12. You My Girlfriend

763 57 12
                                    

Ekhem. Pusing pala gue tadi dikasih ulangan MTK pagi-pagi. Bikin BT aja euy. Abis pulang sekolah, langsung cukur rambut. Eh, abis tu gak sengaja ketemu Cecan, ngobrol dikit, tapi lupa dah kagak minta kontak WAnya.
Sekian cuthatan authot hari ini.

Happy Reading.

"Cinta itu datang dari hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta itu datang dari hati. Hatimu hanya satu. Jadi, jangan pernah mencoba untuk mencintai dua orang dalam satu hati." -Olivia Anatasya.

-oOo-

Sebuah perasaan muncul. Terkadang, hati manusia bisa menimbulkan rasa suka pada dua orang berbeda atau mungkin lebih. Namun, sulit untuk membedakan mana yang namanya cinta dan hanya sekedar suka.

Perempuan itu membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Rasanya, hari ini benar-benar sangat membahagiakan untuknya. Pamannya datang, memperlakukannya seperti seorang anak kecil, menyayanginya, memanjakannya, membuat Oliv merasa bahwa dunia tak terlalu kejam untuknya.

Oliv dibelikan banyak baju baru, sepatu, tas, bahkan ponselnya juga diganti dengan yang lebih canggih. Seharusnya, Devan lebih cocok menjadi seorang kakak dibanding menjadi paman baginya. Laki-laki itu masih terlalu muda untuk dipanggil 'om'.

Hanya saja, ada hal yang masih mengganjal di hati Oliv, Devan terlihat menyayanginya, namun pria itu hanya diam saat Oliv hendak menyalami tangan mamanya, tetapi ditepis begitu saja. Ada sebersit perasaan kecewa, karena omnya tersebut tidak membelanya, atau sekedar menegur mamanya.

"Apa Om Dev takut sama mama, ya?" gumamnya. Oliv menatap langit-langit, menerawang. "Tapi, Om Dev bukan penakut. Mungkin, bagi Om Dev itu gak terlalu kasar."

Cklk

Suara pintu kamarnya yang dibuka, membuat Oliv yang sedang menyelami pikirannya itu tersadar. Perempuan itu langsung mendudukkan tubuhnya, ketika menyadari seorang pria melangkah masuk, menghampirinya.

Devan duduk di samping Oliv, menatap keponakannya yang terlihat bersedih. Laki-laki itu tahu jika keponakannya masih merasakan sakit hati. Bagaimana tidak, setiap Oliv ingin menyalami tangan mamanya, tangannya selalu ditepis secara kasar. Kejam, bukan?

"Mama kamu kasar, ya?" ucap Devan dengan hati-hati. Pria itu menunduk, mengulum bibirnya sembari melipat kedua kakinya. "Maafin dia."

Mengangkat kepalanya, Oliv menatap pamannya itu dengan kening yang sedikit berkerut. Rasanya, seperti ada hal yang disembunyikan oleh adik dari papanya itu.

Tanpa canggung sedikit pun, Oliv langsung memeluk tubuh om kesayangannya itu. "Oliv gak pernah marah kok sama mama."

Hanya tersenyum, itulah yang bisa Devan lakukan. Tangannya mengelus punggung tangan yang sedang memeluknya dari samping itu. Tangan yang begitu lembut, tangan yang melingkar di lehernya, tangan yang selalu mengingatkannya pada seseorang, pada kakak laki-lakinya.

I'am BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang