17. First Love

651 44 6
                                    

Setelah lama tidur panjang. Akhirnya Author bangkit kembali. Kekekek. Jangan lupa komen, ya.

"Semua orang bisa kasmaran dengan mudah, tapi tidak semua orang bisa jatuh cinta dengan mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua orang bisa kasmaran dengan mudah, tapi tidak semua orang bisa jatuh cinta dengan mudah." -Raven Revandra Sagara.

-oOo-

Sekalinya kamu menyayangi seseorang, maka akan sulit untuk berbalik membencinya. Bahkan, setelah kita berulang kali disakiti.

Dua orang laki-laki yang sudah berteman cukup lama itu sedang berdiam diri di rooftop rumah mewahnya. Menatap langit malam tanpa bintang, mencari sosok rembulan yang entah kemana seperti menghilang.

"Orang tua gue di mana, ya?" tanya Revan tiba-tiba, membuat temannya langsung menoleh dan sedikit melebarkan mata.

Memicingkan matanya, Langit menatap Revan seperti meminta penjelasan. "Maksud lo apa?"

"Orang tua gue ...." Revan menghela napasnya panjang, agak ragu untuk menceritakannya. "Gue ini anak angkat," ucapnya setelah diam beberapa saat.

Seolah itu terdengar biasa, Langit hanya membenarkan posisi duduknya dan tak terlihat terkejut sedikit pun. Dia menyadarkan kepalanya pada punggung sofa, menatap langit malam yang begitu kelam.

"Berarti dugaan gue salah, ya?" Langit mendesah pasrah.

Revan mendelik menggunakan ekor mata. "Dugaan apaan?"

"Gue pikir, lo anak dajjal."

"Bangsat!" Revan memukul kepala teman laknatnya itu cukup keras, membuatnya sedikit mengaduh.

Sedangkan sang oknum yang bukannya menghibur, malah meledek, hanya cengengesan sembari bangkit dan sedikit menjauh dari temannya itu. Langit menggaruk kepalanya, tertawa hingga kedua bola matanya menutup.

Hingga akhirnya, suara dering telepon mengalihkan perhatiannya. Langit langsung meraih ponselnya, mengerutkan kening ketika layar ponselnya menampilkan nomer tak dikenal.

Memencet tombol hijau di layar ponselnya, Langit mendekatkan benda tipis itu ke telinganya. "Nape?"

"Oliv nyariin Revan."

Mendengar suara laki-laki yang cukup berat dari seberang sana, Langit langsung menatap temannya yang terlihat sedang menatap kosong ke atas.

"Bilang kalo Revan otw," ucapnya sangat pelan.

Tit

I'am BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang