Dia Olivia, gadis dengan segala kerapuhannya. Dibenci ibunya sendiri, dibenci kerabat-kerabat orang tuanya. Terlebih dengan jantungnya yang sakit, membuat penderitaannya sempurna.
Hanya mampu bersandar pada bahu Septian untuk mencurahkan kesedihann...
Jangan lupa comment, ya. Kalo suka sama chapter ini ... vote, ya. Atau gak divote juga gak pa-pa, asal comen aja yang banyak. Hahahah.
Happy Reading.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalian mungkin patah hati oleh asmara, tapi aku patah hati karena keluarga." Olivia Anatasya.
-oOo-
Seorang anak tidak bisa untuk memilih untuk dilahirkan oleh siapa, di mana, keluarga mana, seperti apa. Seorang anak hanya sebuah anugerah dari Tuhan, mereka titipan untuk disayang.
Sebagai seorang yang lahir dari keluarga yang memiliki harta berlimpah, tentu saja bukan hal yang sulit bagi Langit untuk mendapatkan barang atau kendaraan mewah sekali pun. Seperti sekarang, setelah dari rumah temannya, Zay, orang yang sering di sebut anak sultan itu sedang dalam perjalanan pulang, mengendarai mobil sport tipe roadster.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kurang lebih seperti ini. . . .
Mengendarai mobilnya dengan pelan, Langit menikmati hembusan angin yang masuk jalanan yang sepi kala itu. Dia terus melajukan mobilnya dengan santai, sambil menikmati alunan musik hip-hop berjudul yellow dari Rich Brian kesukaannya.
"Bukannya itu si Oliv?" Langit mengernyitkan keningnya ketika melihat seorang gadis tengah berjalan di sisi jalan.
Semakin dekat, Langit bisa melihat semakin jelas, bahwa perempuan yang sedang berjalan itu benar-benar dikenalnya. Langit menghentikan mobilnya, tepat di samping perempuan itu.
"Liv!" panggil Langit berseru.
Merasa namanya dipanggil, perempuan yang sedang mengulum permen itu menoleh. Dia melihat seseorang yang tidak dia ketahui namanya, namun dia tahu bahwa orang itu adalah teman Revan. Matanya sedikit terbelalak, karena melihat laki-laki itu turun dari mobil yang sangat mewah baginya.