"Ky, pokoknya jangan kerja yang berat, jangan bersih-bersih rumah sendiri tunggu sampai gue pulang, kalau mau belanja telpon gue, kalau bosen kekantor gue aja tapi harus telpon gue entar gue jemput atau gue kirim sopir buat lo, kalau mau keluar bilang gue, kalau mau apa-apa telpon gue"Dan blablabla membuat kepala Kyna pusing saja mendengar kecerewetan Raffa.
"Denger gak?" Tanya Raffa ketika Kyna hanya diam dan matanya fokus kearah TV didepan mereka.
"Iya denger suami ku" Jawab Kyna dan menatap Raffa kemudian tersenyum yang terkesan dipaksakan.
"Gitu dong" Ucap Raffa kemudian bergeser mendekat kearah Kyna dan membuka kedua kedua tangannya untuk dia taruh disandarkan sofa.
"Susunya udah diminum belum?" Tanya Raffa."Belum" Jawab Kyna tanpa menatap Raffa.
Laki-laki itu langsung berdiri dan menatap tajam Kyna.
"Ky, gue kan udah bilang minum susunya. Debaynya harus sehat didalam" Ucap Raffa membuat Kyna memutar bola matanya malas."Iya iya ini mau minum" Ucap Kyna ingin berdiri tetapi Raffa segera menahannya.
"Biar gue yang bikinin, lo tunggu sini aja" Ucap Raffa dan Kyna hanya menaikkan kedua bahunya acuh kemudian kembali fokus dengan TV sedangkan Raffa sudah berjalan kearah dapur untuk membuatkan susu.
Semenjak tau jika Kyna sedang hamil Raffa sungguh sangat menjadi suami yang posesif, semua pergerakan Kyna dibatasi oleh laki-laki itu, bahkan Raffa juga menyewa pembantu rumah tangga yang akan datang jam sembilan pagi hingga jam tiga sore untuk bersih-bersih rumah.
Kyna pun dilarang berpergian terlalu jauh, jika dia ada rapat dengan para penerbitan buku Raffa mewanti-wanti Kyna agar wanita itu menelponnya dan biar dia yang mengantarkannya.
"Nih diminum" Ucap Raffa dan duduk di samping Kyna sambil menyerahkan segelas susu ibu hamil berwarna pink.
Kyna mengambilnya dan langsung meminum susu buatan Raffa.
Raffa tersenyum dan mengelus perut Kyna yang masih rata."Anak Papa sehat kan didalam sana? Jangan nakal ya, jaga Mama selalu. Jangan buat Mama marah ya, sayang" Ucap Raffa dan mengecup lembut perut Kyna.
"Siyap Papa ku" Ucap Kyna menirukan suara anak kecil membuat Raffa tersenyum.
"Manggilnya jangan gue-lo yuk, Ky. Kita udah mau punya anak loh" Ucap Raffa dan Kyna hanya mengangguk.
"Mau dipanggil apa?" Tanya Kyna.
"Papa-Mama" Jawab Raffa sambil menaik turunkan alisnya membuat Kyna tertawa.
"Ihh kebiasaan banget suka ngeledek" Ucap Kyna sebal dan memeluk pinggang Raffa menyadarkan kepalanya didada bidang Raffa.
Raffa mengecup puncak rambut Kyna dan mengelusnya lembut.
Tingtong...
Tingtong...
"Ada tamu, Pa" Ucap Kyna dan menatap Raffa.
"Bentar Papa buka pintu, Mama tunggu sini aja" Ucap Raffa dan berdiri untuk membuka pintu.
Kyna tertawa geli mendengar panggilan Papa-Mama, rasanya tuh kaya gimana gitu. Alay kan?
"KYNA SAYANG QYU"
Kyna menatap kearah sumber suara dan badannya langsung tertimpa benda besar membuatnya meringis pelan.
"Ariel! Jangan gitu Kyna lagi hamil entar anak gue kenapa-kenapa lo mau tanggung jawab? Minggir-minggir" Ucap Raffa kemudian menjauhkan Ariel dari Kyna.
Ariel mendengus sebal dan lebih memilih duduk disingle sofa.
"Posesif banget" Cibir Ariel tak suka."Harus!" Ariel memutar bola matanya malas.
"Tumben kesini, Ril?" Tanya Kyna dan membuka plastik yang Ariel bawa untuknya.
"Kangen, gue pengen liat lo yang sekarang udah jadi bumil" Jawab Ariel membuat Kyna tersenyum.
"Sendirian aja, Ril?" Tanya Raffa membuat Ariel ingin menggetok kepala Raffa.
"Liatnya gimana? Ngece banget jadi orang" Ucap Ariel sebal membuat Raffa terkekeh.
"Ambil piring gih, itu didapur" Ucap Kyna menyuruh Ariel dan mau tak mau Ariel hanya menurut saja.
Dia sengaja membawakan Kyna roti bakar kesukaan Kyna.
"Raf, nih dokumen yang lo minta" Ucap seseorang membuat Raffa terjungkal kaget.
"Ngagetin banget lo, masuk rumah orang tuh ucap salam atau basa-basi dulu ini langsung aja to the point" Omel Raffa dan mengambil dokumen yang Pandu bawakan.
Pandu duduk disingle sofa dihadapan tempat duduk Ariel tadi.
"Ada Ariel ya?" Tanya Pandu dan menatap Kyna.
Kyna mengangguk. "Kok tau?" Tanya Kyna.
"Tuh tasnya" Jawab Pandu membuat Kyna menatap kearah tas Ariel.
"Oh"
"Ky, ini piring yang lo maksud yang mana? Yang gede? Kecil? Atau yang sedeng? Buseng piring lo banyak banget sampe bingung gue" Teriak Ariel dari dapur.
"Yang gede aja sekalian, Ril" Jawab Kyna.
"Jangan lupa garpu sama air putihnya ya, Ril. Tolong""Iya bentar"
"Sahabat kamu nurut juga ya disuruh-suruh" Ucap Raffa sambil membuka dokumen-dokumen yang tadi diantar Pandu.
"Ho'oh, udah biasa dari dulu aku sama Ariel emang gitu, kalau aku kerumah Ariel aku yang disuruh-suruh tapi kalau Ariel yang kerumah aku ya kebalikannya" Jawab Kyna.
"Gak kebalik tuh? Kok tamu malah disuruh-suruh?" Tanya Pandu heran membuat Kyna tertawa.
"Iya sih emang kedengeran aneh, tapi kita emang udah sepakat gitu" Jawab Kyna.
"Nih" Ucap Ariel dan menaruh semuanya diatas meja.
"Gue bawa roti bakar buat lo, varian rasa" Ucap Ariel dan menatap Kyna."Makasih sayang ku" Ucap Kyna tersenyum.
"Aku gak pernah kamu panggil sayang, Ky"
KAMU SEDANG MEMBACA
iMarried [Telah Terbit]
RomanceFOLLOW SEBELUM BACA!!! Hargai karya penulisnya. Ingin revisi. Tapi, aku terlalu malas. :( "Memangnya tidak ada wanita lain selain dirinya yang harus jadi pengantin wanita? Kenapa harus dia yang jadi pengantin wanitanya?" - Raffa Alvarendra. "Jang...