Ibu, kamu mau gak?" Tanya Kyna membuat Ara menepuk jidatnya dengan pelan.
Raffa menatap Kyna dengan kening mengerut. "Emang rumah Ibu kenapa?" Tanya Raffa.
"Gak kenapa-kenapa, aku sama Kak Ara gak tega kalau ninggalin Ibu sendiri dirumah, kalau aku dan Kak Ara satu rumahkan kita bisa jagain Ibu, kamu mau gak?" Tanya Kyna menatap Raffa dengan tatapan memohon.
Raffa menghela nafasnya panjang dan mengangguk.
"Iya entar aku renovasi biar digedein, terus beli tanah disamping sama dibelakang rumah" Ucap Raffa membuat Kyna tersenyum senang."Beneran nih mau tinggal serumah habis ini?" Tanya Ara memastikan dan Kyna mengangguk semangat.
"Yaudah entar aku bilang Edo biar bantuin Raffa" Ucap Ara dan diangguki oleh Kyna."Terus rumah kita mau diapain?" Tanya Raffa menatap Kyna dengan kening mengerut, ada-ada saja permintaan istri cantiknya ini.
"Jual aja, atau nggak kontrakin kan lumayan bisa ngisi dompet perbulan" Ucap Kyna membuat Raffa menghela nafasnya sebal.
"Kamu kira aku kekurangan uang?"
"Bukan gitu, kan biar dompet kamu tambah tebel" Ucap Kyna menaik turunkan alisnya membuat Raffa tersenyum geli melihatnya dan membuat Ara geleng-geleng kepala atas sikap adiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
iMarried [Telah Terbit]
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA!!! Hargai karya penulisnya. Ingin revisi. Tapi, aku terlalu malas. :( "Memangnya tidak ada wanita lain selain dirinya yang harus jadi pengantin wanita? Kenapa harus dia yang jadi pengantin wanitanya?" - Raffa Alvarendra. "Jang...