Hallo? Gimana kabarnya? Selamat hari Jumat haha. Aku ... em ... Aku cinta kalian semua. Tapi gak jadi deh, entar ada yang marah. Ahaha. Buat yang mau kenal aku, eh. Aku cowok, ya. Soalnya kebanyakan ngira aku cewek, haha. Aku cowok, kalo kalian mau kenal aku, boleh DM atau chat wa aku. No nya ada di bio akun WP. Haha. Promosi mase.
Semangat buat yang menjalankan puasa. Buat yang nggak, juga selamat, ya. Buat yang belum punya pasangan, semangat juga, ya. Udah aku semangatin, kan? Jadi, jangan ngerasa kesepian buat yang masih sendiri.
Love you!Happy Reading💕💕
"Jangan tanya aku kenapa, karena aku baik-baik saja. Mungkin. Entahlah, tapi lebih baik mengatakan aku baik, daripada memberitahukan semua masalah pada orang yang hanya ingin tahu, tapi tidak peduli." -Olivia Anatasya.
-oOo-
Menurutku ada hal yang jauh lebih menyakitkan daripada menangis dalam diam. Berpura-pura tegar dengan keadaan yang menyakitkan, tersenyum hanya untuk menutupi kesedihan, dan tertawa dengan harapan bisa lupa akan luka yang dirasa.
Sore itu gadis dengan nama lengkap Olivia Anatasya itu sedang duduk di sebuah taman bermain. Dia melihat banyak anak-anak yang sedang bermain di sana, tertawa bersama orang tuanya, bercanda ria bersama keluarganya, berkumpul dengan bahagia.
Oliv tersenyum melihat pemandangan indah itu. Bibir yang mengukir sebuah senyuman, namun sayang hatinya sedang teriris dengan penuh kepedihan. Dia ingin seperti anak-anak yang ada dalam pandangannya, dia ingin berkumpul bersama keluarganya, dia ingin merasakan kasih sayang kedua orang tuanya yang sudah lama hilang darinya.
"Ada apa ngajakin ketemuan di sini, Princess?"
Oliv menoleh ke belakang, menoleh pada seseorang yang suaranya membuyarkan lamunan gadis itu. Terlihat oleh kedua bola mata Oliv ada Septian yang sedang berdiri dengan setangkai bunga mawar putih ditangannya.
"Cuma mau ketemu aja,"jawab Oliv tersenyum.
Mendengar jawaban gadis imut yang masih memakai seragam sekolah itu, Septian tersenyum hingga kedua matanya juga ikut tersenyum. Dia mendudukkan tubuhnya di samping gadis itu, kemudian menyodorkan bunga mawar putih yang dipegangnya.
"Makasih." Oliv mengambil setangkai bunga itu, tidak lupa dengan memberikan sebuah senyum manisnya.
Beberapa saat kemudian Septian terdiam. Dia mengerutkan keningnya seraya menatap tangan kanan gadis di sampingnya yang dibalut dengan perban putih.
"Itu kenapa?" Septian menunjuk tangan kanan Oliv yang diperban.
Seketika Oliv langsung menyembunyikan tangannya di balik baju seragamnya dan mengalihkan bunga yang dipegangnya ke tangan kiri. Dia menatap laki-laki dengan rambut hitam menawannya sambil menggeleng tersenyum, sebuah senyum penuh kepalsuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'am Broken
Teen FictionDia Olivia, gadis dengan segala kerapuhannya. Dibenci ibunya sendiri, dibenci kerabat-kerabat orang tuanya. Terlebih dengan jantungnya yang sakit, membuat penderitaannya sempurna. Hanya mampu bersandar pada bahu Septian untuk mencurahkan kesedihann...