1. Cruel destiny

3.2K 155 34
                                        

"Takdir yang berjalan, namun aku yang disalahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Takdir yang berjalan, namun aku yang disalahkan. Takdir yang memaksa, namun aku yang menderita." -Olivia Anatsya.

-oOo-

Terkadang sesuatu berjalan jauh dari yang kita harapkan. Takdir tak bisa dipaksakan, dia berjalan sesuai kehendak Tuhan, namun beberapa orang selalu menyalahkan orang lain atas takdir yang telah Tuhan tuliskan.

Seorang gadis cantik berseragam putih abu itu berjalan pulang. Melewati beberapa teman-teman sekolahnya yang masih berdiam diri di koridor. Gadis itu berjalan, melangkah tanpa memperdulikan sekitarnya sedikit pun.

Langkah kakinya yang terlihat lemas itu membuat seorang laki-laki yang baru saja keluar dari kelas memperhatikannya. Seorang laki-laki dengan baju seragamnya yang ditutupi baju berlengan panjang.

"Oliv? Keliatan kayak lemes banget, tuh hewan," ucapnya seraya terus memperhatikan gadis itu.

"Ngintipin Oliv mulu, tar baper lo, Van."

Seseorang menepuk bahunya. Dia menoleh dan menatap seseorang yang menepuk bahunya, yang tak lain adalah salah satu temannya, Langit.

"Sok tau, lu," balasnya.

"Revan-Revan." Langit menggeleng-gelengkan kepala sambil berlalu pergi.

Sedangkan orang bernama Revan itu hanya mendengus mendengarnya. Dia masih diam di tempatnya, seraya menatap gadis yang disebutnya Oliv itu berjalan entah kemana.

Tring

Handphone miliknya berbunyi, menandakan ada sebuah pesan masuk. Revan merogoh ponsel yang ada di saku celananya itu, kemudian membuka pesan tersebut.

"Dari papa," gumamanya. Revan membaca pesan yang dikirim oleh ayahnya itu. Membacanya hingga selesai dan tiba-tiba dia langsung terdiam sambil membulatkan matanya. "Jadi ini hari kematian bokapnya?"

Saat itu juga Revan langsung berlari mengejar Oliv. Mencari-cari gadis itu yang sekarang tidak tahu di mana keberadaannya. Yakin bahwa gadis itu sudah keluar dari area sekolah, akhirnya Revan berlari ke arah parkiran dan mengambil sepeda motornya.

-oOo-

"Papa ...," parau seorang gadis berseragam putih abu seraya mengelus nisan sebuah makam.

Gadis itu berjongkok di depan makam, makam ayahnya, sambil berusaha menahan air matanya untuk tidak menetes. Dia tidak mau menangis di depan makam ayahnya, tidak mau membuat ayahnya bersedih di sana. Tetapi pada akhirnya, cairan bening itu tidak mampu lagi dibendung oleh Oliv.

I'am BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang