03. Kenapa harus aku?

246 41 1
                                    

Vote!
Jika ada niatan untuk memencet bintang di bawah pojok paling kiri Silahkan,

***

"Kau memang Brengsek!! Gila!! tidak bisa sebentar saja membuatku tenang!" Umpatan kasar kembali terdengar, Jennie melemparkan beberapa benda ke arah Hanbin dengan penuh amarah,
Jennie mendelik sinis rasanya ingin segera menerkam makhluk sinting ini,

"Untuk apa kau membeli rumah sebesar ini jika hanya satu kamar saja yang waras kau isi untuk di tempati!"

Kim Hanbin memang licik! sengaja mengosongkan beberapa kamar, dan hanya kamar ini saja yang ia benahi untuk mereka tempati,
Dan Jennie tentu saja marah dan kesal karena harus tidur dalam ruangan yang sama, dan sudah di pastikan dalam ranjang yang sama, itu artinya ia akan berbagi ranjang dengan Kim Hanbin Lagi!

kemarin malam di hotel saja sudah membuat perasaannya bercampur aduk, kesal, pusing, emosi, takut! Apalagi sekarang dan kedepannya! ia sudah tidak bisa banyak membayangkan bagaimana ke usilan Kim Hanbin menggodanya
Jennie memejamkan matanya, sungguh terasa Sial sekali nasibnya

Oh shit!!

"Itu pilihanmu Jennie, mau tidur di kamar ini, itu berarti jadi kamar kita, atau kau pilih kamar mana yang kau sukai dan tidur di lantai tanpa ranjang! tanpa alas!" Ujar Hanbin tegas menatapnya tajam

"Kenapa? kau selalu seperti ini?"

"Apakah salah jika suami- isteri satu kamar?! tidak ada salahnya kan? aku memang berrencana seperti ini, agar kau mau satu kamar denganku, karena kau tidak akan pernah mau dan sudi jika aku tidak bertindak seperti ini!"

-kenapa?!!" tanya Jennie pilu kemudian menunduk, ia terisak airmatanya berderai, sudah tidak bisa ia tahan dengan kelakuan Kim Hanbin yang selalu menganggapnya lelucon

Kim Hanbin mengernyit, lalu menghampiri Jennie bermaksud untuk menenangkannya

Jennie mundur menghindarinya, kemudian mendongkak menatap mata Hanbin yang berubah kelam
"Kenapa harus aku?!
-Kenapa harus a-ku?! yang kau anggap lelucon, dengan pernikahan ini! dengan semua ini yang kau buat aku jadi bahan lelucon mu? dengan kelicikan mu! kembalinya kau dalam hidupku malah merusak segalanya! kau tidak merasakan bagaimana perasaanku!! di liciki! dijebak dan kau! terlalu mengatur hidupku! aku sangat menderita! tidak bisakah kau menghilang saja, dan jangan kembali! aku muak rasanya!"

"Jennie,,"
Hanbin berusaha memegang bahu Jennie tapi dengan cepat Jennie tepis
"Dengarkan aku Jennie,, dan tatap mataku!
-Aku tidak pernah menganggapmu lelucon dalam hidupku! Berhenti menganggapku main- main dengan pernikahan ini! Berhenti memandangku sebagai lelaki Berengsek! Aku sangat tulus Jennie,, kepadamu- aku selalu"

"di khianati! menurutmu bagaimana rasanya? dengan seenaknya kau menampakan dirimu lagi? kenapa kau kembali? hah! dan malah merusak semuanya,
aku membencimu! kau pikir aku senang dengan pernikahan ini? kau pikir aku menerimakannya begitu saja, kau pikir kau siapa?

Ini terlalu baru bagiku! ini terasa asing, Kau tidak merasakan bagaimana aku! bagaimana perasaanku! aku tidak mengerti dengan tujuanmu sebenarnya, dengan tujuanmu pada pernikahan ini? aku bahkan tidak sanggup melanjutkannya!"

"Jennie, jangan berbicara seperti itu di depanku!" desis Hanbin dingin pancaran matanya menajam, guratan luka terlihat samar dimatanya,
ia kemudian pergi membanting pintu keras! meninggalkan Jennie yang sendirian menangis

yatuhan,, kutukan apa yang telah menimpaku, sehingga harus di pertemukan dan di bersamakan dengan lelaki bernama Kim Hanbin!?

---

apakah Jennie terlalu kasar? apa perkataannya keterlaluan?
ahh mungkin, tapi ia ingin Kim Hanbin mengerti! jangan terlalu memaksakan kehendaknya sendiri di saat Jennie merasa terlalu asing dengan hidup barunya dengan pernikahan ini, maksud Jennie ia hanya ingin pelan- pelan mempelajari semua dengan ke asingan ini,
tidak secara langsung, Kim Hanbin terlalu memaksanya, dengan banyak rencana licik yang dia gunakan untuk Jennie, Kim Hanbin tidak menghormati pilihan Jennie, Keinginan Jennie

waktu menunjukan pukul 11:00 malam dan Jennie masih gelisah Hanbin masih belum pulang dari kepergiannya
Apa Kim Hanbin marah?

kejadian tadi sore masih terngiang ngiang di kepalanya, ia merasa bersalah pada Hanbin, Jennie menyadari ini semua memang salah dirinya,
apa susahnya menurut pada Suami sendiri dan pertengkaran ini tidak akan pernah terjadi?
"tapi aku juga ingin dia mengerti! aku ingin dia menghormati pilihanku! keinginanku! cukup aku terperangkap dengan pernikahan yang dia rencanakan! kali ini aku ingin dia menuruti keinginanku! kali ini aku ingin dia yang mengalah dan tidak memaksakan kehendaknya! dengan rencana liciknya!"

Lihat sekarang! ulahmu Kim Hanbin menghilang, bagaimana jika dia menyerah dengan dirimu yang susah di atur lalu dia akan menceraikanmu! dan kau akan jadi janda! berita akan bermunculan 'Pengusaha Kim Hanbin menceraikan isterinya yang baru dinikahinya satu hari yang lalu!' apa kau akan sanggup dengan menghadapi berbagai macam fitnah? ini akan menjadi pertanyaan besar 'Kim Jennie mempunyai borok di sekitar Vaginanya! Kim Hanbin Kaget dan menceraikannya!"
'Tidak! menurutku kurap atau penyakit kulit lainnya yang menular!"
'Ah wanita itu, Kim Jennie Hanya cantik body bagus dari luar saja! memalukan!"

berbagai macam bisikan berkeliaran di kepalanya

"Ahh!! masa bodoh! aku tidak peduli aku terlalu stres!" teriak Jennie seperti orang gila berbicara sendiri, di tengah malam seperti ini, penampilan kusutnya sangat melengkapi jika ia pantas di lemparkan ke pinggir Jalan!

Isteri durhaka! Tidak menurut!
"Kepalaku!! Ahh, Sial!"

---

Jennie menghentikan pergerakannya mematikan air shower yang mengguyur seluruh badannya ia memfokuskan pendengarannya, takut jika pendengarannya ada yang salah
Suara kebisingan dilantai bawah, Suara Kim Hanbin, Suara orang- orang, suara benda yang di geser geser
tidak ambil pusing Jennie langsung memakai jubah mandinya, keluar kamar mandi, ia berjalan ke arah jendela mengintip mobil yang terparkir di halaman rumah,
Jennie mengernyit, ada dua mobil truk berisikan barang barang baru dengan mobil kim Hanbin yang sepertinya sudah pulang

***

mohon dimaklum, jika ada kata/penulisan yang salah

My Husband Is A Sengklek! (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang