18. Don't Leave Me Again

243 30 4
                                    

Vote!
Jika ada niatan untuk memencet bintang di bawah pojok paling kiri Silahkan dengan senang hati melanjutkan story inih

***

Aku merasakan pelukan erat di pinggangku, sebelah lengan kekar itu terlentang menjadi bantalan di bawah kepalaku terpaan nafas damai di telingaku terasa begitu geli, membuatku bergerak, aku membuka mata dan aku terkejut menahan nafas beberapa detik

Yatuhan,, wajahnya hanya berjarak beberapa centi berhadapan dengan wajahku, matanya terpejam damai helaan nafas yang sangat tenang membuatku enggan membangunkannya tidak ada ekapresi marah, tidak ada ekapresi nakalnya tidak ada tatapan dingin, hanya kedamaian yang aku lihat

air mataku mengalir, aku masih tidak menyangka kini dia dihadapanku tertidur pulas sambil memeluku, wajah tampannya bersorak memanggilku untuk segera menyentuhnya

aku menyentuh rahang tegasnya sambil memejamkan mataku berusaha menahan air mata yang terus mengalir, hatiku berdesir
aku tersenyum senang sambil menggigit bibir bawahku berusaha menyembunyikan isakan tangis yang semakin keras aku takut membangunkannya

Hann,, Sayangku nyatakah ini? kau kah ini? aku takut ini hanya mimpi yang seperti biasa menghampiriku di malam yang sepi, aku merindukan mu
dengan gerakan pelan aku mencium batang hidungnya mencium lebih lama,

aku kembali pada posisiku membenamkan wajahku di ceruk lehernya yang sangat nyaman aku membalas pelukannya lebih erat aku tidak mau melewatkan momen manis ini aku akan menikmati setiap detiknya

merasakan usapan lembut di punggungku membuatku mendongkak melihat matanya yang sekarang terbuka
"Apa ada yang sakit? katakan padaku Jane?" tanya nya khawatir membuat darahku berdesir hangat, perkataannya barusan menari- nari di gendang telingaku

aku tersenyum hangat meneteskan air mataku terharu melihat ekspresi kekkhawatiran yang terlihat jelas
aku mengeleng
"aku baik- baik saja"

ia menatapku dalam "lalu kenapa kau menangis?" tanyanya gelisah
saat merasakan tangannya terulur untuk menghapus air mata di wajahku, aku menunduk membenamkan seluruh telapak tangannya di wajahku untuk menyentuh pipiku.
gerakannya bukan malah membuat air mataku berhenti namun membuat air mataku menjadi mengalir deras menerima sentuhan yang amat aku impikan selama ini

"Jangan pergi lagi hann,, aku merindukanmu," aku mendongkak menatap matanya bergerak menciumnya pelan berpindah ke pipinya dan berakhir mencium bibirnya lembut melumatnya sebentar sebelum terlepas

ia tersenyum hangat

"Han,, boleh aku bertanya?"

"katakanlah"

"kenapa kau kembali?" tanyaku memberanikan diri. pertanyaan yang sedari tadi aku tahan kini terlontarkan

"karena ini rumahku, tempat kepulanganku" jawabnya mengusap kepalaku
semudah itukah jawabannya? seenteng itukah? sependek itukah
jawabannya membuatku kecewa aku kira dia akan berkata lebih banyak dan menenangkanku dengan rangkaian kata manis di bibirnya dan meminta maaf atas kepergiannya yang tidak jelas membuatku menderita hampir gila

Ohh Jane ini Hanbin bukan Taehyung dengan ribuan bualannya, Hanbin pria yang tidak bisa mengungkapkan sesuatu dengan kata- katanya dia hanya pasrah dan diam tidak membela diri, membuatku sering salah faham dan malah menyakiti kedua belah pihak, setidaknya bicara! dan katakan semuanya! membuatku kadang kesal dan gemas sendiri dengan ke kakuannya

walaupun malu aku mengungkapkannya walaupun aku akan terlihat menyedihkan di matanya aku memberanikan diri aku tidak peduli
"aku tahu perkataanku memang menyakitimu Hanbin, aku tahu aku salah aku tahu sikapku selama ini membuatmu tersiksa, maafkan aku aku sungguh menyesal, tapi please Han,, jangan menjadi pengecut jangan pergi setelah kita bertengkar, kenapa kau pergi tanpa sepatah katapun, dan kau kembali seenaknya! kau kembali seenaknya kaumau, kau selalu pergi dan kembali setelah hatimu membaik,
kau membuatku kebingungan kau menyiksaku Hanbin beri aku kepastian, tolong jangan menghilang seperti ini lagi, maafkan aku, maafkan semua kesalahanku maafkan semua perkataanku dan aku mohon jangan pergi lagi"
perkataanku terhenti tidak kuat beriringan dengan isakan tangis yang semakin menjadi ia mendekapku menenangkanku dengan ciuman di kening

ia membawa tangan kananku membimbingnya untuk mengelus rahangnya, dia tahu apa yang telah aku sukai, dimana rahangnya salahsatu bagian tubuhnya yang aku sukai, aku tersenyum dengan linangan air mata
tanganku yang tidak berhenti mengusap ke area dagunya yang kasar jambang tipis yang telah tumbuh membuat ku kegelian sendiri mengusapnya aku menikmati pergerakan mulutnya ketika dia mulai berbicara

"kau salah, alasanku pergi bukan untuk meninggalkanmu aku pergi bukan untuk menenangkan pikiranku dan aku kembali bukan setelah hatiku membaik itu semua salah,"

"apapun! urusan apapun kepergianmu bicaralah dan berpamit padaku agar aku tidak salah faham! jangan hanya menatapku dingin dan kau pergi tanpa sepatah katapun padaku itu seperti kau menceraikanku tanpa kata"

Hanbin menggeleng
"tidak seperti itu Jane, aku tidak akan pernah menceraikanmu sampai kapan pun!"

"cukup dua minggu ini kau berhasil menghukumku! kau berhasil menyiksaku, sudah Hanbin,, jangan pernah mengulanginya aku tidak sanggup lagi, aku mohon beri aku kesempatan, biarkan aku memantaskan diri hidup bersamamu, Hanbin mari kita mulai dari awal, kita ciptakan kebahagiaan sesungguhnya Kita buat penikahan ini menjadi nyata!"

tubuhku bergetar dengan isakan tangis aku memeluknya erat memberi tahukan aku begitu takut kehilangannya, aku akan melupakan keegoisanku aku akan melupakan dan menerimakan apa yang telah Hanbin lakukan dulu padaku, aku hanya akan fokus pada kebahagiaanku tidak peduli seburuk apa dia dulu aku akan menerimanya kembali asal dia berubah dan kita saling memantaskan diri

"selama ini aku memang menganggap pernikahan kita nyata Jennie"
kurasakan dia mendekapku makin kuat, aku bisa merasakan tubuhnya yang bergetar aku mendongkak melihat matanya yang berkaca kaca
"Jennie Sayangku, kau tidak akan pernah tahu dari kapan aku merencanakan kebahagiaan untuk kita, kau tidak akan pernah tahu perasaan terdalamku untukmu, kau tidak akan pernah tahu bagaimana aku berusaha agar aku tidak menyakitimu, aku selalu berusaha membuatmu bertahan berada di sampingku, kau tidak tahu bagaimana bahagianya aku ketika berdekatan denganmu,"
ucapannya membuat darahku berdesir aku berusaha mencari kebohongan di sorot matanya yang selalu ku rindukan tapi aku tidak dapat menemukannya, dia terlalu misterius aku susah mencari kepalsuan dan kebenaran perkataannya

---

My Husband Is A Sengklek! (Jenbin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang